Tanggung Jawab Suami Istri Terhadap Kesehatan Reproduksi dan Seks Sehat Bermartabat

oleh

Oleh : Mahbub Fauzie*

Kesehatan dalam keluarga, termasuk kesehatan reproduksi merupakan satu di antara hal yang sangat penting dalam tegaknya bangunan institusi keluarga sakinah. Keluarga bahagia yang erat ikatan cinta kasihnya tidak terlepas dari adanya kesehatan reproduksi. Apabila kesehatan reproduksi terganggu, maka keluarga pun bisa bermasalah.

Kehidupan yang sehat, nyaman dan bersih dalam keluarga dan lingkungannya merupakan kondisi ideal yang tentunya menjadi keinginan bagi siapapun. Apalagi bagi suami dan isteri yang mendambakan keluarga bahagia dan harmonis.

Islam sebagai agama yang membawa rahmat bagi sekalian alam, sangat perhatian dengan kesehatan dan kebersihan. Hal tersebut dalam disingkap dari tuntunan agama mulia ini yang mengajarkan tentang perkara thaharah (bersuci).

Islam mengajarkan tentang najis dan hadats serta cara mensucikan, mengajarkan tentang wudlu dan mandi wajib atau janabat. Ajaran dan tuntunan tersebut merupakan perhatian Islam tentang pentingnya kebersihan sebagai hal yang terkait dengan upaya menjaga kesehatan.

Oleh karena itu, harus ada pengetahuan tentang kesehatan dalam keluarga, termasuk yang terpenting kesehatan reproduksi bagi pasangan suami isteri (pasutri) dalam rumah tangga atau keluarga. Termasuk tidak kalah pentingnya pengetahuan tentang relasi hubungan seksual yang sehat dan patut menurut ajaran agama (Islam) bagi pasutri.

Sebagai salah satu khadimul ummah (pelayan masyarakat) yang bertugas di Kantor Urusan Agama (KUA) selaku Penghulu dan juga salah satu tenaga fasilisator bimbingan perkawinan bagi calon pegantin, penulis merasa berkepentingan berbagi tulisan tentang hal yang ‘penting’ ini.

Perlu diketahui oleh setiap pasutri, bahwa satu di antara fungsi keluarga adalah fungsi reproduksi. Yaitu fungsi yang berhubungan dengan mempertahankan generasi (keturunan, zhuriyat) dan kelangsungan keluarga. Karenanya, kesehatan terkait dengan kesehatan reproduksi ini harus dipahami oleh setiap pasutri.

Pentingnya Kesehatan Reproduksi

Apa itu Kesehatan Reproduksi? Dalam buku Fondasi Keluarga Sakinah, Bacaan Mandiri Calon Pengantin yang diterbitkan oleh Subdit Bina Keluarga Sakinah Direktorat Bina KUA dan Keluarga Sakinah Ditjen Bimas Islam Kemenag RI tahun 2017 dijelaskan tentang Kesehatan Reproduksi ini.

Kesehatan Reproduksi adalah suatu keadaan kesehatan yang sempurna, baik secara fisik, mental dan sosial yang utuh bukan hanya bebas dari penyakit atau kecatatan, dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya. (Adib Machrus dkk, 2017:73).

Kesehatan reproduksi bukan hanya masalah kondisi fisik saja, melainkan juga masalah kesehatan mental, kesehatan sosial, juga sistem, fungsi dan proses reproduksi. Islam sebagai agama yang sesuai dengan fitrah manusia, menjadikan reproduksi sebagaimana pengertian di atas sebagai salah satu tujuan syariat (maqashid asy-syari’ah).

Tujuan syariah atau maqashid as-syariah ajaran Islam tentang kesehatan reproduksi ini berhubungan erat dengan penjagaan terhadap keturunan (hifdz an-nasl). Hal tersebut dapat dilihat dengan tegasnya hukum tentang hubungan seksual. Baik yang terjadi di luar pernikahan (zina) maupun yang terjadi dalam pernikahan.

Zina atau hubungan seks di luar pernikahan dan juga hubungan seks saat isteri sedang haid walau dalam pernikahan, menurut Islam hukumnya haram dan merupakan dosa besar. Ini di antara tegasnya ajaran Islam tentang menjaga keturunan terhormat dalam kaitannya reproduksi dan seks sehat bermartabat!

Maka hal-hal tersebut harus menjadi pengetahuan dan pemakluman semua orang Islam, termasuk yang sudah berumah tangga atau yang sudah menjadi pasutri. Hal-hal selanjutnya juga penting dipelajari dan disadari oleh setiap pasutri.

Kesehatan Reproduksi Laki-Laki (Suami) dan Perempuan (Isteri) serta Cara Menjaganya

Harus dipelajari dan diketahui bahwa antara laki-laki dan perempuan masing-masing mempunyai organ reproduksi yang berbeda namun terkait yang sesuai dengan fungsinya. Bentuk dan wujud anatominya juga berbeda.

Organ reproduksi laki-laki meliputi: buah pelir atau testis tempat yang menghasilkan sperma; Saluran sperma (vas defferensi) sebagai tempat berjalannya sperma dari testis ke prostat. Prostat atau kelenjar lainnya menghasilkan cairan mani untuk membawa sperma ke luar penis (batang kemaluan).

Selanjutnya, masih organ reproduksi laki-laki adalah uretra (saluran kemih atau kencing) sebagai tempat lewatnya air mani yang mengandung sperma ke luar penis. Batang kemaluan sebagai alat kemih atau alat senggama dan ejakulasi (keluar mani).

Sesuai dengan fungsinya, organ reproduksi laki-laki merupakan bagian penting dalam kehidupan suami. Maka harus dijaga kesehatan dan kehormatannya dalam memperkuat ikatan cinta kasih dan melanjutkan keturunan.

Islam mengajarkan tentang khitan atau sunat bagi laki-laki. Ini adalah cara Islam yang bermartabat menjaga kesehatan reproduksi kaum lelaki. Dengan khitan, alat utama reproduksi pria itu akan lebih elegan dan terjaga kebersihannya.

Lalu, hal terpenting juga membersihkan kemaluan setelah buang air. Jangan buang air atau kencing sembarangan tanpa dibasuh dengan air atau cara lain jika tidak ada air. Banyak sekali sekarang kaum laki-laki yang kurang perhatian dalam kebersihan alat vitalnya setelah buang air atau kencing!

Selain itu, menjaga kesehatan reproduksi bagi laki-laki juga perlu diperhatikan seperti pola hidup sehat, jangan memakai celana terlalu ketat, termasuk celana dalam. Pakaiannyanya juga harus selalu yang kering dan bersih.

Makanan yang halal, sehat dan bergizi juga upaya penting menjaga kesehatan reproduksi kaum lelaki. Tetap selalu setia dengan pasangan yang sah dalam kehidupannya. Tidak suka minum obat sembarangan, akibat teriming-iming obat kuat. Tidak merokok dan minum minuman keras serta tidak bernarkoba dan tidak melakukan seks bebas. Apabila ada kelainan atas bagian tertentu, konsultasilah segera ke dokter.

Sementara kesehatan reproduksi perempuan, sebagai isteri meliputi: Indung telur (ovarium) tempat yang menghasilkan sel telur (ovum), hormon estrogen dan progesteron dan lain-lain; Saluran telur (tuba falopi) tempat berjalannya sel telur setelah keluar dari ovarium (proses ovulasi) dan tempat pembuahan, (konsepsi) pada saat bertemunya sel telur dengan sperma (dari laki-laki).

Alat reproduksi perempuan yang utama yaitu Rahim (uterus) tempat berkembangnya janin setelah terjadi pembuahan sel telur oleh sperma. Apabila tidak terjadi pembuahan, maka akan terjadi penebalan pada dinding rahim yang berisi pembuluh darah, untuk kemudian keluar sebagai menstruasi atau haid.

Kemuadian, Liang kemaluan (vagina) sebagai saluran lobang senggama dan untuk melahirkan bayi. Bibir kemaluan (vulva), bibir luar (labia mayora) dan bibir dalam (labia minora) yang melindungi vagina. Semua organ reproduksi perempuan ini sangat rentan terhadap gangguan kesehatan.

Sesuai dengan konsisi fisik dan fungsinya, jika dibanding dengan organ laki-laki, organ perempuan sangat berbahaya jika kurang diperhatikan menjaga kesehatannya. Maka pemeliharaan dan pengecehan kesehatannya harus sangat diperhatikan.

Demi kesehatan organ reproduksinya, perempuan tidak menggunakan pembilas vagina dengan sembarang pembilas, kecuali ada infeksi dan harus dalam pengawasan dokter ahli. Secara rutin harus rajin diperiksa apakah ada benjolan pada payudara setiap menstruasi (haid).

Tidak memakai pakaian ketat, terutama celana dan celana dalam. Gunakan celana dalam yang menyerap keringat, kering dan bersih serta rajin menggantinya minimal dua kali sehari. Tidak sembarangan memasukan benda asing ke dalam vagina.

Setiap buang air, selalu bersihkan dengan baik dan benar. Jangan buang air sembarangan saat di manapun. Sama seperti laki-laki, kemanapun hendaknya membawa bekal air secukupnya karena selain untuk minum juga untuk bersuci (cebok dan berwudlu).

Biasakan hidup sehat, makanan halal sehat dan bergizi. Tetap selalu setia dengan suaminya yang merupakan pasangan yang sah. Jauhi pergaulan bebas dan seks bebas. Rajin kontrol kesehatan, terlebih saat hamil.

Demikianlah, di antara pentingnya mempelajari, mengetahui dan menyadari tentang menjaga kesehatan reproduksi bagi pasangan suami isteri. Yang tentu saja, belajar untuk lebih memahami tidak boleh berhenti.

Pasangan suami isteri mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap hal tersebut. Belum lagi tentang resiko-resiko yang pasti dialami dalam perjalanan kesehatan reproduksi selanjutnya. Mulai dari bagaimana kondisi isteri saat haid, saat hamil, saat menyusui dan bahkan saat menyapih bayinya!

Harus ada pengetahuan yang sempurna bagi pasangan suami isteri. Sebagaimana dijelaskan di atas, bahawa kesehatan reproduksi menyankut hal-hal kesehatan fisik, mental, dan sosial. Juga terkait dengan sistem dan proses yang menyertai. Itu semua harus diketahui dan dipahami oleh pasangan suami isteri.

Pemahaman suami terhadap kondisi istri misalnya, kondisi fisik yang di alami isteri saat haid, hamil, menyusui dan menyapih dipastikan berpengaruh kepada kondisi mental atau psikologisnya. Suami harus tahu hal ini.

Artinya, pemahaman sempurna akan melahirkan suasana saling pengertian suami dan isteri dalam rumah tangga terkait kesehatan reproduksi ini. Perlu diingat, pernikahan adalah suatu perkara besar dalam agama dalam hubungannya relasi pergaulan antar suami dan isteri. Relasi pergaulan yang baik, patut dengan tuntunan syariat (mu’asyarah bil ma’ruf).

Mu’asyarah bil ma’ruf atau relasi pergaulan suami isteri dan keluarga secara baik dan patut adalah satu di antara pilar penting yang menyangga keluarga sakinah mawadah warahmah.

Semoga, dengan pengetahuan, pemahaman dan pengertian tentang tanggung jawab kesehatan reproduksi akan menguatkan keluarga yang bahagia dan harmonis. Aamiin.

*Penghulu Madya pada KUA Kecamatan Pegasing dan salah satu tenaga Fasilisator Bimbingan Perkawinan bagi Calon Pengantin pada Seksi Bimas Islam Kankemenag Kabupaten Aceh Tengah

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.