Refleksi HUT ke-444 Kute Takengen, Bupati Harus Belajar Menjadi Pemimpin

oleh

Oleh : Mawardi*

Republik Indonesia saat ini sudah berusia 79 tahun, tentu saja sudah terhitung sangat lama, belum lagi Usia Kute Takengen yang sudah berusia 444 tahun yang sudah hampir 6 kali lebih tua dari usia berdirinya negara ini.

Tidak perlu diragukan lagi perihal sumber daya alam yang ada di daerah ini, mulai dari wisata hingga sektor pertanian yang ada mendorong perekonomian masyarakatnya.

Melihat dari segi usia yang sudah berdekade lamanya Kute Takengen harusnya menjadi rujukan pembangunan dan perekonomian di Aceh, akan tetapi ini bagaikan punguk yang merindukan rembulan.

Berbagai macam pertanyaan kemudian muncul, apakah ini salah masyarakatnya atau apakah pemerintahannya atau pemimpinnya.

Mencerdaskan kehidupan bangsa atau meningkatkan kualitas sumber daya masyarakat (SDM) adalah tugas dan kewajiban pemerintah sesuai dengan amanah perundangan-undangan.

Melihat potensi yang ada saat ini Aceh Tengah atau Kute Takengen harusnya menyumbang PAD yang sangat besar, akan tetapi sangat minim PAD yang diberikan.

Dimana keberadaan BUMD sebenarnya, apa tugasnya, ada tidak orangnya, dimana kantornya, ini menjadi pertayaan yang harusnya ditunjukan secara karya oleh eksekutif dan dievalusi oleh legislatif.

Bupati harus perintahkan para pembantunya untuk bekerja keras, bupati harus belajar manajemen para SKPK, belajar jadi pemimpin yang baik dan mengembangkan potensi daerah ini.

Bupati itu tugasnya bukan sekedar melantik dan seremonial saja, tetapi sampaikan gagasan dan diterapkan melalui kebajikan kebijakan yang pro rakyat bukan kebijakan kontroversial dan pencitraan.

Dengan momentum HUT Kute Takengen marilah kita bangun daerah ini, bukan hanya seremonial belaka tetapi menjadi bahan evalusi bagi pemerintahan daerah.

*Kader HMI Cabang Takengon

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.