Menulis Itu Mudah, Belajar dari Facebook (2)

oleh

Catatan: Mahbub Fauzie*

Menulis itu sebenarnya pekerjaan mudah. Untuk bisa menulis, harus mau dan tidak alergi membaca. Maka menulis merupakan pekerjaan yang tidak sulit-sulit amat. Sekadar menulis, siapapun bisa melakukan. Cobalah lihat dan perhatikan, pada media sosial (medsos) semisal di beranda facebook, selain foto atau gambar pasti selalu ada tulisan dalam setiap status akun facebook pemiliknya.

Pada setiap status pemilik akun kebanyakan ada tulisan. Panjang atau pendek, sesuai dengan apa yang dipikirkan. Apakah yang anda pikirkan? Pertanyaan facebook inilah yang mungkin menjadi pemicu utama menulis sesuatu di status facebooknya. Ada yang sekadar curahan hati (curhat), nasehat, atau apapun tergantung niatan pemilik akun tersebut.

Kalau menulis di status facebook begitu mudah, maka itulah jawaban sederhana bahwa menulis itu mudah! Tinggal bagaimana agar tulisan dalam status facebook kita arahkan niatnya dari awal supaya tidak sekadar iseng atau hiburan saja. Kita coba untuk menjadikan tulisan-tulisan di facebook sebagai sesuatu yang lebih bermanfaat.

Jikamana dalam menggunakan medsos pada awalnya adalah sekadar hiburan; maka ada baiknya medsos semacam facebook dijadikan media untuk belajar menulis secara serius. Ya, serius dalam menuangkan ide-ide atau gagasan. Apa yang dilihat, yang didengar, yang diperhatikan di sekitar kita bisa dijadikan inspirasi untuk ditulis.

Fenomena sosial atau persoalan yang terjadi di sekitar kita bisa kita sikapi dengan membuat tulisan serius. Satu atau dua paragraf pada awalnya kita coba, kemudian bolehlah dipanjangkan sesuai kemauan dan kemampuan kita.

Agar tulisannya benar-benar serius, bolehlah kita mencoba berliterasi. Paling tidak mau membaca tulisan-tulisan di status teman-teman facebook kita. Kita tidak perlu alergi membaca status teman-teman kita yang kebetulan ada dalam daftar pertemanan facebook kita.

Justru dengan membaca serius tulisan-tulisan serius yang ditulis oleh teman-teman kita yang serius, berarti kita sudah memapankan diri untuk serius belajar menulis yang serius. Sengaja kata “serius” ini kita tulis berulang dengan serius agar kita mau belajar serius menulis yang serius!

Perhatikanlah teman-teman kita dalam daftar pertemanan di facebook. Teman saya, terutama para senior, baik yang berlatar belakang akademisi, aktifis, kalangan profesi dan sebagainya; banyak yang secara serius dan konsisten menjadikan beranda status facebooknya sebagai media menyampaikan ide-ide dan gagasannya.

Ide-ide dan gagasannya ditulis sedemikian rupa, secara bersambung dari tema pertema yang jika kita berkenan membacanya adalah sesuatu yang sangat penting. Baik sebagai pelajaran, sebagai ilmu pengetahuan, sebagai nasehat atau sebagai inspirasi bagi kita yang mau membacanya.

Misalnya senior kita yang aktif di facebook yang dengan konsistensinya membuat tulisan-tulisan inspiratif, (mohon izin saya sebutkan namanya) yaitu Bapak Sri Suyanta Harsa dengan muhasabah hariannya; Ustadz Roni Haldi dengan ulasan kisah dan hikmahnya; Tgk Johansyah dengan rilis gagasan beliau dan rakannya serta translite terjemahannya; Bang Fauzan Azima dengan tulisan-tulisan ‘cerpen’ cerdasnya. Dan masih banyak lagi yang lainnya.

Dari para senior itu kita bisa belajar, bahwa facebook bisa menjadi media belajar untuk menulis. Siapapun kita, profesi apapun kita. Melalui facebook tulislah ide dan gagasan. Setidaknya petuah-petuah bermanfaat.

Sembari berhibur diri dengan medsos, bisa berbagi kebaikan. Ketimbang curhatan-curhatan lebay yang maluin diri dibaca banyak orang.

Apalagi jika profesi yang melekat ada amanah untuk memberi layanan kebaikan. Maka, menulis bisa dilakukan. Bisa sebagai ilmu, bisa menguatkan kapasitas kompetensi profesi. Semisal dosen, guru, penyuluh agama atau penghulu. InsyaAllah.

*alfakir yang hobi menulis dan masih harus banyak belajar untuk menulis.

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.