Makna Kemerdekaan dari Ujung Barat Alafan

oleh

Oleh : Nirwanudin*

Sebagai anak bangsa yang mencintai negeranya sudah barang pasti, setiap perayaan kemerdekaan bangsanya selalu disambut dengan suka cita yang mendalam. Paling tidak ini dapat kita lihat dari antusiasnya anak bangsa menyambut ulang tahun kemerdekaan itu dengan memasang bendera merah putih di depan rumah masing-masinng.

Disamping itu, dapat juga kita lihat dari berbagai kegiatan lain seperti bersih ceria, panjat pinang, olahraga volly ball, cerdas termat, dan perlombaan-perlombaan menarik lainnya yang sifatnya membangkitkan nasionalisme anak bangsa dalam mengisi momentum ulang tahun kemerdekaan itu.

Tidak terkecuali di pelosok negeri ini yang bernama kecamatan alafan yang berada di ujung barat kabupaten simeulue provinsi aceh. Setiap moment ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia selalu saja ada kegiatan yang dibuat untuk menyemarakkan moment penting itu.

Ini tentunya tidak terlepas dari rasa nasionalisme dan cinta tanah air dari masyarakat alafan yang tumbuh begitu mendalam terhadap bangsa ini. Maka, tidak heran kalau setiap tahunnya rasa nasionalisme dan cinta tanah air itu terus tumbuh dan berkembang.

Disamping itu, sebagai satu bangsa yang terhormat, kita selalu mengingat sejarah. Karena bangsa ini menjadi terhormat tidak terlepas dari perjuangan dan jarih paya insan-insan mulia yang senantiasa berkorban baik jiwa maupun raga untuk nusa dan bangsa tercinta ini.

Tidak terhitung jumlahnya para syuhada berguguran di medan perang demi merah putih. Itu dapat kita lihat dalam sejarah kemerdekaan bangsa ini. Makanya seorang proglamator bangsa ini mengatakan “Jas merah”. Jangan pernah melupakan sejarah.

Hal penting dari makna kemerdekaan ini adalah bagaimana kita mengisi setiap sendi-sendi kehidupan yang telah diwariskan kepada kita oleh nenek moyang kita yang telah berjuang demi kita. Ini pula yang tercermin dari apa yang dilakukan oleh masyarakat alafan.

Pada tulisan kali ini kita lebih jauh menangkap makna kemerdekaan dari ujung barat alafan. Untuk memberikan daya ingat bagi kita bahwa kecamatan alafan berada di ujung barat pulau simeulue. Sebelum menjadi kecamatan definitif pada tahun 2002, alafan adalah bagian dari kecamatan simeulue barat.

Dari tahun 2002 itulah kecamatan alafan mulai merangkak untuk menjadi kecamatan yang dapat bersanding dan bersaing dengan kecamatan-kecamatan lain yang ada di Simeulue.

Bayangkan saja, 76 tahun indonesia merdeka, alafan baru merangkak. Itu artinya, perlu tangan-tangan dingin namun pasti agar alafan dapat setara dengan kecamatan lainnya di simeulue, tanpa harus muluk-muluk untuk dapat setara dengan kecamatan-kecamatan lain di Aceh dan Indonesia.

Pada ulang tahun RI ke 76 ini Alafan belum dapat keluar dari terisolali soal jaringan telekomuniksi. Padahal telekomunikasi menjadi hal vital yang mesti ada pada era globalisasi ini. Mungkin kita masi ingat baru-baru ini begitu viral berita tentang bagaimana para mahasiswa belajar daring dari atas pohon, dan itu dapat kita lihat sampai sekarang di desa Lhok Dalam dalam kecamatan alafan. Hal senada juga dapat kita jumpai di Desa Lewak masih dalam Kecamatan Alafan.

Begitu juga di pusat ibu kota kecamatan alafan yaitu Desa Langi, ketika lampu listrik padam, maka jaringan telekomunikasi juga ikut mati. Maka solusi terdekatnya kembali kebibir pantai dan melewati kebun masyarakat untuk mendapatkan signal.

Sederet kisah dari ujung barat alafan itu terus membersamai kita pada ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 76 ini. Itu artinya, alafan masih jauh dari apa yang dicita-citakan.

Maka sebenarnya, makna kemerdekaan bagi masyarakat alafan itu begitu sederhana, ketika jaringan telekomunikasi, listrik dan jalan terpenuhi maka sesederhana itulah makna kemardekaan bagi mereka. Akhirnya, Dirgahayu Republik Indoesia yang ke 76, tetaplah berjaya. Wallahuallambisawab.

*Founder Komunitas Warkop Literasi

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.