Nikah: Saling Menutupi, Saling Melengkapi, Saling pengertian

oleh

Oleh : Abdul Azis Al Jabbar, SHI*

Menikah adalah hal yg sangat indah dan mengasyikkan, banyak pasangan yang baru menikah menikmati momen setelah setelah menikah ini. Ada yang jalan-jalan, ada yang melakukan liburan, dan ada juga yg cuman menghabiskan waktu berdua dirumah saja, tergantung kemampuan dan kenyamanan pasangan pengantin tersebut.

Biasanya pengantin yang baru belum dihadapkan dengan masalah karena masih menikmati pernikahan nya, satu tahun hingga lima tahun jarang kita dengar cekcok antar pasangan tersebut yang ada kita dengar dan kita lihat pasangan yg baru tersebut hanya kebahagiaan dan kebersamaan buktinya masih banyak foto selfie berdua dan masih berpegang tangan disaat berjalan. Biasanya terjadi apabila umur pernikahan sudah berjalan lima tahun ke atas.

Dan bisanya cekcok keluarga dimulai dengan hal yang sepele. Kadang-kadang cekcok dimulai gara-gara kurang garam dalam masakan istri, atau gara-gara baju belum digosok, atau gara-gara istri tidak dandan disaat suami pulang kerja. Dan kebanyakan orang bertengkar gara-gara Hp.

Hp bisa menyambung silaturrahim, ada juga memutuskan tali silaturahmi. Kadang-kadang istri apabila ada masalah dengan suami curhatnya ke Hp dengan menulia status di Media sosial. Biasanya orang ketiga masuk melalui media sosial tersebut dan berakhir ke pertengkaran dan perselingkuhan.

Kadang-kadang hal seperti itulah yang berujung kepada pertengkaran dan berakhir perceraian di Meja Mahkamah Syariah.
Padahal hal tersebut bisa kita hindari semuanya dengan saling Menutupi, saling Melengkapi dan saling pengertian.

Setiap insan manusia memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, suami memiliki kelebihan dan kekurangan dan istri memiliki kelebihan dan kekurangan juga. Jadi apabila suami memiliki kekurangan maka sepatutnya istri menutupi kekurangan suami dengan kelebihan yang dimiliki oleh istri, begitu juga sebaliknya.

Bukan dibuka aib masing-masing di depan umum dengan menceritakan aib pasangan kita kepada keluarga kita, teman kita atau orang lain atau kita menulis aib pasangan kita di media sosial, dalam keadaan seperti ini dibutuhkan saling menutupi. Disaat ada yang kurang didalam pelayanan istri atau suami kepada kita, kita harus cari tau apa sebabnya, kadang-kadang pasangan kita lagi ada masalah atau lelah dengan rutinitas masing-masing. Dalam seperti ini dibutuhkan saling pengertian dan melengkapi dari masing-masing pasangan.

Didalam Alquran Allah berfirman didalam surat Al-Baqarah ayat 187 yg artinya: “Para isteri adalah pakaian untuk para suami. Dan para suami adalah pakaian untuk para istri”.
Apakah karena isteri adalah pakaian maka bisa diganti-ganti seperti mengganti pakaian yang sudah lama dan sudah lusuh? Jawabannya tentu tidak, tidak, dan tidak.

Al-Qur’an menyebut isteri dan suami sebagai pakaian, yang dimaksudkan adalah fungsi pakaian. Pakaian berfungsi untuk menutupi segala kecacatan dan kekurangan pada tubuh fisik dan melindungi tubuh dari panas dan sengatan sinar matahari dan gangguan-gangguan lainnya.

Maksudnya, suami harusnya berfungsi seperti fungsi pakaian, mampu menutupi segala kecacatan, kekurangan, dan kelemahan isterinya, dan bisa melindunginya dari segala macam gangguan. Begitu pula isteri seperti pakaian mampu menutupi kecacatan, kekurangan, dan segala kelemahan suaminya. Dan melindunginya dari berbagai macam gangguan.

Jangan kecacatan dan kekurangan masing-masing diceritakan pada orang lain, apalagi diungkapkan ke media sosial. Jadilah keduanya saling mengerti dan saling melengkapi kekurangan masing-masing.

Hal ini akan selalu diingatkan oleh Penghulu kepada calon pengganti yang akan melakukan pernikahan dalam bimbingan pernikahan. Tujuannya supaya Catin ini siap dalam menghadapi ini semua, jangan yang enak saja yang dipikirkan oleh catin, tapi ada hal-hal yang catin harus tahu dan siap dalam membina keluarganya nanti.

Berkeluarga bukan bertepuk sebelah tangan, berkeluarga bukan mencari kekurangan, tapi berkeluarga adalah menciptakan kebersamaan dan saling menutupi kekurangan. Mari terus belajar dalam membina keluarga kita, karena berkeluarga bukan untuk sesaat tapi untuk selamanya.

Susoh, 03 Mei 2021

*Penghulu Pertama pada KUA Kec. Susoh, Aceh Barat Daya

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.