Bade ari Bintang, Sang Putera Tari Indonesia 2021

oleh

BADE Kurniawan atau yang akrab dengan nama Bade Arrasid  merupakan seorang anak kembar yang terlahir dari pasangan bapak M.Rasid (Alm) dan ibu Basyariah (Alm) pada tanggal 03 Maret 1998 di Bintang, Aceh Tengah, Aceh.

Anak yang kerap di sapa Ucak oleh keluarganya ini merupakan anak bungsu dari sepuluh bersaudara.

Riwayat pendidikan Bade Arrasid dimulai dengan memasuki SD N 3 Bintang kemudian melanjutkan ke SMP N 9 Takengon dan SMAN 7 Takengon yang ketiga-tiga sekolah tersebut terletak di Bintang, tanah kelahirannya sendiri.

Bade merupakan seorang pelaku seni, jiwa berkesenian Bade sebenarnya sudah turun dari ayahnya.

Mulai berkesenian sejak duduk di bangku SD dengan menari dan menyanyi.

Pada tahun 2013 Bade pernah meraih  posisi dua pada ajang lomba Fourta Exporgion cabang lomba vokal Solo se Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah  yang diadakan di SMAN 4 Takengon, Aceh Tengah.

Hingga pada tahun 2017 Bade tercatat sebagai mahasiswa di Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Aceh dengan program studi Seni Tari.

Semenjak itu, penari berumur 23  tahun ini kemudian sering  mengikuti beberapa kegiatan seni seperti penari pada Festival Kesenian Indonesia (FKI) X yang dilaksanakan di Surabaya.

Terlibat sebagai penari di Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) ke cabang lomba tari kreasi bersama sanggar Geunaseh Aceh yang dilaksanakan di Banda Aceh dan memperoleh posisi pertama dibawah asuhan koregrafer Fitra Airiansyah.

Berikutnya penari pada kegiatan Pekan Seni Mahasiswa Daerah (PEKSIMIDA) Aceh yang dilaksanakan di kampus Unsyiah dengan memperoleh posisi kedua.

Berikutnya turut serta di ajang Muara Festival bersama Ariol Dance Theatre yang dilaksanakan di Singapura. 

Sebagai penari Ariol Dance Theatre dalam Festival Seni Aceh yang dilaksanakan di Banda Aceh dengan memperoleh posisi pertama.

Bade juga pernah ikut dalam Hibah seni Kelola pada tahun 2019 dengan Sabri Gusmail sebagai koreografernya. Ikut menjadi penari dalam ajang Solo Internasional Performing Art (SIPA) 2019.

Sebagai penari mewakili delegasi Sulawesi  dalam acara Internasional Percussion bersama Kana Art Institut dan  peraih hibah tari tunggal FKSA kategori A pada tahun 2020.

Selain itu Bade juga pernah beberapa kali tergabung sebagai aktor dalam pertunjukan teater dan baru-baru ini mendapat posisi dua dalam ajang Peagent yang berkaitan dengan tari yaitu pemilihan Putera Puteri Tari Indonesia tahun 2021 yang diadakan di NTT.

Lalu, dari sederet prestasi, yang mana paling membanggakan bagi Bade ?

Untuk saat ini Bade paling bangga dengan sebagai juara 2 di ajang pemilihan Putera Tari Indonesia 2021.

Pasalnya, ikut mendaftar awalnya hanya iseng. Namun ternyata berhasil lolos. Soalnya dari Aceh belum ada perwakilan. Dan acaranya diadakan di NTT, proses karantina online itu sekitar dua bulan dan karantina offline itu ada 5 hari di NTT, tepatnya di Maumere,

Nah, persoalan pendanaan menjadi kendala utama. Tidak kehilangan akal, Bade berikhtiar bergerilya ke beberapa dinas yang ada di Aceh, mengajukan proposal dukungan dana keberangkatan ke NTT. Tapi hasilnya nihil, malah uang Bade habis biaya kesana kemari.

Akhirnya ada dana dukungan dari Balai Pelestarian Nilai Budaya (BNPB) Aceh untuk sewa baju tradisional modifikasi dan dukungan tiket Pulang Pergi (PP).

Banyak pengalaman berharga mengikuti event ini. Saling berkenalan dan berbagi informasi sesama peserta daei seluruh Indonesia. Tentu saja fokusnya ke bidang seni budaya tradisi.

Saat karantina Bade lebih fokus ke diri sendiri karena orang lain berangkat dengan official nya masing-masing. Sedangkan Bade hanya berangkat berdua dengan rekannya yang puteri tari dari Aceh.

“Dengan segala persiapan disana kami mandiri sedangkan delegasi lain banyak yang bawa tim untuk membantu,” kenang Bade yang hanya bisa menyaksikan rekan sekaligus rival dari provinsi lain yang sudah lebih siap berkompetesi.

Minimnya persiapan teknis juga dana tak menyurutkan nyali Bade, penuh percaya diri hingga mengantarkannya berhasil sebagai Juara 2 di ajang tersebut.

Tentu bisa dibayangkan betapa kagetnya saat namanya disebutkan sebagai salah seorang yang terbaik.

Cumlaude

Begitu padat aktivitasnya sebagai penari, tentu saja waktu Bade mengikuti mata kuliah agak terganggu, namun Indek Prestasi Komulatif (IPK) Bade sejauh ini baik-baik saja, Bahkan Bade berhasil menyandang gelar S.Sn (Sarjana Seni) dengan predikat Cumlaude yang baru saja di selesaikan nya pada bulan Agustus 2021 lalu.

Selaku anak Gayo, tentu Bade tak lupa tarian Gayo dan mengenalkannya dalam setiap ada kesempatan, tidak hanya tarian tapi Bade juga selalu mengaitkan seni, budaya dan tradisi Gayo di setiap karya-karya yang dihasilkannya, hal ini karena Bade menyadari bahwa seni tradisi Gayo merupakan dasar yang menjembatani Bade untuk meraih segala hal yang diimpikannya dan hal tersebut merupakan warisan yang harus dijaga.

Lalu apa keinginan Bade setelah menyelesaikan kuliahnya?

Bade ingin melanjutkan pendidikannya ke jenjang S2, namun jenjang tersebut merupakan jenjang pendidikan yang bukan main-main. Butuh banyak biaya untuk menempuh pendidikan S2 tersebut.

Saat ini, Bade lebih memilih melakukan kegiatan berkesenian sambil mengulik info tentang beasiswa, sehingga dapat mengantarkannya ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi sebagaimana keinginannya.

Yatim Piatu

Indahnya hidup dalam asuhan ibu hanya bisa dinikmati Bade hingga umur 2,5 tahun, sang ibu meninggal dunia di tahun 2001.

Peran ibu diambil sang ayah dibantu sang kakak hingga tahun 2019 saat ayah juga dipanggil Yang Maha Kuasa.

Tetap semangat Bade, koreografer Alm Ibrahim Kadir, juga yang kekinian Ana Kobat dan semua senior serta pendahulu akan sangat bangga dengan kehadiranmu. Seperti halnya Ibu Nurdiana sang pelestari Keni Gayo sangat terharu dan gembira saat punya penerus Husni dari Toweren.

Kehadiranmu juga membuat seni Gayo kian mendunia setelah sebelumnya Faul Lida yang mempopulerkan Guk Gayo di pentas Liga Dangdut Indosiar.

Jadilah Bintang seperti nama Kampung asalmu yang indah menawan di timur Danau Lut Tawar. [Kh]

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.