Kontroversi Sapri Gumara, Redam “Aksi” dan Informasi Podcast

oleh
Sapri Gumara

Takengon – LintasGayo.co: Di seluruh wilayah Gayo, nama Sapri Gumara sangat melekat dihati. Dia adalah Ceh Didong genarasi ketiga Klop Didong Arita, yang belakangan diketahui sosok aktif menyapa masyarakatnya, baik yang berada di wilayah Bener Meriah maupun Aceh Tengah.

“Tapi yang paling sering saya datangi itu daerah pemilihan saya di Bener Meriah, namun juga saya suka datang kemanapun bila ada masyarakat yang tertimpa musibah,” kata Sapri Gumara di Takengon, Jum’at, (21/8).

Bersama Anggota DPR Aceh Alaidin Abu Abbas di Silih Nara

Gumara memang dikenal sebagai Ceh Didong, tetapi juga seorang penyanyi lagu Gayo moderen yang humoris. Lagu-lagunya banyak menyentil persoalan sosial, bahkan Gumara dikenal cukup kuat dengan bahasa “sentilan”

Selain itu, Sapri Gumara bukan hanya kuat dengan karya seni yang berkisah sosial, tetapi dia juga seorang Anggota DPRK di Bener Meriah, bahkan menjabat Ketua DPC Partai Demokrat Bener Meriah.

“Saya baru dapat ilmu, hanya dengan politiklah kita bisa membantu masyarakat kita lebih maksimal,” ujar Gumara. “Namun saya inginkan politik itu tidak bohong, tetapi selalu menjadi “amanah” bagi rakyat, salah satunya tetap berkeliling untuk memahami kebutuhan rakyat, harus menjalankan silaturahmi bagaimana awalnya kita minta bantuan pada rakyat,” kata Gumara.

Tentu, Gumara tidak buta, berada di DPRK diapun terus menyelami keberpihakan anggaran pada rakyat. Jelas Gumara, seperti soal mobil pemadam kebakaran (Damkar) milik Pamkab Bener Meriah yang sempat heboh lantaran tidak bisa operasional ketika kabupaten itu dilanda musibah kebakaran secara berturut-turut.

Sapri Gumara Mengunjungi Damkar Rusak di Ronga-Ronga

“Saya sudah ingatkan sejak bulan Juli 2020 lewat medsos dan meminta Kepala BPDB menyiapkan proposal kebutuhan kebencanaan di Bener Meriah untuk bisa diusulkan ke pusat,” ujar Gumara.

Tentu Sapri Gumara tidak sendiri untuk itu, dia mencoba sebab dia menyakini 3 serangkai untuk membantu Bener Meriah. Disitu ada Alaidin Abu Abbas dari DPR Aceh dan Muslim, SHi yang berada di DPR-RI.

Saat peristiwa kebakaran melanda Bener Meriah, mereka juga secara bersama-sama menyalurkan bantuan masa panik.

Bagi Gumara, peristiwa Damkar “macet” membuat dirinya geram, lantaran sebenarnya sudah tersedia 7 unit mobil damkar di bener Meriah, namun 5 unit tidak bisa hidup dan 2 unit pada saat bersamaan sedang perbaikan.

“Sekarang mobil rusak itu saya amgkut ke Bengkel, dan minta pemkab melalui Sekda untuk menyiapkan anggarannya. Karena kata mereka harus diusulkan dulu, itu terlalu lama, maka saya coba buka donasi masyarakat, bila gagal saya siapkan mobil pribadi saya untuk mdigadai. Tapi Sekda memberi tahu apabila anggaran perbaikan sudah tersedia,” jelas Gumara.

Soal Damkar, Gumara berharap pemkab tidak teledor lagi, karena keberadaannya harus “sigap”, sebab bencana tidak ada jadwalnya, bisa terjadi kapan saja.

Tentu bukan hanya itu, peristiwa virus corona atau Covid-19, Gumara juga terus mencari solusi cara belajar yang tepat dan terarah bagi anak-anak di kampung. Sebab belajar Daring tidak sepenuhnya berjalan di desa-desa, akibat keterbatasan alat dan sinyal hanphone juga.

Gumara menyebut, kesulitan daring di Desa-desa kebanyakan murid yang tidak memiliki handphone seperti yang dianjurkan, itu sebabnya pada uli 2020 lalu, Gumara menggagas Sekolah No Daring, tetapi tatap muka yang diatur sesuai protokoler kesehatan.

Sapri Gumara bersama Anggota DPR Aceh melihat langsung proses ajar mengajar no Daring di Kamp Linung Bale, Timang Gajah

“Saat melihat banyak anak-anak di desa yang tetap berkumpul karena tidak ada kegiatan, itu dasarnya kita usul Sekolah Masing-masing tanpa daring,” jelasnya.

Hasilnya, sekolah no daring berlangsung di Linung Bale, Kampung Linung Bulen, Timang Gajah, Bener Meriah. Murid diatur jadwalnya secara bergantian, lantas guru-guru adalah guru yang sudah tidak ke sekolah akibat Covid-19, semua berjalan sesuai agenda.

“Nanti kalau memang dianggap tidak bermanfaat ya kita hentikan. Namun sementara reaksi murid dan guru luar biasa, mereka meyambut positif, begitu juga dengan Pemkab Bener Meriah,” ujar Gumara.

Vodcast Youtube

Vodcast perdana bersama Anggota DPRA Alaidin Abu Abbas

Tentu bukan sekedar seniman yang bertarung dengan politik. Sapri Gumara sungguh ingin masyarakat bisa memperoleh informasi secara cepat dan terbuka, terutama informasi soal program kesejahteraan masyarakat. Gumara menilai, aksi dan demontrasi yang terjadi kerap disebabkan oleh informasi tertutup, ibarat aliran air yang ditutup, dia akan pecah.

“Ini harus ada upaya, selain memanfaatkan media yang ada harus ada upaya mudah untuk memberi informasi benar pada masyarakat, agar tidak ada miskomunikasi yang berakhir keributan,” jelasnya.

Untuk itu, Gumara saat ini memberi kesempatan kepada siapapun untuk menyampaikan informasi cepat melalui akun Youtube Gumara Entertaimen yang suscribernya sudah mencapai hampir 50 ribu.

“Kami menyebutnya Vodcase, itu berarti informasi pendek yang tepat,” katanya.

Gumara mempersilakan memanfaatkan peluang itu, bisa siapa saja, baik dari pemerintahan, masyarakat, tokoh, ulama, dan lain-lain. Semua perangkat shoting, disiapkan khusus di kediaman Gumara di belakang KFC, Mongal, Bebesen, Aceh Tengah. Gratis.

“Sampaikan informasi secara tuntas, agar informasi yang dimaksud sampai pada masyarakat,” demikian Gumara, yang bercita-cita mulia untuk masyarakat Gayo.[js]

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.