Kolaborasi Budaya Aceh-Sumedang, Cahaya dari Aceh Pererat Persaudaraan

oleh

SUMEDANG–LintasGAYO.co : Persaudaraan masyarakat Aceh dengan Sumedang sudah terjalin lama. Pengasingan Cut Nyak Dhien oleh penjajah Belanda ke daerah yang tersohor dengan ‘Tahu Sumedang’ itu, seolah menjadi ikatan silaturrahmi yang sangat erat, antara Aceh dengan Sumedang.

Hal tersebut disampaikan oleh Ketua TP PKK Aceh Dyah Erti Idawati, pada acara penutupan peringatan Haul wafatnya Cut Nyak Dien, yang dipusatkan di Gedung Negara Sumedang, Sabtu (20/11/2021) malam. “Mudah-mudahan persaudaraan ini semakin erat. Insya Allah, meski telah wafat sosok Cut Nyak Dhien akan menjadi penghubung silaturrahmi antara masyarakat Aceh dengan Sumedang,” ujar Dyah Erti.

Dalam sambutannya, Dyah Erti juga mengundang masyarakat Sumedang untuk datang ke Aceh menikmati beragam objek wisata dan tentu saja ragam kuliner di Bumi Serambi Mekah. “Kami mengundang masyarakat Sumedang untuk datang ke Aceh merasakan keramahan Peumulia Jame yang artinya memuliakan tamu dari masyarakat Aceh. Banyak objek wisata dan beragam kuliner yang bisa dinikmati di Aceh. Dengan saling mengunjungi Insya Allah silaturrahmi antara kita akan semakin terjalin baik, dan tentu saja dapat memberi imbas positif pada meningkatnya perekonomian di daerah masing-masing, terutama para pelaku UMKM,” kata Dyah berpromosi.

Sementara itu, Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir, menyampaikan apresiasi atas kehadiran Ketua TP PKK Aceh dan masyarakat Aceh di Sumedang, pada peringatan wafatnya Cut Nyak Dhien. “Kami bersyukur dan berterima kasih atas kehadiran Ibu Dyah Erti di Sumedang. Semoga silaturrahmi dan persaudaraan ini terus terjalin, karena hal ini tentu salah satu hal yang diharapkan oleh Cut Nyak Dhien. Mari terus kita tauladani spirit perjuangan beliau untuk terus dijalankan. Mudah-mudahan bisa mempererat hubungan antara masyarakat Aceh dengan Sumedang,” kata Dony.

Dony menegaskan, ikatan persaudaraan Aceh-Sumedang sudah terjalin sejak lama dan seperti saudara kandung, dengan sosok Cut Nyak Dien sebagai Ibunda. “Cut Nyak Dhien datang ke Sumedang merupakan keberkahan dan masyarakat kami saat itu menyambut dengan baik, sehingga masyarakat Sumedang memanggil Cut Nyak Dhien dengan sebutan Ibu Rayu. Beliau bangsawan dari Aceh datang ke Sumedang memberikan pelajaran agama bagi masyarakat Sumedang saat itu,” kata Dony.

Oleh karena itu, sambung Dony, saat Cut Nyak Dhien wafat maka pemerintah kala itu mensejajarkan Cut Nyak Dien sebagai bagian dari keluarga kerajaan. Sehingga tempat peristirahatan terakhir Cut Nyak Dhien di dalam kompleks makam raja-raja Sumedang. “Itu adalah bentuk penghargaan masyarakat Sumedang kala itu kepada sosok Cut Nyak Dhien, yang telah berjihad membela negara Indonesia untuk meraih kemerdekaan. Mudah-mudahan menjadi inspirasi bagi kita semua, khususnya kepada kaum ibu untuk memberikan yang terbaik dalam memajukan Indonesia,” imbuh Dony.

Sementara itu, Raja Paduka Yang Mulia Sri Radya HRI Lukman Soemadisoeria, menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Aceh karena sudah memperingati wafatnya Cut Nyak Dien di Sumedang.
Hadir dalam kegiatan itu, Kepala Dinas Sosial Sumedang Dikdik Sadikin, Kadisparbudpora, Bambang Rianto, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumedang, Hj. Tuti Ruswati, dan Raja Karaton Sumedang Larang Paduka Yang Mulia H.R.I Lukman.

Sementara dari Pemerintah Aceh, hadir Kepala Badan Penghubung Pemerintah Aceh (BPPA), Almuniza Kamal, Ketua Umum Pengurus Pusat Taman Iskandar Muda Surya Darma serta Ketua Kamas Sumedang Yusuf.

[SP]

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.