[Puisi] Doa Paling Sakral
Zuliana Ibrahim
Doa-doa tenggelam
doa-doa mengapung
doa-doa meluap
doa-doa hanyut
doa-doa mendaki
doa-doa merangkak
doa-doa berceceran
doa-doa berkeliaran
doa-doa bercumbu
doa tak terlafal
doa tak terbaca
doa di kepala
doa di jantung
doa di napas
doa di mata
doa menembus nafsu
doa berguguran
Udara mabuk doa-doa
matahari rakus doa-doa
langit menyusui doa-doa
hujan bercawan doa-doa
ombak mendayung doa-doa
alam menanak doa-doa
doa-doa menuju pusara
Sebutir doa mengeram di urat nadi,
menetas jadi air mata pada waktu kerontang
sebutir doa dirampas dari pangkuan
berubah jadi bangkai
sebutir doa membelah mimpi
membantai asa kosong
mencuri maksiat
menimbun dosa
mencakar waktu
mengenggam tahta
mendekap fana
doa-doa dialirkan pada empunya
Ini doa yang menikam tangis
lebih harum dari wewangian di bumi
ini doa penyiram bara neraka
selapang surga menanti tuannya
doa-doa di malam yang lapar
khusyuk merebut wajah lelap untuk sujud seketika
mata yang menanak doa sakral
lebih anggun dari mata berpoles warna
bibir yang tadarus doa
lebih molek dari bibir sewarna merah nyala
Di ujung lidah lunturlah doa
ini doa paling anggun
Ya Rabbana.
Takengon, 2015
*Dipetik dari draf naskah buku “GERGEL”. The Gayo Institute (TGI), 2021.