Spirit Baru di Antara Maulid dan Sumpah Pemuda

oleh

Oleh : Johansyah*

Pada bulan ini ada dua momen besar yang berdekatan; hari sumpah pemuda yang diperingati pada setiap tanggal 28 Oktober, dan maulid nabi Muhammad SAW yang diperingati setiap tanggal 12 Rabiul Awwal, kebetulan bertepatan dengan tanggal 29 Oktober 2020.

Mari sejenak kembali ke 92 tahun lalu, tepatnya kongres pemuda II di adakan di Batavia (Jakarta) tanggal 28 Oktober 1928. Kongres ini diikuti perwakilan dari seluruh Indonesia.

Tokoh yang hadir pada kongres tersebut adalah Sugondo Djojopuspito, M. Yamin, Amir Sjarifudin, Katjasoengkana, Johannes Lammena, W.R. Soepratman, Oey Kay Siang, C.L. Senduk, Dolly Salim, dan beberapa yang lainnya.

Kongres pemuda II ini bertujuan; 1) membangun dan melahirkan visi pemuda di seluruh nusantara; 2) membincangkan berbagai persoalan yang berkaitan dengan pergerakan pemuda di Indonesia; dan 3) memperkuat kesadaran kebangsaan dan mempertegu persatuan bangsa.

Hasilnya, setelah melakukan kongres selama 2 hari, yakni pada tanggal 27 dan 28 Oktober, mereka pun berhasil merumuskan tiga poin penting yang disebut sebagai sumpah pemuda, yakni; 1) kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia; 2) kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia; dan 3) kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

Dari kongres pemuda tersebut kita bisa lihat semangat yang membara dari para pemuda waktu itu, di mana menurut catatan Azyumardi Azra merupakan tonggak awal sejarah Indonesia dalam membangun kesadaran bangsa. Kesadaran kebangsaan menjadi modal penting dalam membangun negeri ini.

Dengan kesadaran kebangsaan yang tinggi ini pula rasa kepemilikan kita terhadap tanah air ini tidak pernah luntur. Kita tidak pernah merelakan sejengkal tanah pun dari wilayah nusantara di rampas oleh siapa pun.

Melalui kesadaran kebangsaan ini pula, sebagai pemimpin maupun wakil rakyat kita akan berpikir dan berupaya keras untuk melahirkan kesejahteraan masyarakat di wilayah nusantara ini.

Diapit Maulid

Sebagaimana disentil pada awal tulisan ini, sumpah pemuda tahun ini diapit oleh hari besar Islam, yakni maulid nabi SAW. Di mana kita memperingati kelahiran seorang manusia agung yakni rasul Allah SWT, Muhammad SAW. Beliau adalah nabi terakhir yang diturunkan oleh Allah SWT di muka bumi ini untuk memperbaiki akhlak manusia.

Jika sumpah pemuda mengajak para pemuda untuk meneriakkan gelora dan semangat generasi muda untuk membangun kesadaran kebangsaan yang tinggi, maka semangat itu akan menjadi energi power full ketika para pemuda berupaya menginstall karakter kenabian sebagai software kebatinan sehingga dia menjelma menjadi pribadi yang tangguh, kuat, berintegritas, serta memiliki pandangan jauh ke depan.

Sebagai ulang kaji, mari kita lihat bagaimana sosok Muhammad saat remaja dan pemuda, apa saja kegiatannya dan karakter apa yang melekat pada dirinya? Berdasarkan sirah nabawiyah, ada dua kegiatan utama beliau, yakni mengembala kambing dan berniaga.

Membaca sejarah hidup beliau memang sangat menyedihkan. Ketika dalam kandungan sudah ditinggal sang ayah, Abdullah. Sekitar usia enam tahun, beliau ditinggal ibunda tercinta, Siti Aminah. Beliau tinggal bersama kakek, Abdul Muthalib. Tapi itu tidak berlangsung lama, hanya sekitar dua tahun karena kakeknya meninggal dunia.

Setelah itu beliau tinggal bersama pamannya Abu Thalib. Kita dapat bayangkan bagaimana sedihnya hidup sebatangkara tanpa saudara dan ditinggal orang-orang tercinta. Tapi pamannya Abu Thalib tidak pernah membedakannya dari anak-anaknya yang lain. Bahkan pamannya sangat menyayanginya.

Di kemudian hari kita melihat sosok Muhammad SAW sebagai sosok pekerja keras dan jujur sehingga dijuluki sebagai al-Amin (sosok yang dipercaya). Terlepas dari keteladanan beliau sebagai rasul, dari tantangan hidup yang begitu berat sejak kecil, pantaslah beliau tumbuh menjadi sosok yang mandiri, pekerja keras, dan jujur, karena beliau sangat menyadari bahwa dalam kondisi seperti itu beliau tidak boleh lemah, manja, dan meminta-minta seperti anak lain yang masih memiliki orangtua. Satu-satunya jalan menghadapi hidup adalah harus kerja keras, jujur, dan bertanggung jawab.

Pada saat beliau mengembala kambing, beliau dikenal sangat teliti dalam melakukan tugasnya. Dia benar-benar bertanggung jawab atas pekerjaan yang diberikan kepadanya sehingga pemilik kambing menaruh kepercayaan penuh kepada beliau.

Demikian halnya pada saat perniagaan, beliau memegang asas kejujuran, mengatakan apa adanya bahwa ini barang dengan kualitas bagus dan itu tidak. Beliau hanya mengambil sedikit keuntungan, tidak mau melipatgandakannya.

Modal utama beliau dalam aktivitas apapun adalah kejujuran. Kalau kejujuran itu dipegang kuat, di mana kita berada dan kemana pun kita pergi akan tetap dihormati dan dihargai. Selama orang berpegang teguh pada akhlak mulia, selama itu pula dia akan mulia sebagaimana yang beliau contohkan kepada kita.

Namun ketika seseorang melenceng dari akhlak mulia, di saat yang sama dia akan dicela karena yang dilakukannya sikap dan perilaku tercela.

Dalam konteks sosial kemasyarakatan, sebagai sosok muda beliau juga memiliki kiprah yang luar biasa. Pada usia 20 tahun, beliau berhasil mendirikan sebuah lembaga yang dinamai hilful fudhul, yakni lembaga yang bergerak di bidang gerakan sosial membantu orang-orang lemah dan miskin yang teraniaya.

Di masa mudanya beliau juga mendapatkan ilmu militer dan diplomasi. Beliau membantu pamannya dalam membuat panah menjelang perang fijar melawan suku Qais kala itu.

Sosok keteladanan beliau tidak diragukan lagi karena beliau dipersiapkan oleh Allah SWT sebagai teladan yang patut dicontoh. Untuk itu para pemuda saat ini wajib membaca sirah perjalanan hidup beliau, terutama bagaimana kiprah beliau di masa muda agar para pemuda paham bagaimana seharusnya mereka menjadi pemuda? Tidak bergantung pada orangtua, tidak cengeng, mandiri, jujur, saleh, aktif dalam gerakan sosial, inovatif dan kreatif dalam menyelesaikan berbagai persoalan sosial.

Kini para pemuda dihadapkan dengan berbagai tantangan global. Teknologi mengitari kita. Untuk itu, teknologi jangan sampai membuat daya kemandirian, kreatifitas, serta semangat sosial mereka menurun. Ke depan tantangan semakin berat. Masa depan negeri dan juga Islam ada di tangan para pemuda.

Pemuda sekarang tidak perlu lagi bersumpah seperti pemuda pada 92 tahun lalu. Pemuda saat ini bertugas melanjutkan apa yang telah pemuda dulu rintis berdasarkan cita-cita mulia membangun negeri.

Saya yakin semua itu dapat dilakukan pemuda saat ini jika mereka mampu meneladani sifat nabi SAW; menjadi pemuda yang jujur, kerja keras, aktif, kreatif, inovatif, dan tanggung jawab. Semoga sumpah pemuda yang diapit maulid tahun ini benar-benar menjadi energi dan spirit baru bagi para pemuda untuk membawa perahu negeri ini ke pulau harapan.

Wallahu a’lam bishawab!

*Ketua STIT Al-Washliyah Aceh Tengah dan Pegawai Dinas Syariat Islam dan Pendidikan Dayah Kabupaten Aceh Tengah


Ikuti channel kami, jangan lupa subscribe :

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.