Praktik Riba Ambil Alih Pasar, Rentenir Apa Kabar?

oleh

Oleh : Alhikmah*

Setiap lapak di pasar setiap hari membayar pajak, kita tak tahu jumlahnya berapa. Parkir yang dikelola oleh pihak ketika, dengan membayar kontrak ke Pemerintah, juga sama. Intinya adalah dari dan untuk rakyat.

Pedagang ramai di pasar dan barang dagangan terlihat laris. Jika masuk ke pasar suasana disana terlihat biasa saja, seperti layaknya pasar lainnya. Nampak, seperti tidak ada masalah samasekali. Tetapi ternyata dibalik itu ada cerita yang sangat mengerikan.

Jadi begini, saya sempat berdialog dengan salah seorang pedagang di pasar. Beliau mengatakan sekarang ini persaingan semakin ketat, yang jualan setiap hari bertambah banyak
belum lagi yang datang dari luar daerah.

Kadang saya merasa, lebih banyak pedagang daripada pembeli. Akan tetapi, Allah maha adil, ada saja rejeki yang diberikan maka nikmat tuhan selalu bersama kita. Pendapatan bisa banyak bisa sedikit alias tidak pasti.

Lalu kemudian muncul orang yang mengatasnakan koperasi harian, berjalan menawarkan pinjaman. Inilah, praktik rentenir yang terjadi di pasar. Pedagang harus, membayar setiap hari uang yang dipinjam plus bunga. Begitu kata perjanjiannya.

Pedagang yang sudah terjerat dengan ptaktir rentenir ini, mau tak mau harus membayarnya. Bahkan, terkadang barang yang dijajakan belum laku, pedagang harus membayar ke rentenir. Jangan untung, modal juga terkuras.

Praktik ini, terus saja berlanjut, dan mengharuskan pedagang kembali meminjam uang ke rentenir yang katanya koperasi itu. Konsekuensinya sama. Kembali berhutang dan ditagih setiap hari.

Amatan saya, ini merupakan masalah besar yang terjadi di pasar-pasar tanoh Gayo. Semua pedagang kini berada dalam tekanan dari tindakan pelaku rentenir yang curang.

Jika praktik ini dibiarkan, maka akan memiskinkan para pedagang kita. Mereka (rentenir) melakukan tindakan jual beli uang. Siapa yang diuntungkan? Ya pasti mereka, nah pedagang pasti dapat buntung.

Harapannya, pihak terkait yakni Pemerintah tegas dalam menangani praktik yang jelas-jelas haram menurut syariat Islam tersebut. Pasar urat nadi perekonomian dari suatu daerah, jangan biarkan cara-cara kotor terjadi disana.

Pemerintah juga harus bisa tegas membatasi pedagang dari luar daerah, jika ingin menyelamatkan ekonomi rakyatnya sendiri. Banyak, komoditi yang tumbuh di daerah ini, tapi barang luar daerah malah masuk juga. Ini jelas-jelas merugikan.

Hal itu juga yang membuat pedagang kita mau tak mau terjerembab kepada rentenir yang terus menghisap darah rakyat. Cara ini, cukup mengecewakan, hasil yang didapat dan dibawa ke keluarga juga haram. Dan membuat, para pedagang kita juga akan curang.

Tolong untuk yang memiliki tanggung jawab soal pasar awasi pasar demi perdagangan yang jujur dan sehat. Sesekali carilah informasi bagaimna keadaan di pasar atau utuslah seseorang untuk melihat-lihat pasar.

Ingin rasanya membatu situasi ini, tapi sayangnya kita tidak punya hak untuk menertibkan rentenir. Sekarang semua tergantung pada pemerintah.

*Warga Bebesen, Aceh Tengah

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.