Di Lokasi Tersesatnya Tim SAR Gabungan dan 5 Warga, Bule Prancis Juga Pernah Hilang : Begini Kisah Tim Pencari

oleh

TAKENGON-LintasGAYO.co : Tim SAR Gabungan yang pergi menjemput lima warga Kampung Berawang Dewal, Kecamatan Jagong Jeget, Aceh Tengah yang sempat dinyatakan hilang sejak beberapa waktu lalu, kembali tersesat di tengah hutan.

Informasi ini disampaikan oleh Kalaksa BPBD Aceh Tengah, Drs. Ishak ketika dihubungi LintasGAYO.co, Rabu 11 Agustus 2021.

‘Senin 9 Agustus 2021 lalu, tim telah berhasil menemukan kelima korban yang hilang dengan selamat. Namun, setelah melakukan perjalanan pulang, tim dan korban kembali tersesat di hutan,” kata Ishak.

Menanggapi itu, dari catatan LintasGAYO.co, pada tahun 2010 silam, seorang bule dari Prancis juga dinyatakan hilang di lokasi yang sama. Ia bernama, Fraguery Laurent (37 tahun).

Hal itu dibenarkan oleh salah seorang tim pencari, Ermansyah Putra alias Bintik Lelawah yang ikut dalam tim pencari bule Prancis tersebut.

“Benar, saya waktu itu mewakili FPTI. 2010 seorang bule dari Prancis hilang, dan sampai saat ini tidak ditemukan. Dan kita tim pencari berhasil keluar dari hutan dengan selamat dengan mengikuti peta GPS,” kata Bintik mengenang saat pencarian 2010 silam.

Menurut Bintek, lokasi tersesatnya tim pencari dan 5 warga Berawang Dewal yang hilang di hutan tersebut, dengan lokasi mereka menghentikan pencarian bule Prancis 2010 silam diperkirakan hanya berjarak 1 KM saja.  “Itu dipastikan setelah saya menerima informasi terkini dari peta yang dikirim,” kata Bintik.

Menurut Bintik, lokasi hutan di kawasan Pasir Putih, Jagong Jeget, memiliki karakteristik yang unik. Saat melakukan perjalanan, awalnya tim akan ditemukan dengan perkebunan kopi sekitar 4 KM.

“Kemudian kita akan disungguhkan dengan hutan rotan, dan kemudian dengan hutan yang masih perawan. Saat itu saya sempat merekam petanya dengan GPS, namun karena sudah lama filenya hilang,” tegas Bintek.

Dikatakan lagi, lokasi hutan tersesatnya tim pecari dan 5 korban dari cerita masyarakat setempat memang memiliki cerita mistik. “Sinyal GPS juga sering error disana,” jelasnya.

Ia menyarankan, untuk tim yang kembali melakukan penjemputan selanjutnya, harus benar-benar dipastikan orang yang paham navigasi.

“Penjemputan harus direncanakan dengan matang. Mudah-mudahan tim yang menjemput besok benar-benar memahami navigasi serta didukung dengan peralatan yang memadai. (Seperti peta orientasi, kompas dan GPS),” saran Bintik.

Solusi kedua kata Bintik, libatkan masyarakat setempat yang paham seluk beluk hutan tersebut.

“Dulu waktu kami pergi mencari bule yang hilang, ada seorang warga paruh baya yang mengerti lokasi, saya tak mengetahui kondisi bapak itu saat ini. Tapi itu bisa ditanyakan di kampung tersebut,” demikian Bintik.

[Darmawan]

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.