Tak Boleh Lagi Mundur, Abuya Harus Tegas Pada Kadis yang Kurang Improvisasi

oleh

Oleh : Fauzan Azima*

Alasan mendasar Abuya Sarkawi maju sebagai calon wakil bupati mendampingi calon Bupati Bener Meriah Ahmadi Samarkilang adalah membangun kepercayaan masyarakat terhadap ulama.

Pada awal deklarasi pasangan ini lebih kepada representasi kaum agamawan; ulama dan santri. Bahkan style dan gaya bicara calon bupati Ahmadi juga bercirikan ulama.

Masyarakat menilai ada harapan baru dengan pasangan religius ini. Sebelumnya Kabupaten Bener Meriah sudah pernah dipimpin para politisi dan birokrasi murni, tetapi Bener Meriah masih jalan di tempat.

Beruntung pada masa BRR Aceh-Nias uang di Aceh banyak beredar sehingga gedung perkantoran bisa dibangun dalam satu kawasan. Andai tidak, mungkin sampai saat ini kantor-kantor masih mengontrak di rumah-rumah masyarakat.

Pemerintahan sebelumnya mandek diduga terlalu korup. Sehingga masyarakat seperti melihat ada setitik cahaya di ujung lorong yang gelap pada pasangan Ahmadi Samarkilang-Abuya Syarkawi. Masyarakat berharap banyak pada pasangan ini demi perubahan Bener Meriah ke arah yang lebih baik dari pemerintahan sebelumnya.

Abuya Syarkawi resmi menjadi Bupati Bener Meriah sejak 30 April 2019 menyusul vonis terhadap Ahmadi Samarkilang yang terjerat kasus korupsi. Memang berat menjadi pemimpin seorang diri tanpa kehadiran wakil, namun dalam situasi seperti sekarang ini, lebih baik Abuya Syarkawi sendiri tanpa wakil karena akan menimbulkan masalah baru dan kelompok-kelompok yang saling menjatuhkan. Sehingga nantinya Abuya tidak fokus membangun Bener Meriah.

Permasalahan lainnya, adalah para kadis atau kepala badan yang sebenarnya mereka tidak bodoh, tetapi kurang improvisasi. Kalau dinas atau badan berjalan sesuai dengan harapan Abuya Syarkawi, tentu saja segala urusan kecil tidak sampai dan dibebankan kepadanya.

Selama ini Abuya bukan saja mengurus kebijakan besar dan strategis, tetapi urusan teknis kecil pun menjadi urusan Abuya Syarkawi. Kesabaran dan kebesaran jiwa Abuya Syarkawi dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi dan kepentingan lainnya oleh kadis dan kepala badan.

Masyarakat, khususnya tim sukses tidak mau tahu tentang persoalan tingkah laku kadis dan kepala badan, mereka semua mengembalikan dan menekan Abuya. Ditambah, sudah menjadi rahasia umum, belum lagi permintaan dari empat penjuru mata angin; dari atasan sampai bawahan tidak lagi punya rasa malu dan mempertimbangkan etika kelembagaan.

Kelebihan pemerintahan masa lalu, semua selesai pada tingkatan kepala dinas atau badan, tidak sampai kepada bupati. Sehingga bupati bisa berfikir lebih strategis dengan melobi dana APBA dan APBN.

Masalah demi masalah di atas hanya bisa diselesaikan dengan ketegasan Abuya Syarkawi. Jangan pernah biarkan mereka berlaku liar. Mundur dari jabatan bupati tidak menyelesaikan masalah.

Sekali mundur, akan menorehkan catatan gelap bagi kalangan ulama dan santri yang akan maju sebagai pemimpin pada masa akan datang. Sekali lagi Abuya Syarkawi tidak boleh mundur demi sejarah negeri yang kembali gemilang seperti namanya; Bener Meriah.

(Mendale, Kamis, 28 Mei 2020)

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.