Luruskan Tauhid Jauhi Syirik

oleh

Oleh : Agung Pangeran Bungsu S.Sos*

Pemahaman tentang nilai-nilai tauhid sudah seharusnya menjadi prioritas dan agenda besar yang harus selesai dipahami maupun diimplementasikan seorang mukmin dalam kehidupannya. Sebab tanpa tauhid yang lurus bahkan sebuah amalan kebaikan juga akan tertolak dan bernial sia-sia di mata Allah ta’ala.

Bagi orang tua sendiri agenda besar yang sudah seharusnya selesai ditanamkan kepada anandanya sebelum memberikan pemahaman yang lainnya adalah dengan menanamkan nilai-nilai tauhid, karena ini merupakan tanggung jawab besar orang tua.

Hal ini sejalan dengan sabda nabi Shallallahu Alaihi Wasallam

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا مِنْ مَوْلُودٍ إِلَّا يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ وَيُنَصِّرَانِهِ وَيُشَرِّكَانِهِ

Dari Abu Hurairah dia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tidaklah seorang bayi yang dilahirkan melainkan dalam keadaan fitrah, maka bapaknyalah yang menjadikannya Yahudi, atau Nasrani atau Musyrik.” (Hr. Muslim Hadits No.4805)

Dengan demikian pertanyaan yang utama bagi orang tua apakah perihal tauhid telah menjadi prioritas dalam mendidik generasi yang akan membangun agama ini di masa depan. Mungkin saja hal ini sempat terlupakan bahkan terabaikan karena sibuk mengumpulkan harta.

Berangkat pagi pulang sudah petang, yang sejatinya tidak akan menjamin dan menjadi tolak ukur kebahagiaan dalam keluarga. Kalaulah sekiranya dalam satu hari Allah ta’ala memberikan waktu lebih dari 24 jam bahkan 30 jam sekalipun, maka waktu sebanyak itu pula tidak akan mampu memuaskan hasrat manusia untuk mengumpulkan harta.

Tentu saja sebagai orang tua yang bijak, haruslah mampu menyeimbangkan antara perkara dunia dan akhirat. Kapan waktunya mengajarkan ilmu agama, kapan waktu yang tepat mengajarkan kehidupan hingga yang terpenting agar bekal tauhid yang didapatkan dari orang tuanya dapat menyelamatkannya pada hari perhitungan kelak yaitu yaumul mizan.

Pemandangan yang sungguh mencengangkan akhir-akhir ini adalah demi popularitas seseorang tidak sungkan melakukan perbuatan yang menyelisihi tauhid. Mempermainkan tauhid sebagai bahan candaan dan tertawaan lewat aplikasi yang sejatinya bersifat semu dan sementara.

Langit ….. bisakah engkau turunkan …… dan lain sebagainya sebagai bahan candaan yang tidak berguna. Hal ini tentu saja menyimpang dari pemahaman Islam yang sesungguhnya. Karena Allah ta’ala adalah satu-satunya dzat yang mengatur kehidupan ini, mengatur kehidupan sebelum kehidupan ini dan juga mengatur kehidupan setelah kehidupan ini.

Lantas siapakah yang bertanggung jawab atas hal ini, dimanakah peran orang tua sebagai madrasatul ula bagi anaknya. Bahkan perkara yang lebih menyedihkan, hal yang menyelisihi syariat ini dilakukan oleh orang-orang yang secara umur sudah dewasa. Semoga Allah ta’ala melindungi kita dan keluarga kita dari dosa syirik.

Marilah kita meneladani sosok pilihan yang namanya diabadikan oleh Allah ta’ala dalam Al-Quran yaitu Lukman. Sosok pendidik ulung yang memberikan pemahaman yang lurus pada anaknya akan pentingnya tauhid dan menjauhkan dosa syirik.

Semoga kita semua mampu menjadi keluarga Lukman pada hari ini yang senantiasa memegang teguh prinsip tauhid dan berupaya menjauhkan diri dan keluarga kita dari kesyirikan.

Wallahu a’lam bish shawab. (*)

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.