Tulislah, Kendatipun Satu Dua Paragraf Tapi Bermanfaat (1)

oleh

Catatan : Mahbub Fauzie*

Nasehat bijak yang menjadi judul catatan ini saya kutip dari satu di antara beberapa pesan dan harapan penting yang disampaikan oleh H Saidi B S.Ag Kepala Kantor Kementerian Agama (Kankemenag) Kabupaten Aceh Tengah.

Petuah singkat dan padat itu diungkapkan Pak Haji Saidi Bentara dalam kesempatan sambutannya pada acara pembukaan kegiatan pembinaan karya tulis ilmiah bagi Penghulu dalam lingkungan kantor yang dipimpinya, di Aula Kankemenag setempat pada Kamis, 19 Agustus 2021.

Dimafhumi, bahwa suasana era digital seperti yang dirasakan sekarang ini, menuntut semua pihak pengguna untuk bisa bersikap bijak dan arif. Tidak boleh cuek dan masa bodo dengan pembiaran media sosial (medsos) liar begitu saja.

Dimaklumi juga bahwa media sosial semacam facebook, instagram, twitter dan lain-lain disamping sebagai media hiburan, sangat mungkin jikamana dimanfaatkan dalam hal berbagi dan mendapatkan informasi kebaikan, termasuk ilmu pengetahuan.

Oleh karena itu, tidaklah bijak dan arif sekiranya ada pembiaran terhadap fenomena merajalelanya medsos liar. Tanpa kendali dengan informasi-informasi yang jauh dari manfaat bahkan merusak sendi-sendi tatanan masyarakat digital itu sendiri.

Menyikapi medsos liar, dibutuhkan pihak-pihak untuk peduli agar ambil peran, tidak terkecuali para pegiat dakwah, para tokoh agama, termasuk penghulu dan penyuluh agama. Semua itu suatu keharusan seiring upaya menyikapi kemajuan era informasi dan teknologi industri 4.0

Tulislah satu atau dua paragraf dalam medsos semisal di status facebook. Tulislah petuah-petuah bermanfaat, seperti petuah agama misalnya. Walau sederhana, upaya itu akan sangat baik sekali dilakukan ketimbang menulis sesuatu yang kurang bermanfaat di medsos, agar medsos tidak liar.

Media online mainstream atau media online arus utama yang banyak di sekitar kita, yang menyediakan rubrik-rubrik untuk menulis hendaknya bisa dimanfaatkan sebagai media menyampaikan ide dan gagasan positif bagi siapapun, tidak terkecuali penghulu.

Di sela-sela kesibukannya sebagai aparatur sipil negara, sesuai tugas pokok dan fungsi. Profesionalitas penghulu perlu didukung dengan peningkatan kompetensi. Karena selain juru nikah, penghulu juga dituntut untuk bisa menjadi juru tulis.

Tidaklah ada alasan bagi semua kita untuk tidak memulai. Memulai untuk peduli melakukan hal-hal terbaik dalam setiap kesempatan luang kita. Kemauan adalah hal yang utama. Kemauan untuk memulai menulis.

Kepala Kankemenag Aceh Tengah, H Saidi sangat mengharapkan, penghulu yang di tengah-tengah masyarakat sering menyampaikan khutbah jumat, khutbah nikah atau ceramah. Tentu ada konsep-konsep penyampaian petuah-petuah agama secara lisan yang disampaikan. Hendaknya bisa dituangkan dalam bentuk tulisan di suatu media atau atau bahkan buku.

Kalau dalam bentuk lisan seperti khutbah jumat, khutbah nikah atau ceramah, tentunya hanya didengar dan diakses sebatas masa dan komunitas tertentu saja. Tapi kalau ditulis, baik di media atau dalam bentuk buku, maka akan bisa terseimpan dan dibaca oleh siapapun dan kapanpun.

Fenomena-fenomena sosial yang terjadi di lapangan, persoalan-persoalan yang dihadapi tentu bisa menjadi inspirasi untuk dikaji, dianalisis dan kemudian muncul ide adan gagasan. Tuangkan dalam bentuk tulisan. Baik di Lintasgayo.co dan media online lainnya, atau di website milik Kemenag.

“Peningkatan kompetensi bagi ASN Kemenag khususnya Penghulu merupakan sebuah keharusan untuk dilakukan. Hal tersebut merupakan perwujudan dari salah satu visi misi Kementerian Agama yaitu menjadikan ASN yang profesional,” Ungkap Pak Kakankemenag.

Terkait dengan kegiatan pembinaan karya tulis ilmiah bagi penghulu di lingkungan Kankemenag Kabupaten Aceh Tengah, yang diadakan oleh seksi Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam, tentu dimaksudkan untuk memberikan pembekalan bagi para penghulu untuk mengasah kemampuannya dalam bidang tulis menulis.

Tujuan kegiatan pembinaan karya tulis tersebut, sebagaimana dikatakan oleh Kasi Bimas Ahmad Marjan, S.Ag, diharapkan ke depan banyak penghulu yang mau menulis. Membuat karya tulis ilmiah atau tulisan-tulisan yang ada hubungannya dengan kepenghuluan dan hukum Islam sesuai ranah penghulu. Juga tulisan-tulisan keagamaan. Bisa termuat di media massa atau di media online.

Karena itu, pemateri dalam kegiatan pembinaan ini sengaja melibatkan unsur jurnalis dari Media On Line Lintas Gayo.co dan akdemisi dari perguruan tinggi. Demikian kata Ahmad Marjan, sembari menyebut nama pemateri yaitu Darmawan Masri jurnalis dan pemimpin redaksi LintasGayo.co dan Rizkan Fahmi, S.Pi, M.Si salah seorang Dosen di Universitas Gajah Putih.

Sementara itu, selain Kakankemenag mengharapkan adanya budaya menulis sebagai tindaklanjut dari kegiatan pembinaan tersebut di kalangan penghulu, perlu juga diingat tentang tugas pokok fungsi Kantor Urusan Agama (KUA) sesuai Peraturan Menteri Agama (PMA) Nomor 34 Tahun 2016.

Sesuai dengan Peraturan Menteri Agama (PMA) Nomor 34 Tahun 2016, setidaknya ada 10 (Sepuluh) tugas dan fungsi KUA Kecamatan, beberapa di antaranya adalah melaksanakan layanan pernikahan, bimbingan keluarga sakinah, bimbingan kemasjidan, zakat wakaf dan penerangan agama Islam serta manasik haji reguler.

Nah, karena seorang penghulu merupakan bagian dari KUA harus peduli ambil peran dalam hal-hal itu, selain melaksanakan penerangan agama Islam, baik informasi dan bimbingan tentang pernikahan dan lainnya melalui lisan atau tatap muka terhadap warga dan masyarakat, kegiatan penyampaian informasi dan penyuluhan juga bisa dilakukan melalui tulisan di media massa.

Menyampaikan penyuluhan tentang pernikahan, keluarga sakinah, kemasjidan, zakat wakaf, dan penerangan agama Islam bisa dikemas melalui bahasa tulisan. Seiring dengan kemajuan zaman dan daya kritis masyarakat, maka alternatif menulis di media termasuk media online perlu dilakukan.

“Tulislah, kendatipun satu atau dua paragraf (di media sosial) Tapi bermanfaat.” Demikian tegas Pak Saidi. Tulislah petuah-petuah agama, nasehat-nasehat agama di media sosial. Semua itu akan bermanfaat. Akan menjadi inspirasi bagi yang membacanya.

Kegiatan pembinaan ini hendaknya ada tindak lanjut. Harus ada implementasi dari kegiatan pembinaan karya tulis ilmiah bagi penghulu Apa artinya pembinaan kalau tidak ada implementasi. Ke depan akan muncul tulisan-tulisan para penghulu. Demikian kira-kira harapan yang disampaikan oleh Kepala Kankemenag Kabupaten Aceh Tengah di hadapan 25 penghulu KUA Kecamatan dalam jajarannya itu.

Bersambung..

*Penghulu di KUA Kecamatan Pegasing Kab. Aceh Tengah

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.