Pandemi dan Generasi yang Lengah

oleh

Oleh : Vera Hastuti, S.Pd., M. Pd*

Pandemi virus corona telah membuat dunia panik dan kacau. Virus yang terdeteksi pertama kali di kota Wuhan, China menular melalui tetesan kecil (droplet) yang dikeluarkan dari hidung ataupun mulut seseorang ketika bersin atau batuk. Di Indonesia, kasus penularan Covid kian hari makin meningkat. Beberapa titik daerah yang awalnya berstatus zona hijau, kini satu persatu berubah menjadi zona merah.

Covid-19 sangat berdampak buruk bagi beberapa sektor penting di Indonesa. Kita sebuat saja salah satunya adalah sektor ekonomi. Covid 19 telah menyebabkan menurunnya perekonomian dan aktivitas di berbagai wilayah di Indonesia. Semua sektor yang berkaitan dengan ekonomi mengeluhkan terjadinya penurunan pendapatan dikarenakan pandemi ini.

Selain sektor ekonomi, covid 19 juga berdampak besar terhadap sektor pendidikan. Pandemi membuat pola pendidikan berubah. Pola pembelajaran yang biasanya dilakukan dengan tatap muka dan di ruang kelas. Kini berubah menjadi belajar mengajar yang dilakukan secara jarak jauh dengan memanfaatkan jaringan internet (online) melalui smart phone, laptop atau komputer.

Berbagai macam inovasi, model dan media pembelajaran online terus diperbaharui dan di upgrade. Baik itu dari dinas pendidikan tingkat kabupaten, provinsi maupun Kementrian Pendidikan Pusat. Program untuk guru, seperti guru penggerak dan lainnya dilaksanakan untuk mengoptimalkan dan mengefektifkan pembelajaran walaupun dengan sistem online.

Kita dan Generasi yang Lengah

Namun, di tengah kepanikan akan meningkatnya pasien Covid 19. Tersebarnya berita hoax yang membuat binggung, polemik vaksinasi, meluasnya zona merah. Ada satu hal yang lengah dan luput dari pantauan kita, yaitu generasi muda, yang nota benenya adalah para pelajar yang saat ini hidup berdampingan dengan sistem belajar online.

Sebenarnya, tidak ada yang salah dengan sistem belajar online, karena sejatinya belajar, bisa kapan dan dimana saja. Poin utama kesalahannya adalah kurangnya pantauan dan perhatian dari kita. Siapakah kita itu? Kita di dalam pembahasan artikel ini adalah orang tua, lingkungan, dan masyarakat.

Pelajar, atau dalam dunia pendidikan disebut peserta didik mengacu pada anggota masyarakat yang berusaha menggembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran pada jalur pendidikan. Bila pandemi tidak melanda, dan proses pembelajaran tidak dilakukan secara online, maka proses belajar dan mengajar biasanya didapatkan oleh peserta didik melalui pendidikan formal di sekolah, dan mengikuti syarat-syarat yang berlaku di lembaga atau sekolah itu.

Bila di sekolah, pola belajar peserta didik dilakukan secara teratur dan sistematis. Peserta didik selalu di bimbing dan dipantau selama siswa masih di dalam lingkungan sekolah. Ada peraturan yang harus dilaksanakan dan ditaati dan ada konsekuesi yang diambil bila peserta didik abai terhadap peraturan yang berlaku. Kerja sama yang baik antara pihak sekolah dan orang tua, menjadikan proses belajar dan perkembangan peserta didik bisa terpantau dan diawasi dengan lebih mudah.

Orang Tua

Pada pembelajaran online (BDR), pengawasan orang tua menjadi hal mutlak yang harus dilakukan agar Ilmu yang diajarkan bisa diserap dengan baik. Pada masa pandemi, Orang tua adalah pengawas yang mengantikan peran guru di sekolah. Orang tua, tidak bisa percaya begitu saja, tanpa mengecek ulang tugas-tugas yang sudah dikerjakan.

Hal ini perlu dilakukan mengingat intensitas anak terpapar gadget pasti lebih lama dari pada biasanya. Bila tanpa pengawasan dan bimbingan, peserta didik bisa saja menyalahgunakan gadget bahkan di sela-sela waktu belajarnya.

Hal ini yang sebenarnya sangat fatal bagi anak, karena salah menggunakan gadget bisa menyebabkan kecanduan dan efeknya bisa fatal untuk masa depan anak.

Orang tua bisa mengambil beberapa alternative untuk memantau perkembangan belajar anak. Salah satunya melalui komunikasi dua arah dengan guru mata pelajaran atau wali kelas.

Karena, selama belajar online, siswa tetap belajar dan diberi tagihan seperti tugas oleh guru mata pelajaran. Memantau kegiatan anak, seperti mengumpulkan tugas tepat waktu dan hadir di jam belajar online sesuai jadwal pelajaran yang telah ditentukan bisa menjadi suatu indikasi anak telah tepat dan cermat dalam menggunakan gadget.

Lingkungan dan Masyarakat

Setelah orang tua, lingkungan dan masyarakat adalah faktor selanjutnya yang memiliki andil besar bagi pengawasan peserta didik, terutama di masa pandemi. Bila seorang anak tumbuh di lingkungan yang baik, santun dan beragama maka anak pun akan tercipta menjadi pribadi yang baik. Lingkungan adalah latar tempat dilaksanakannya pendidikan keluarga, sekolah dan masyarakat.

Namun, kenyataannya, kini kita seperti tengah memakan pil pahit kenyataan. Ketika mendapati, bahwa lingkungan yang merupakan wadah pendidikan diterapkan kini sering abai dan acapkali merasa “masa bodoh” dengan nasib generasi bangsa.

Hal ini terlihat dari sebuah postingan akun Fb Afriansyah Afnor, pemilik akun ini menuliskan tentang kekhawatirannya, pada pelajar masa kini, yang menghabiskan separuh hari-harinya dengan bermain game online di warung kopi atau café.

Dari status Fb dosen UIN Ar raniry tadi mengindikasikan ada yang salah dengan fungsi lingkungan dan masyarakat saat ini. Lingkungan dan masyarakat mempunyai peran penting dalam hal pengawasan peserta didik.

Lingkungan dan masyarakat memiliki hak untuk mengingatkan dan mensehati. Karena, peserta didik adalah bagian dari komponen lingkungan dan masyarakat itu sendiri. Seperti siklus, dari kita untuk kita.

Lingkungan dan masyarakat yang mengawasi agar anak-anak tetap di ranah yang baik sebagai suatu proses. Maka dimasa yang akan datang, anak-anak itu jugalah yang akan kembali kepada lingkungan dan masyarakat menjadi individu dewasa yang baik budi pekertinya sebagai hasil atau capaiannya.

Pandemi adalah masalah global. Belajar online adalah suatu solusi. Karena pendidikan tidak boleh terhenti. Agar pembelajaran online dapat mencapai tujuannya secara optimal maka dibutuhkan kerja sama yang eksta antara sekolah, orang tua, lingkungan dan masyarakat.

Generasi Z, atau generasi yang lahir tahun 1995-2010 adalah generasi yang hidup dengan tantangan digital yang luar biasa. Mereka butuh panutan, bimbingan, pengawasan dan pantauan kita. Mereka aset kita, sebagai generasi penerus bangsa ini. Mereka milik kita, tanggung jawab kita, karena suatu hari nanti pada pundak merekalah kita menggantungkan harapan akan nasib Indonesia di masa mendatang.

*Guru SMAN 1 Takengon, Tinggal di Lorong MJM, Takengon. Aceh Tengah.

 

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.