BANDA ACEH-LintasGAYO.co : Kepala Sub Bagian Kerukunan Umat Beragama dan Ortala Kanwil Kemenag Aceh, Muhammad Nasril menyatakan, informasi hoak bisa ditangkal dengan melakukan cek dan ricek.
Hal itu disampaikan Nasril saat mengisi tablig Ramadhan di Radio Mora Aceh, Sabtu 16 Mei 2020.
Nasril menjelaskan, hoak disebarkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab untuk memuluskan tujuan yang ingin mereka capai.
Menurutnya, hoak menjamur saat memasuki tahun politik, sehingga hoak menjadi salah satu sumber perpecahan.
Bahkan, kata Nasril, dalam tarikh Islam sendiri dikenal dengan istilah haditsul ifki (berita dusta). Haditsul ifki merupakan berita bohong yang dilancarkan kaum munafik terhadap Aisyah RA.
“Hoak bukan barang baru, ini sudah ada sejak zaman Rasulullah saat sebuah kabar bohong menyerang Sayyidah Aisyah. Oleh karena itu, lakukan tabayyun saat menerima berita,” kata Nasril.
Ia menambahkan, di zaman modern ini, hoak menjadi sangat subur. Penyebarannya juga tidak hanya dari mulut ke mulut, namun gencar dilakukan di media sosial.
Penyebaran hoak melalui media sosial, kata Nasril, lebih berbahaya dibandingkan dari mulut ke mulut. Dalam hitungan detik atau menit, hoak dapat menjangkau jutaan orang serta tidak mengenal batasan usia dan status sosial pembacanya.
“Bisa kita katakan hoak saat ini mencapai puncak kejayaannya, baik melalui media yang tidak kredibel maupun media sosial,” kata pria yang pernah menjabat Kasubbag Informasi dan Humas Kanwil Kemenag Aceh ini.
Nasril menjelaskan, menyebar hoak sama saja memupuk dosa jariyah bagi penyebar.
“Fitnah yang diciptakan tersebar luas di media sosial. Bahkan saat kita meninggal, jejak digital masih ada. Kalau tidak mau menjadi dosa jariyah, maka jika menerima informasi hoak dihapus jangan disebar luaskan lagi,” ujar Nasril.
Ia mengajak masyarakat untuk melakukan klarifikasi terlebih dulu jika menerima informasi yang belum diketahui kebenarannya serta tidak ikut menyebarkannya.
“Korban hoak adalah mereka yang tidak tabayun, klarifikasi, verifikasi, ini menjadi santapan lezatnya hoak. Media banyak positif apalagi media yang jelas. Jika kita mendapat berita atau informasi dari media sosial yang belum jelas sumbernya, kita tunggu dulu media yang kredibel memberitakannya,” ujar Nasril.
[RN]