Bertahan di Rumah Reot, Ibu Maimunah di Semelit Mutiara Menanti Bantuan yang Dijanjikan Perkim Aceh

oleh

Miris, begitulah kata yang pantas diungkapkan dengan kehidupan seorang ibu yang tinggal di Kampung Semelit Mutiara, Kecamatan Silihnara, Kabupaten Aceh Tengah.

Di umur yang tak lagi muda, seorang ibu paruh baya diketahui bernama Mainumah tinggal dirumah reot yang ia bangun bersama almarhum suaminya.

Ia tinggal bersama anak dan menantunya di rumah yang terbuat dari kayu tersebut, dengan kondisi yang cukup memprihatikan. Jika hujan, atap bocor dan sebelumnya rumah yang ibu Maimunah tempati juga beralaskan tanah dan harus berbagi dinding dengan tetangga.

Ibu Maimunah, kesehariannya bekerja sebagai buruh harian, dengan bekerja di kebun-kebun penduduk setempat. Jika, musim panen kopi Gayo tiba, ia akan menjadi salah seorang buruh yang digaji harian oleh si empunya kebun.

Menantu ibu Maimunah, Musliadi kepada LintasGAYO.co mengatakan, mertuanya tersebut memiliki 3 orang anak, yang kesemuanya sudah menikah. “Saya tinggal bersama ibu di rumah yang reot itu,” kata Musliadi, Jum’at 20 November 2020.

“Keseharian, kami hanya menggarap sedikit kebun peninggalan dari bapak, dan lebih banyak menjadi buruh harian di kebun warga,” tambahnya.

Dikatakan, rumah ibu Maimunah sebelumnya sudah direncanakan akan dibangun layak huni oleh Dinas Perkim Aceh. Bahkan, dua tahun lalu, sudah dilakukan survey oleh pihak provinsi langsung ke Kampung Semelit Mutiara.

“Saat itu, saya yang disuruh oleh ibu untuk mengurusnya. Termasuk, ditanyakan legalitas tanah di rumah yang akan dibangun itu. Kita sudah tunjukkan semua surat-suratnya. Dan dikatakan kita sudah layak menerima bantuan pembangunan rumah dari Pemerintah Aceh,” kata Musliadi.

Secercah harapan untuk menempati rumah layak huni, seketika muncul di keluarga bernasib malang tersebut. Hari berganti, begitu juga bulan dan tahun, bantuan rumah layak huni itu tak kunjung tiba.

Tak berputus asa, Musliadi yang sudah diberi mandat oleh ibu Maimunah untuk mengurus semuanya, kemudian menanyakan kepada Reje (Kepala Desa-red) tempatnya tinggal.

“Kemudian saya tanyakan ke Dinas Perkim Aceh Tengah, disana saya disarankan untuk bertanya ke Dinas Perkim Aceh,” terang Musliadi.

“Saya tak menyerah, berbekal kenalan dengan salah seorang anggota DPR Aceh asal Aceh Tengah-Bener Meriah, Alaidin Abu Abbas, saya pun meminta bantuan untuk menanyakan perihal bantuan tadinya,” tambah Musliadi.

Dari Nyak Abbas begitu sosok politisi partai Demokrat Aceh itu akrab disapa, Musliadi memperoleh kabar bahwa rumah Ibu Maimunah menjadi salah satu yang akan dibangun oleh Dinas Perkim Aceh.

“Namun, sudah dua tahun kami sekeluarga menantikan pembangunan, hingga saat ini bantuan tak pernah tiba,” katanya.

Kondisi dalam rumah Ibu Maimunah, seorang janda di Semelit Mutiara, Aceh Tengah. (Ist)

“Akhirnya, berbekal penghasilan yang pas-pasan, saya mencoba merehab atap yang bocor dan melakukan penyemenan terhadap lantai tanah. Namanya juga buruh kasar, pastinya rehab juga dilakukan seadanya,” tambahnya.

Ibu Maimunah dan anaknya itu, tentu masih mengharapkan apa yang sudah dijanjikan oleh pemerintah, agar bisa tinggal di rumah yang layak.

Hari demi hari, pasti selalu dinantikan kehadiran para pihak yang sebelumnya telah menjanjikan pembangunan itu. Meski, kecil namun dirawat wajah ibu Mahmunah, harapan itu selalu ia nantikan.

Semoga saja, ada pihak yang tergerak hatinya melihat kondisi rumah yang ditempati oleh Ibu yang kini berstatus janda tersebut.

[Darmawan]


Ikuti channel kami, jangan lupa subscribe :

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.