Kopi Gayo Sumbang Devisa 55 Juta Dollar Pertahun, Negara Harus Hadir Bantu Petani

oleh
Wisatawan ngutip kopi Gayo. (foto : Hadi)

TAKENGON-LintasGAYO.co : Ekspor kopi Gayo dalam setahun rata-rata menghasilkan devisa sebesar USD 55 Juta. Hal itu disampaikan Kabag Perekonomian Setdakab Bener Meriah, Zulfikar Ahmad Aman Dio, Senin 25 Mei 2020.

Kopi-kopi kata dia, berasal dari dua Kabupaten yakni Aceh Tengah dan Bener Meriah. “Dalam kurun waktu 2012-2018, kopi menjadi komoditi terbesar di Aceh yang diekspor ke mancanegara. Setiap tahun persentasenya fluktuatif, dan rata-rata kopi Gayo menyumbang devisa negara sebesar 55 Juta Dollar AS,” katanya.

“Angka itu, bisa lebih lagi mengingat adanya ekpor kopi Gayo dari Medan Sumatera Utara,” tambah Zulfikar Ahmad.

Di saat pendemi Covid-19 ini, katanya lagi, harusnya petani kopi Gayo diselamatkan oleh negara, mengingat petani kopi lah yang menyumbang devisi tersebut.

“55 juta Dollar jika kurs Rupiah terhadap Dollar saat ini 14 ribu saja per Dollar, berarti kopi Gayo telah menyumbang 770 Milyar pertahun kepada negara,” terangnya.

“Dan disinilah negara harus hadir, disaat harga kopi Gayo anjlok, dan petani menjerit, Negara harus selamatkam mereka,” tambahnya.

Ditanya cara negara turut membantu petani kopi, Zulfikar Ahmad mengatakan dengan menghadirkan kredit fasilitas ekspor.

“Pemerintah melalui Dana Stimulus Ekonomi, bisa menyediakan kredit fasilitasi ekspor, diberikan kepada eksportir yang telah memiliki kontrak penjualan (Purchase Order – PO). Dalam PO udah ada harga dan volume, nah ini yang dijadikan jaminan,” terangnya.

Menururnya, jika harga kopi normal maka dana sosial yang diberikan pemerintah sebenarnya bisa berkurang.

Zulfikar Ahmad

“Masyarakat Gayo hidup dari kopi, harga kopi baik maka baik pula ekonomi masyarakatnya, jadi dana bantuan sosial juga dapat ditekan di dua daerah ini, hanya sebagian masyarakat saja yang dibantu. Negara juga enggak akan rugi, toh jaminannya ada,” kata Zulfikar Ahmad.

“Lain itu, dalam menghadapi Covid-19, masyarakat Gayo juga enggak perlu di rumah saja, mereka cukup ke kebun merawat kopinya, maka physical distancing juga akan tercipta dengan sendirinya,” tandasnya.

[Darmawan]

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.