Arabika Gayo Menjuarai 2021 Indonesia Cup of Excellence

oleh
Wisatawan ngutip kopi Gayo. (foto : Hadi)

Oleh : Maharadi*

Kemarin, Jumat, 17 Desember 2021, menjadi hari yang bersejarah bagi industri kopi Indonesia khususnya arabika.

Tepatnya pukul 14.00 pada hari tersebut, diumumkan pemenang dan hasil lengkap seleksi terhadap tiga puluh enam sample kopi arabika yang lolos ke tahap Penjurian Internasional. Pengumuman diadakan secara daring melalui aplikasi ZOOM (terbatas bagi peserta, panitia, dan pengurus) dan disiarkan live melalui kanal Youtube CupOfExcellenceIndonesia.

Membanggakan namun tak mengejutkan, arabika Gayo milik Dilen Ali Gogo berhasil menjadi juara di tahun pertama pelaksanaan Indonesia Cup of Excellence ini. Kopi yang diproses dengan metode pascapanen honey processed ini mendapatkan nilai akhir 89,28, terbaik di antara lebih dari 150 sample kopi arabika dari seluruh Indonesia yang teregistrasi pada acara ini.

Top 3 lain juga diraih oleh arabika Gayo milik Roberto Bagus Syahputra (washed process dry hulled) dengan nilai akhir 88,89, mengapit kopi milik Ita Rosita (Jawa Barat) di posisi kedua dengan nilai akhir 89,04.

Fakta ini mengukuhkan Gayo, baik secara kuantitas dan kualitas, sebagai backbone alias tulang punggung arabika Indonesia. Prestasi ini merupakan lanjutan dari keberhasilan arabika Gayo yang menjadi juara di Kelas Arabica Natural dan runner-up di Kelas Arabica Washed pada ajang Kontes Kopi Spesialti Indonesia (KKSI) XIII Tahun 2021 yang digelar oleh Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia pada Oktober 2021 lalu.

“Saya jujur, saya bahagia sekali dan bangga. Pas announce nama-nama ini, saya sampai keringetan, saya terharu sekali. Kita dari pihak SCAI ketika lelang di kancah dunia nanti bisa mendapat hasil yang terbaik. Bersama Pak Michael Utama, saya berharap kopi-kopi ini bisa juga mendapat harga penawaran yang paling bagus agar petani-petani bisa menikmati. Dan semoga acaranya nanti bisa lancar dan semuanya sukses,” ucap Daryanto Witarsa, ketua Specialty Coffee Association of Indonesia (Asosiasi Kopi Spesialti Indonesia, AKSI) yang mengumumkan para COE Winner.

Tepat sekali, harapan yang disampaikan oleh Daryanto Witarso tersebut adalah representasi dari apa yang diinginkan oleh para petani, yaitu perbedaan harga yang signifikan. Jika kopi dihargai berdasarkan kualitas seduhannya (price by performance), pembenahan di hulu tentu akan lebih mudah terealisasi.

Pembenahan di tingkat hulu ini merupakan harapan dari semua pihak yang terkait di industri kopi yang sangat kompleks dan complicated ini.

Michael Utama dari COE Indonesia yang mengumumkan National Winner juga mengucapkan selamat dan menyatakan apresisasi kepada semua peserta terutama peserta yang kopinya lolos ke tahap Penjurian Internasional yang telah bersabar menunggu sekian lama.

Michael menambahkan, “Yang belum bisa masuk, tahun depan mari kita mulai lagi, lebih serius lagi. Saya yakin kopi Indonesia bisa (menunjukkan potensi dan bersaing di jajaran kopi-kopi kelas presedensial dunia). Untuk Indonesia!”.

Di penghujung acara, Daryanto menyatakan keberhasilan gelaran pertama ini akan menjamin bahwa gelaran Indonesia Cup of Excellence ini akan berlanjut di tahun berikutnya. Karenanya beliau menekankan kepada peserta agar dapat mempersiapkan kopinya sebaik mungkin.

Pihak SCAI/AKSI dan COE Indonesia siap membantu memberikan arahan dan input yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas acara. Hal tersebut beliau sampaikan karena masih didapati beberapa kopi yang ternyata harus tereliminasi di tahap Penjurian Internasional.

Walau bisa dimaklumi karena masih merupakan acara pertama, namun fakta ini menunjukkan bahwa masih ada peserta yang belum memahami bagaimana mempersiapkan dan menangani kopi yang akan diikutsertakan di kompetisi green bean paling bergengsi di dunia ini.

Untuk memilih yang lolos ke fase internasional, kopi-kopi tersebut dievaluasi di Global Coffee Centers (GCC), yaitu lab kopi di mana juri internasional COE yang berpengalaman memilih kopi yang akan masuk ke lelang Cup of Excellence (Auction) dan Pemenang Nasional (National Winner).

Pada situasi normal, para Juri Internasional datang langsung ke negara penyelenggara, namun pada situasi pandemi Covid-19 ini, semua kopi yang lolos ke fase internasional harus dikirim ke negara GCC. Indonesia termasuk dalam “Team Bourbon”.

Maka kopi dikirim ke perwakilan GCC di Jepang, Korea Selatan, Republik Ceko, Denmark, Amerika Serikat dan Australia. Di antara mereka terdapat nama-nama beken yang terkenal sebagai pemburu kopi presidensial seperti Kentaro Maruyama (Maruyama Coffee Co., Ltd., Jepang) dan cupper dari Wataru & Co., Ltd., Jepang.

Di dalamnya termasuk juga Jooyeon Jeon, wanita paruh baya juara World Barista Championship 2019 yang tergabung di Momos Coffee, Korea Selatan. Terkhusus Gayo, ini merupakan sebuah propoganda yang baik karena ada sembilan arabika Gayo di antara tiga puluh enam arabika Indonesia yang mereka evaluasi.

Jadwal lelang untuk National Winner diadakan pada 24 Januari sampai dengan 4 Februari 2022 dengan harga pembukaan di US$4/lb atau sekitar Rp126.000/kg dengan 82 calon penawar. Sedangkan Cup of Excellence Auction diadakan pada 27 Januari 2022 dimulai pukul 21.00 WIB dengan harga pembukaan kopi dengan nilai akhir 87,00-87,99 adalah US$5/lb atau sekitar Rp158.000/kg, dan 88,00-89,99 sebesar US$6/lb atau sekitar Rp190.000/kg. Sudah ada 112 nama yang terdaftar sebagai calon penawar.

Berikut hasil lengkap 2021 Indonesia Cup of Excellence :

*Petani Kopi Gayo

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.