Dampak Covid-19 Terhadap Kopi Gayo

oleh

TAKENGON-LintasGAYO.co : Covid-19 kini tengah menjadi pendemi mematikan di seluruh dunia. Awalnya virus ini ditemukan di Wuhan, China. Hingga kini, ribuan orang dinyatakan meninggal dunia dari seluruh negara yang mengkonfirmasi mewabahnya virus ini.

Tak pelak, sejumlah negara melakukan lockdown. Hal ini membuat perekonomian dunia terganggu.

Bagaimana dengan kopi arabika Gayo, yang notabennya komoditi ekspor dari Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah. Di dua daerah ini, lebih dari 80 persen masyarakatnya menggantungkan hidup dari kopi.

Menjawab itu, LintasGAYO.co mencoba menanyakan kepada pelaku kopi di Takengon. Adalah Armiadi yang mencoba menjawab pertanyaan dari LintasGAYO.co.

Menurut Armiadi, pandemi Covid-19 tentu saja berpengaruh terhadap Kopi Gayo. Menurutnya, komoditi kopi itu merupakan konsumsi publik.

“Sekarangkan hampir di seluruh negara, tempat-tempat berkumpul itu dibatasi. Ya tentu kopi berpengaruh, biasanya saat ngumpul minum kopi,” katanya.

Lain itu katanya lagi, pusat-pusat perbelanjaan pun ramai dikunjungi lantaran masyarakat dunia saat ini hanya membeli sembako. “Lain sembako dengan kopi. Sembako kebutuhan pokok, sedangkan kopi kan konsumsi mewah. Tentu saja masyarakat dunia lebih memilih sembako dari pada kopi, untuk sementara ini,” ungkap Armiadi.

Owner Asa Coffee Gayo ini memperkirakan, pengaruh Virus Corona terhadap daya beli Kopi Gayo kemungkinan  akan mulai terasa satu dua bulan ke depan.

“Ini akan berpengaruh di tingkat lokal dan international. Begitu juga dengan permintaan ekspor mulai menurun untuk sementara waktu,” sebutnya.

“Saat ini orang tidak banyak bergerak, sehingga roda perekonomian juga turun. Orang-orang hanya melakukan situasi terlebih dahulu, orang aman menyimpan uangnya lebih dulu dari pada beli barang, dan itu wajar di tengah pandemi seperti sekarang ini,” tambahnya.

Ditanya soal harga, Armiadi mengatakan juga akan menurun. Padahal menurutnya, pada Maret dan April ini, kopi Gayo akan panen raya. “Permintaan kurang, sedangkan panen masih akan dimulai, pesti berpengaruh terhadap perekonomian warga,” ungkapnya.

“Saran kita kepada petani, badai pasti berlalu, simpan dulu kopi kita. Sebisa mungkin mengolah kopi sendiri dan tahan. Setelah badai ini berlalu pasti harga akan normal kembali,” tandasnya.

Sementara itu, Rahmah Ketiara ditanya secara terpisah mengatakan, untuk sementara waktu ekspor kopi Gayo masih aman.

“Ketiara untuk April hingga Juni sudah ada kontrak ke Amerika. Memang Eropa sudah di stop sejak Desember tahun lalu,” katanya.

“Kita berharap virus ini segera bisa diatasi, sehingga perekonomian dunia akan kembali normal,” timpalnya.

[Darmawan]

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.