Selaras antara Perkataan dan Perbuatan

oleh

Catatan : Mahbub Fauzie*

Memberikan contoh yang baik melalui perilaku dan perbuatan dalam upaya dakwah dan pendidikan merupakan keniscayaan bagi para orangtua. Baik ayah ibu di rumah tangga atau keluarga, bapak dan ibu guru di sekolah atau madrasah, para alim ulama, tokoh agama dan tokoh masyarakat dan pemerintahan di lingkungannya.

Aksi dan aktifitas nyata suatu kebaikan dalam keseharian lebih jelas terlihat dan mudah ditiru oleh siapapun, ketimbang tutur kata ucap apalagi omong doang yang terkadang membosankan. “Lisaanul hal afshahu min lisaanil maqal, bahasa perbuatan lebih jelas daripada bahasa kata-kata,” demikian ungkapan hikmah yang sering diperdengarkan.

Efektifitas dakwah dan tarbiyah (pendidikan) tentunya berhubungan dengan kata-kata mutiara tersebut. Karena itu, perlu kiranya para orangtua di keluarga, para guru di sekolah, da’i dan mubaligh atau para ulama dan umara di tengah-tengah umat dan masyarakatnya memperhatikan hal yang sangat penting itu.

Anak-anak akan selalu melihat, memperhatikan dan merekam apa yang terlihat dalam keseharian di lingkungan keluarga. Sosok ayah dan ibu di rumah, tanpa mereka sadari akan tersimpan dalam benak anak-anaknya apapun yang terlihat di diperhatikannya. Baik dalam hal bekerja, beribadah dan lainnya.

Demikian juga, penampilan para guru di sekolah (termasuk ketika di lingkungan luar sekolah), apa yang terlihat oleh para murid dan anak didiknya, disadari atau tidak juga bisa menjadi perhatian murid dan anak didik tersebut. Begitu juga para da’i dan mubaligh atau ulama serta umara (pemimpin pemerintahan), umat dan masyarakat juga sangat memperhatikan.

Karena itu, sudah seharusnya menjadi kesadaran siapapun. Jika ingin peran sosialnya terejawantah bisa menjadi contoh dan teladan di lingkungannya harus memperhatikan tentang apa yang seharusnya bisa dia tunjukkan dari perbuatannya. Seiring sejalan, antara ucapan dan tindakan harus sinergis, kait bertaut dan tidak berurai cerai.

Jangan sampai komunitas di lingkungannya akan berpandangan bahwa antara ucapan dan perbuatan tidak singkron, justru bertabrakan. Idealnya dalam ucapannya begitu, realitas perbuatannya malah sebegitunya! Lain cakap, lain pula buat.

Dalam aktifitas dakwah dan pendidikan harus ada keselarasan antara ucapan dan tindakan yang dilakukan dan diperlihatkan oleh para pelaku dakwah dan pelaku pendidikan. Baik aktifitas itu di keluarga, sekolah, maupun lingkungan masyarakat.

Kesadaran tentang adanya keselarasan antara ucapan dan perbuatan yang musti dibangun dalam dakwah dan pendidikan tentu tidak terlepas dari apa yang dimaksudkan oleh pesan samawi yang termaktub dalam kitab suci Al-Qur’anul Karim.

Firman Allah dalam surat Ash-Shaf ayat 2-3. Di situ, Allah mengemukakan sebuah pertanyaan retoris, “Wahai orang-orang beriman, mengapa kalian mengatakan sesuatu yang tidak kalian kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kalian mengatakan apa-apa yang tidak kalian kerjakan.”(QS. Ash-Shaff [61]: 2-3)

Di dalam keluarga misalnya, orangtua baik ayah atau ibu harus memberikan contoh terbaik kepada anak-anak dan anggota keluarganya. Suami memberi contoh kepada isterinya atau sebaliknya. Jika hal demikian terbangun, maka upaya saling menjaga juga akan menjadi benteng kokohya rumah tangga.

Ketika masing-masing bisa menjadi contoh yang baik, kesesuaian apa yang diperbuat dengan yang diucapkan sinkron; maka diniscayakan kesepahaman dalam keluarga akan terbangun kokoh. Saling menjaga satu dengan yang lainnya, saling menguatkan dan mengokohkan.

Walhasil, komitmen bersama mengejawantahkan pesan samawi dalam kitab suci Al-Qur’an untuk menjaga diri dan keluarga dari ‘ancaman api neraka’ juga akan menjadi kesadaran bersama.

Firman Allah Swt: “Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari siksa api neraka…” (QS. At-Tahrim[66]: 6). Dari keluarga dimulai, selanjutnya di lingkungan yang lebih luas lagi.

Karena itu, siapapun kita, marilah dalam upaya menyeru dan mengajak sesama kepada kebaikan, sepakat untuk menyesuaikan apa yang diucapkan dengan yang dilakukan. Selaras antara perkataan dan perbuatan. Insya Allah. []

*Penghulu Madya & Kepala KUA Kecamatan Pegasing Kabupaten Aceh Tengah

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.