Meski di Tengah Pandemi Covid-19, Tetaplah Sambut Ramadhan Dengan Istimewa

oleh

Oleh : Muhammad Nasril, Lc. MA*

Saat ini kita sudah berada di pertengahan bulan Sya’ban 1441 H, artinya sebentar lagi kita akan bertemu tamu spesial, bulan yang dinanti-nanti. Ia datang dengan berbagai kabar gembira dan penuh berkah, yaitu bulan Ramadhan.

Pertemuan kita dengan Ramadhan menjadi misteri, tidak ada yang tahu, karena tidak ada jaminan bagi seseorang untuk bertemu dengan tamu agung tersebut.

Oleh karena itu, kita senantiasa berdoa, memohon kepada Allah Swt agar diberikan kesempatan untuk dapat bertemu dengan Ramadhan tahun ini.

Kondisi kita saat ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, biasanya memasuki pertengahan sampai akhir bulan Sya’ban gaung Ramadhan sudah mulai terlihat.

Tapi tidak untuk tahun  ini, kedatangan tamu istimewa itu masih belum terlihat, bahkan nyaris terkesan seperti pergantian bulan lainnya, ia berjalan biasa saja. Hal ini bisa jadi karena kita sedang diuji dengan wabah penyakit yang hampir merata di seluruh dunia, yaitu virus Corona (Covid-19).

Sungguh, wabah Covid-19 ini telah menyita perhatian semua pihak di seluruh dunia, berbagai aktifitas rutin seperti belajar mengajar di sekolah ditiadakan, larangan kegiatan yang berkumpul orang banyak, ASN tak bekerja di kantor dan keputusan ulama tentang shalat Jum’at boleh diganti dengan shalat zuhur di rumah.

Bahkan, Arab Saudi juga menutup akses jamaah yang ingin melaksanakan ibadah umrah dan hal-hal lainnya.

Berdasarkan data yang dikeluarkan pemerintah sampai hari Selasa, 7 April 2020, sebanyak 2491 masyarat Indonesia positif terjangkit Covid-19, 209 pasien wafat serta ribuan lainnya dalam  perawatan.

Kondisi itu membuat semua mata dan tenaga fokus ke sana, keadaan ini masuk dalam kondisi darurat. Berbagai kebijakan pemerintah dan juga non- pemerintah tertuju ke sana untuk bersama-sama mencegah penyebaran wabah ini.

Kondisi itu pula telah mempengaruhi psikologi masyarakat, khawatir, cemas dan rasa was-was terhadap penyebaran penyakit tersebut, sehingga saat ini mereka lebih fokus ke covid-19 daripada kegiatan lainnya, termasuk dalam penyambutan bulan Ramadhan yang akan tiba sebentar lagi.

Meski demikian, kondisi tersebut tidak menjadi alasan kita untuk tidak istimewa dalam menyambut bulan Ramadhan, karena ia hanya butuh pada persiapan individu, peningkatan spiritual dan tak perlu mengumpulkan orang banyak, juga perlu sedikit syiar melalui umbul-umbul bagi yang memungkinkan.

Jangan malah nanti terkejut dengan datangnya bulan Ramadhan, seperti ungkapan yang biasa kita dengar “tidak terasa ya sudah mau Ramadhan lagi,” yang menandakan kita tidak bersiap-siap pada bulan Sya’ban untuk menyambut Ramadhan.

Bagaimanapun keadaan kita saat ini, bukan berarti kita lalai akan pertemuan dengan bulan Ramadhan.

Akankah Ramadhan ini tanpa penyambutan Istimewa?

Kalaulah kita mengetahui tentang sebuah perjalanan yang akan ditempuh itu dengan jarak yang jauh, tentu kita akan mempersiapkan segala kebutuhan dengan persiapan yang sangat matang, sehingga perjalanan tersebut tidak mengecewakan.

Semestinya begitu juga yang harus dilakukan dengan datangnya bulan Ramadhan, dengan persiapan yang matang, baik persiapan spiritual, fisik, ekonomi/keuangan dan ilmu tentang fiqh puasa meski kondisi hari ini dihantui wabah Covid-19.

Sehingga pada saat bertemu dengan Ramadhan nanti, kita benar-benar telah siap dan akan memetik setiap butiran mutiara keutamaan yang terdapat di dalamnya.

Kita umpamakan saja pada sebuah acara kenduri, meski dalam kondisi bagaimanapun, panitia atau keluarga besar sibuk mempersiapkannya, mulai dari menentukan jadwal yang tepat, membuat perencanaan yang matang, persiapan ekonomi yang jelas sampai pembagian jobdesk sehingga terwujud tujuan suksesnya kegiatan tersebut.

Namun sering lupa, saat kita mengetahui bulan agung yang pahala sunat seperti wajib, pahala berlipat ganda dan berbagai keutamaan lainnya, tapi kita malah menyambut tamu agung ini begitu saja, tanpa ada persiapan yang matang.

Padahal kita tahu, Ramadhan merupakan salah satu bulan dari 12 bulan yang ada dalam tahun Hijriah yang memiliki berbagai keistimewaan dan keutamaan dibandingkan bulan-bulan lainnya.

Akan rugi rasanya kalau Ramadhan berlalu begitu saja layaknya pergantian siang dan malam, tapi kita tidak bisa mengambil ibrah dari proses tersebut.

Berbagai keutamaan yang terdapat dalam bulan Ramadhan tentunya sudah pernah kita ketahui baik melalui ceramah, bacaan, dan berbagai sarana media lainnya, tapi akan terasa tawar kalau keutamaan yang begitu besar tidak dinikmati.

Inilah yang menjadikan kita seharusnya bergembira, tidak menyia-nyiakan kesempatan indah ini, karena kebaikan begitu mudah dijalankan pada bulan Ramadhan.

Momen Ramdahan sangat mendukung kita untuk melakukan amal dan kegiatan yang bermanfaat mulai pagi hari hingga malam. Isyarat sebagai bulan kebaikan dan peluang kejahatan tertutup, namun ia akan tetap seperti bulan-bulan yang lain kalau tidak ada usaha atau komitmen dalam menggapai kebaikan itu.

Untuk itu, sebelum ramadhan menyapa kita, meski kondisi saat ini pandemi Covid 19 mari mempersiapkan diri kita untuk menyambut Ramadhan. Membuat perencanaan yang matang saat bertemu dengan Ramadhan dan mengambil hikmah dibalik musibah ini menjadikan ramadhan kali ini lebih berkah bersama keluarga.

Menjadi pribadi shalih menuju insan bertaqwa dan istiqamah dalam keshalihan pada bulan-bulan lainya selama menjalani kehidupan ini, perbanyaknyaklah ibadah untuk meraih gelar agung Master Of Taqwa (M.Tq).

Semoga Allah memberkahi kita semua pada bulan Rajab dan Sya’ban dan memberikan kesempatan untuk bertemu dengan bulan Ramadan dalam keadaan pandemi ini sudah tidak ada lagi serta diberikan keberkahan ramadhan ini bagi kita. Amin.

*Kasubbag KUB dan Ortala Kanwil Kemenag Aceh

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.