Aceh Percepat Vaksinasi Covid-19 Agar Herd Immunity Segera Terbentuk

oleh

Hampir dua tahun ini, masyarakat dunia tak terkecuali Indonesia dihadapkan dengan pandemi Covid-19. Berbagai upaya sudah dilakukan oleh pemerintah, mengatasai lonjakan kasus Covid-19.

Kini upaya Pemerintah tertuju kepada vaksinasi Covid-19. Di Aceh minsalnya, progress vaksinasi dari hari ke hari terus menunjukkan angka yang menggembirakan.

Betapa tidak, vaksinasi menjadi salah satu upaya untuk mencapai herd immunity (kekebalan kelompok), agar pandemi ini dapat segera berakhir dan mastarakat bisa kembali hidup normal.

Cakupan Vaksinasi di Aceh

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Aceh, Saifullah Abdul Gani yang akrab disapa SAG beberapa waktu lalu mengatakan, di Aceh cakupan vaksinasi terendah saat ini berada di Kabupaten Aceh Utara.

“Aceh Utara untuk sementara menjadi juru kunci cakupan vaksinasi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) di Aceh. Cakupan vaksinasi dosis I bagi semua kelompok sasaran baru mencapai 16,1 persen, atau 73.888 orang dari total sasaran sebanyak 458.608 orang, Sedangkan vaksinasi dosis II baru diberikan kepada 33.832 orang, atau 7,4 persen,” katanya.

“Menurut data per 17 Oktober 2021 cakupan vaksinasi Covid-19 di Aceh Utara masih paling rendah dibandingkan kabupaten/kota lainnya, baik cakupan dosis I maupun dosis II,” tambahnya.

Ia menjelaskan, Kota Banda Aceh masih memimpin cakupan vaksinasi Covid-19. Penduduk Banda Aceh yang telah mendapatkan vaksinasi dosis I sebanyak 145.191 orang, atau 76,3 persen dari total sasaran yang mencapai 190.289 orang. Penduduk yang telah menuntaskan vaksinasi dosis II sudah sebanyak 95.316 orang atau 50,1 persen.

Kemudian ia menguraikan cakupan vaksinasi dosis I menurut kabupaten/kota, mulai yang paling tinggi hingga yang paling rendah. Menyusul Banda Aceh, katanya, Gayo Lues. Cakupan vaksinasi di Gayo Lues sekitar 39,3 persen, Bener Meriah 39 persen,  dan Langsa  38,7 persen.

Selanjutnya Aceh Tengah 37,8 persen, Simeulue 35,4 persen, dan Lhokseumawe 35,2 persen, Sabang 34,8 persen, Aceh Singkil 34,1 persen, Aceh Tamiang 33,7 persen, Aceh Tenggara 32,3 persen, Aceh Barat Daya 31,8 persen, Pidie Jaya 28,3 persen, dan Nagan Raya 28,1 persen.

Lebih lanjut Subulussalam 25,6 persen, Aceh Selatan 24,4 persen, dan Aceh Timur 21,7 persen, Aceh Barat 21,4 persen, Aceh Jaya 21 persen, Bireuen 19,8 persen, Aceh Besar 18, persen, Pidie 17,6 persen, dan di posisi kunci Aceh Utara, dengan cakupan dosis I baru  sekitar 16,1 persen, tambahnya.

Sementara itu, lanjutnya, cakupan vaksinasi Covid-19 secara keseluruhan Aceh saat ini sudah mencapai 28,1 persen, atau 1.130.938 orang dari total sasaran sebanyak 4.028.891. Sedangkan vaksnasi dosis II Aceh sudah sekitar 14,3 persen, atau 577.153 orang. Progers vaksinasi Aceh akan meningkat apabila vaksinasi di kabupaten/kota sukses, katanya.

“Cakupan vaksinasi Covid-19 Aceh sangat tergantung pada progres vaksinasi yang berjalan seluruh kabupaten/kota,” tuturnya.

Vaksin Pfizer Masuk Aceh

Selian itu, SAG menambahkan, pilihan vaksin pencegah Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) kian beragam di Aceh. Selain Sinovac dan Moderna yang digunakan sebelumnya, kini vaksin Pfizer mulai meramaikan vaksinasi Covid-19.

“Koordinator vaksinasi massal Pemerintah Aceh, dr Iman Murahman mengabarkan vaksin Pfizer mulai ditawarkan kepada masyarakat yang ikut vaksinasi massal di Banda Aceh Convetion Hall hari ini,” katanya, Jum’at 22 Oktober 2021.

Ia menjelaskan, vaksin yang memiliki merk dagang Comirnaty itu merupakan hasil kerja sama perusahaan bioteknologi Jerman, BioNTech dengan perusahaan farmasi Amerika Serikat, Pfizer. Keduanya sepakat memproduksi vaksin jenis messenger RNA (mRNA) tanpa komponen virus SARS-CoV-2, sebagaimana vaksin Moderna.

Vaksin mRNA, lanjut SAG, bekerja dengan cara mengirim pesan kepada sistem sel untuk membentuk protein unik bagi virus corona (SARS-CoV-2) sehingga memicu respon kekebalan di dalam tubuh terhadap penyakit Covid-19. Hasil uji klinis tahap III membuktikan vaksin Pfizer memiliki efikasi mencapai 95 persen, jelasnya.

Kemudian SAG mengatakan, vaksin Pfizer diberikan dua dosis dengan jeda 21 hari antara suntikan dosis I dengan dosis II. Selain anak usia di bawah 12 tahun,  semua golongan umur dapat menerima vaksin Pfizer untuk imunitas tubuhnya dari serangan virus corona, dengan catatan belum menerima vaksin Sinovac maupun vaksi Moderna.

Penderita komorbid, seperti hipertensi, asma, diabetes, dan penyakit infeksi yang terkontrol dapat diberikan vaksin Pfizer sesuai kartu kendali medis. Begitu juga penderita penyakit penyerta yang berisiko tinggi apabila terinfeksi virus corona. Vaksinasi bagi penderita komorbid dan memiliki risiko tinggi itu tentu melalui skrining yang ketat, katanya.

Selanjutnya ia mengatakan, vaksin Pfizer juga dapat diberikan kepada wanita hamil dan menyusui. Khusus wanita hamil, dapat memilih vaksin Pfizer apabila usia kehamilannya sudah memasuki trismester II. Sedangkan para penyintas Covid-19 yang ingin divaksinasi dengan Pfizer, harus menunggu tiga bulan, setelah dinyatakan sembuh dari Covid-19.

Menurut referensi, belum ada kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) yang terbilang fatal akibat divaksinasi dengan Pfizer. Efek samping vaksin ini umumnya sakit kepala, nyeri persendian, nyeri otot, nyeri atau bengkak pada bekas suntikan, kelelahan, demam, dan meninggal. KIPI serupa juga ditemukan pada jenis vaksin lainnya.

“Vaksin Pfizer terbukti aman dan ampuh membentuk kekebalan tubuh dari ancaman virus corona. Kehadirannya hendaknya dapat lebih menyemarakkan vaksinasi Covid-19 di Aceh,” ujar SAG.

Vaksinasi Sukses, Herd Immunity Segera Tercapai

Sementara itu, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kabupaten Aceh Tengah, dr. Yunasri, M.Kes mengatakan, progress vaksinasi sangat tergantung terhadap pencapaian herd immunity.

Pria yang juga menjabat Plt Kepala Dinas Aceh Tengah dan Jubir Satgas Penanganan Covid-19 di kabupaten berhawa dingin itu menambahkan, vaksinasi saat ini di Aceh Tengah terus digenjot.

“Sejauh ini, cakupan vaksinasi kita sudah diatas angka 37 persen lebih untuk dosis 1 atau setara dengan 60 ribu lebih penduduk, sementara untuk dosis II sudah mencapai 19,7 persen atau setara dengan 32 ribu lebih penduduk. Sementara untuk vaksin remaja 12-17 tahun kita sudah mencapai 48,8 persen atau setara dengan 11.471 orang ,” terangnya.

Menurutnya lagi, tingkat kesembuhan Covid-19 di Aceh Tengah juga telah melampaui angka nasional yakni sebesar 93,3 persen.

Meski saat ini di Aceh umumnya dan Aceh Tengah secara khusus belum ada prosentase vaksinasi yang mencapai diatas 75 persen, Yunasri yakin dalam tahun ini angka tersebut dapat tercapai.

“Karena apa, angka 75 persen itu baru herd immunity dapat terbentuk. Oleh sebab itu, kita saat ini mengerahkan segala daya dan upaya agar masyarakat mau untuk divaksin,” tegasnya.

Ayo Vaksin

Yunasri juga mengajak seluruh lapisan masyarakat Aceh untuk mau divaksin covid-19, apapun jenis vaksinnya.

Ia mengatakan, vaksinasi menjadi salah satu cara untuk membentuk herd immunity dan menjadikan kehidupan kembali normal.

Ia juga tak lupa mengajak, masyarakat untuk tidak lengah terhadap prokes. Meski, sejauh ini kasus Covid-19 di Aceh umumnya turun drastis.

“Ayo jaga prokes dan ayo vaksin, apabila sudah mencapai herd immunity kita bisa beraktivitas seperti semula, jika ini belum tercapai, maka pembatasan-pembatasan kegiatan harus tetap dilakukan. Kita semua tentunya inginkan kehidupan normal kembali,” tandas Yunasri.

[Darmawan Masri]

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.