Oleh : Rizkan Abqa, S.M*
Dewasa ini kita saksikan hari-hari berlalu, bulan demi bulan, tahun demi tahun semuanya berjalan begitu cepat, akan tetapi simpanan amal kebaikan kita tidak bertambah banyak.
Kita masih banyak menyianyiakan hidup kita untuk untuk bermain dan melakukan perbuatan sia-sia. Orang-orang banyak melewati waktu yang sangat berharga hanya untuk menikmati permainan yang sifatnya melalaikan, menonton TV, serta kesenangan lainnya.
Sebab, waktu tidak akan bisa terulang. Mereka yang lalai dalam hidupnya akan diliputi penyesalan. Allah SWT berfirman:
Artinya: Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat-menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat-menasihati supaya menetapi kesabaran. (QS. Al Ashr:1-3)
- Manfaatkan hidup sebelum kematian
Perbanyaklah amal selama masa hidup di dunia sebelum datang kematian. Yakni dengan banyak beramal dan ibadah. Allah SWT berfirman:
Artinya :“Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang hari Kiamat; dan Dia-lah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada di dalam rahim. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui apa yang akan dikerjakan besok. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mendalam Pengetahuan-Nya. (QS. Luqman : 34)
Allah SWT sudah memberitahukan kepada kita bahwa orang-orang yang sudah mati meminta supaya mereka dikembalikan ke dunia, ketika mereka tahu betapa berharganya hidup di dunia, Allah SWT berfirman :
Artinya: “(Demikianlah keadaan orang-orang itu), hingga apabila datang kematian kepada seorang dari mereka, dia berkata,”Ya Rabbku, kembalikanlah aku (ke dunia), agar aku berbuat amal yang shalih terhadap yang telah aku tinggalkan”. Sekali-kali tidak! Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkan saja. Dan dihadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan.” (QS. Al-Mukminun: 99- 100)
Semua orang yang melanggar syari’at akan menyesal ketika sakaratulmaut. Mereka meminta ditangguhkan walaupun hanya sesaat untuk mendapatkan kembali apa yang mereka tinggalkan. Satu hal yang mustahil, Semua yang terjadi telah berlalu, tidak akan kembali.
- Memanfaatkan kesehatan sebelum sakit
Kesehatan adalah mahkotanya orang sehat. Kesehatan tidak terlihat nilainya kecuali oleh orang yang sakit. Ketika sakit kita berharap untuk bisa puasa tapi tidak mampu. Berharap bisa shalat sambil berdiri, tapi tidak bisa berdiri.
Berharap bisa berangkat menuju masjid, tapi kedua kaki tidak kuat untuk menyangga badan. Maka kita akan menyesali hari-hari ketika kita masih mampu melakukan semua ibadah, kita lalai saat diberi nikmat sehat untuk memperbanyak amal ibadah dan kebaikan.
- Manfaatkan waktu luang sebelum sempit
Waktu luang adalah nilai yang sangat tinggi yang tidak disadari kecuali oleh orang yang sibuk. Hendaknya kita isi waktu-waktu luang kita dengan amalan-amalan shaleh yang berguna bagi kita sendiri. Sebab di saat sibuk kita akan berharap bisa mempunyai waktu luang untuk membaca Al-Qur’an, buku-buku dan menghadiri pengajian, tapi tidak mendapatkan waktu itu.
Kita pun akan menyesali waktu-waktu yang telah tersia-siakan. jika kita sudah memanfaatkan waktu sehat dan waktu luang untuk taat kepada Allah, lalu kita sakit atau melakukan perjalanan jauh, maka akan dituliskan buat kita pahala seperti pahala amalan yang dilakukan ketika sehat dan luang.
Akan tetapi kebanyakan manusia melalaikan hal itu, bahwa orang rugi secara hakiki adalah orang sehat dan memiliki waktu luang lalu tidak bisa memanfaatkan keduanya. Ibaratnya orang memiliki permata yang sangat mahal lalu ditukar dengan kotoran hewan yang tidak berharga.
Terkadang ada orang yang memiliki badan sehat namun tidak memiliki waktu luang disebabkan oleh pekerjaannya. Terkadang juga ada orang yang kaya tetapi dia sakit. Jika ada orang yang memiliki kedua hal tersebut, lalu dia malas untuk berbuat taat, maka dialah orang yang rugi.
Dunia ini adalah ladang, di sana ada perniagaan yang keberuntungannya akan nampak di akhirat. Barang siapa menggunakan waktu luang dan waktu sehatnya untuk berbuat taat kepada Allah, maka dia adalah orang yang berbahagia. Barang siapa yang menggunakannya untuk berbuat maksiat maka dialah orang yang rugi. Karena waktu luang akan diikuti oleh kesibukan dan sehat akan diiringi oleh sakit.
- Manfaatkan Masa Muda sebelum Tua
Masa muda adalah masa untuk berkarya dan masa berjihad. Masa muda merupakan masa yang sangat berharga seumur hidup. Barang siapa yang memanfaatkan untuk dirinya, dia akan beruntung dan selamat. Dia juga akan berada di bawah naungan Allah SWT ketika tidak ada naungan kecuali naungan-Nya. Barangsiapa menyia-nyiakan masa muda dalam hawa nafsu dan berfoyafoya, maka dia rugi.
Jika dia mati mendadak, niscaya dia akan sangat menyesal. jika ia sudah tua, badannya bungkuk, kakinya lemah, pendengaran dan penglihatannya berkurang, dan dia tidak mampu beramal shalih sebagaimana yang diinginkan. Allah SWT berfirman :
Artinya :Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa”. (QS. Ar Ruum: 54)
Ibnu Katsir mengatakan, “(Dalam ayat ini), Allah SWT menceritakan mengenai fase kehidupan, tahap demi tahap. Awalnya adalah dari tanah, lalu berpindah ke fase nutfah, beralih ke fase ‘alaqoh (segumpal darah), lalu ke fase mudhgoh (segumpal daging), lalu berubah menjadi tulang yang dibalut daging.
Setelah itu ditiupkanlah ruh, kemudian dia keluar dari perut ibunya dalam keadaan lemah, kecil dan tidak begitu kuat. Kemudian si mungil tadi berkembang perlahan-lahan hingga menjadi seorang bocah kecil. Lalu berkembang lagi menjadi seorang pemuda, remaja.
Inilah fase kekuatan setelah sebelumnya berada dalam keadaan lemah. Lalu setelah itu, dia menginjak fase dewasa (usia 30-50 tahun). Setelah itu dia akan melewati fase usia senja, dalam keadaan penuh uban. Inilah fase lemah setelah sebelumnya berada pada fase kuat.
Pada fase inilah berkurangnya semangat dan kekuatan. Juga pada fase ini berkurang sifat lahiriyah maupun batin. Oleh karena itu, Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “kemudian dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban”.
Jadi, usia muda adalah masa fit (semangat) untuk beramal. Oleh karena itu, manfaatkanlah dengan sebaik-baiknya. Janganlah disia-siakan. Jika engkau masih berada di usia muda, maka janganlah katakan, jika berusia tua, baru aku akan beramal.
“Sesungguhnya malam dan siang adalah tempat persinggahan manusia sampai dia berada pada akhir perjalanannya. Jika engkau mampu menyediakan bekal di setiap tempat persinggahanmu, maka lakukanlah. Berakhirnya safar boleh jadi dalam waktu dekat. Namun, perkara akhirat lebih segera daripada itu. Persiapkanlah perjalananmu (menuju negeri akhirat).
Lakukanlah apa yang ingin kau lakukan. Tetapi ingat, kematian itu datangnya tiba-tiba. Jika engkau berada di waktu pagi maka janganlah engkau menunggu sore. Jika engkau berada di waktu sore, janganlah menunda sampai hari esok, gunakan waktu sehatmu untuk mencari bekal di waktu sakit, dan hidupmu untuk mencari bekal di waktu sesudah mati.
- Manfaatkan Masa Kaya Sebelum Miskin
Kekayaan termasuk nikmat Allah. Orang yang diberi kekayaan wajib menyadari karunia Allah kepadanya dan wajib menyadari rahasia karunia ini. oleh karena itu seorang hamba wajib memanfaatkan masa kayanya, menginfakkan sebagian harta yang Allah berikan.
Hendaklah dia betul-betul menghindari sifat bakhil dan sifat menahan karunia Allah. Allah SWT telah berfirman :
Artinya: “Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karunia-Nya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat. Dan kepunyaan Allah-lah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan” (QS. Al Imran : 180)
Imam Ghazali menjelaskan makna dari memanfaatkan masa kaya ini untuk memperbanyak sedekah kepada fakir miskin dengan harta yang dimiliki, sehingga tidak menjadi fakir di dunia dan akhirat nanti.
Wallahu a’lam bish-shawabi.