Oleh : Eni Penalamni*
Taukah engkau wahai sepi?
Hal yang paling mendasar dalam hidup ini begitu kecil namun sangat berarti ketika si kecil ini bisa menguasai diri untuk bisa beraksi dan berdistribusi mentransformasikan energi yang dimiliki untuk yang lebih besar darinya.
Mengertikah engkau sepi?
Ketika si kecil ini bersatu ia akan membentuk jaringan yang akan menguatkan dan taukah engkau whai sepi? Ada 3 organ penting dalam tumbuhan yang mendiskripsikan betapa seharusnya kau bertahan menghadapi kesunyianmu karena memang belum saatnya engkau melepas masa sepimu.
Bersabar dan bertahanlah menopang riuhnya angin yang menggoda, kuatkan penopang untuk tetap bersandar memegang erat keistiqamahan yang menjadi pilihan.
Bukankah kesendirian ini yang kau inginkan menjdi perinsipmu wahai jiwa yang merindu?
Bukankah bertahan disini adalah kemauan sanubari dan nalurimu wahai qalbu yang menunggui?
Seharusnya kau belajar dari akar-akar cabai yang memiliki sel-sel pelalu yang hanya bisa melewatkan zat-zat yang dibutuhkannya, bukankah seharusnya hal itu yang harus kau memiliki duhai hati yang sepi?
Seharusnya engkau mampu memfiltrasi siapa yang bisa masuk dalam kehidupanmu? Bukankah tugasmu untuk mempertimbangkan hal yang perlu diperjuangkan dan yang harus dilupakan?
Bangkitlah dikau wahai hati yang mulai melemah! Mulailah menata ulang bagaimana seharusnya kau bertindak bagaimna semestinya kau berbuat dan untuk siapa kau berniat! Ya Muqallibal qulub teguhkan keinginan hati ini yang ingin menanti pilihanMu tegarkan jiwa ini menahan sakitnya tersiksa memendam rasa cinta pada hambaMu.
Kali ini kumengerti sepi bagaimana perihnya menahan rasa disaat cinta masih bertentangan dengan apa yang seharusnya. Seharusnya kau bisa melepas sepimu dengan menerima tawaran suguhan cawan cinta mereka yang membawa duka dalam balutan suka, tapi bukankah kau pernah merasakan bagaimna perihnya tersakiti oleh cinta yang hanya pura-pura?
Bagaimna sakitnya pedih putus cinta yang hanya bersifat sementara dan hanya ilusi dalam sekejap mata? Bukankah sudah waktunya kau jiwa yang ingin melepas sepi untuk mengambil pelajaran dari apa yang telah kau alami? Bukankah sudah selayaknya yang telah terjadi ini kau jadian pengalaman untuk tidak mengulangi kesalahan? Apakah engkau masih ingin melepas kesunyianmu ini dengan cinta-cinta palsu yang hanya akan menyita waktu?
Yang hanya menguras fikiranmu yang membuat percabangan di permaslahanmu yang akan menjadi titik penyesalan karena untuk kesekian kali kau jatuh dalam lubang yang sama?
Bertahanlah hati yang sepi menanti yang pasti dari sang Ilahi yang kan dihadiahkan padamu sebagai penghargaan atas kesetiaanmu menanti walau pernah kau menodai cinta suci dengan mereka yang menyuguhkan kepalsuan, jangan risaukan masa lalumu perbaiki harimu hari ini karena masa depanmu menanti 🙂
Engkau jiwa yang sepi yang saat ini terombang-ambing di tengah pilihan bertahan atau melepas sunyi dengan yang belum pasti, bukankah kau juga sudah melihat betapa batang suplir yang hidup di tempat-tempat lembab itu memliki struktur batang yang berbentuk Love?
Apa kau tidak menyadari batang ini mnyimpan bentuk hatinya agar tiada yang melihat keindahannya? Ia menyimpan cintanya di balik jaringan yang melindunginya dan hanya mereka yang meneliti strukturnya yang akan menemukan keindahan cintanya.
Seperti itulah sehrusnya engkau wahai hati yang ingin melepas sepi, sudikah engkau menodai lagi cintamu? Masih maukah engkau mengulang kesalahanmu? Bertahanlah, lindungi cintamu dan biarkan yang meneliti keindahanmu adalah dia yang dittipkan Tuhan untuk menjadi imammu.
Jadikan keimanan sebagai pelindungmu dan tenggelamkan dirimu pada aktivitas yang mendekatkanmu pada Tuhan untuk menjaga keistiqamahanmu agar tak kembali terjatuh! Tetapkan hatimu kokohkan kemauanmu untuk menjaga love yang ada di benakmu.
Utuhkan cinta yang ada di benakmu pada maha Cinta biarkan Sang maha cinta ini yang memilih sosok yang pantas untuk mencintai dan dicintai olehmu, ada baiknya engkau hati yang menanti menjaga hatimu agar tak tersakiti biarkan semua berjalan sesuai takdirNya, sudah cukup kesalahanmu di hari-hari sebelum hari ini perbaiki keslahanmu di hari kemarin wahai hati yang saat ini risau.
Ingatkah engkau kasah Siti Zulaikha yang begitu mengagumi nabi Yusuf? Bukankah Allah mempetemukan mereka ketika Zulaikha telah menyempurnakan cintanya pada Tuhan Yang Menciptakan?
Sempurnakan cintamu pada yang maha menciptakan sebelum kau mencintai ciptaanNya, bertahanlah engkau whai jiwa yang menunggu :). Wahai jiwa yang merindu ingatkah ketika kau kembali ke tanah kelahiranmu di datran tinggi Takengon sepanjang jalan kau dirayu dengan keindahan pinus-pinus yang melambai di baris pegunungan, bukankah kau telah tau daun pinus itu tidak menyatu seperti dedaunan lain.
Satu jarum daun merupakan salah satu sisi daun, bukankah ini pelajaran nyata yang ditunjukkan Tuhan? Daun pinus ini menjelaskan dua orang yang telah memiliki ikatan akan menyatu menjadi satu kesatuan yang sah yang halal di mata dunia dan akhirat ya akan menjdi penyempurna iman masing-masing insan yang menjalankan ikatan.
Dua jarum daun akan menjadi satu daun yang saling melengkapi. Jika memang engkau hati yang sepi tak lagi sabar menanti siapkah engkau dengan ikatan suci? Jika memang telah siap lakukanlah! Bergejolak naluri berkata belum siap, jika belum nanti saja semua akan indah pada waktunya.
Jika memang jodoh kemanapun akan pasti di pertemukan jika memang tidak dijodohkan walau bertahun menjalani hubungan yang tiada kejelasan akan tetap tidak akan bersatu dalam satu ikatan. Apa engkau siap menjalani itu wahai hati yang saat ini ingin melepas sunyi? Apa engkau siap
Jika tdak, fokuskan saja pikiranmu untuk mencintai Tuhanmu, memperjuangkan yang seharusnya kau perjuangkan simpan dan pendam gejolak rasamu yang membara labuhkan ia dalam lantunan do’a disetiap sujudmu bahwa namanya dalam setiap tanganmu menengadah mengharap kepadaNya, titipkan rasamu pada Dia berharap saja semoga nanti dia yang sering kau bawa dalam do’a dia yang sering kau sebut saat malam gelap tak bersuara menjadi pilihanNya untukmu.
Bertahanlah menanti wahai hati yang sepi rencanaNya lebih indah. Bersabarlah menunngu hingga tiba masa yang telah ditentukanNya itu, aku tau engkau mampu wahai qalbu yang merindu. [SY]