2 Pasien Suspect Corona Dirawat di Ruang RICU RSU Zainoel Abidin Banda Aceh

oleh
Nova Iriansyah Tinjau Langsung Respirating Intensive Care Unit (RICU) RSUZA. (Ist)

BANDA ACEH-LintasGAYO.co : Direktur RSUD Zainoel Abidin Banda Aceh, dr. Azharuddin mengatakan, saat ini dua pasien yang mengalami gejala mirip Covid-19 (Suspect Corona) ditangani di ruang RICU RSUZA. Hasil laboratorium pemeriksaan atas mereka telah dikirim ke Balitbang Kesehatan di Jakarta.

“Kita telah mengirim hasil lab ke balitbang kesehatan. Sementara kita rawat sebagai pasien suspect, ketika ada hasil baru kita putuskan status pasien (apa negatif atau positif),” kata dr. Azharuddin dihadapan Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, yang melakukan peninjauan langsung Respirating Intensive Care Unit (RICU) RSUZA, tempat penanganan pasien suspect corona, Kamis 12 Maret 2020.

Azharuddin menyebutkan, RSUZA saat ini, punya enam kamar untuk perawatan bagi pasien suspect corona. Dokter, perawat hingga petugas kebersihan ruangan yang berkontak langsung dengan pasien suspect akan dikarantina selama dua pekan sebelum dibolehkan pulang ke tempat asal. Pihak rumah sakit menyediakan satu bangsal yaitu
Ruang Mamplam 2 (Ruang Rawat Penyakit Dalam Wanita).

“Siapa yang berkontak dengan pasien tidak boleh pulang. Dievaluasi selama dua minggu disini,” kata Azharuddin.

Kapada mereka yang menangani pasien suspect Covid-19, Plt Gubernur, Nova Iriansyah meminta agar diberikan intensif yang maksimal. “Kalau ngak ada aturan yang ditabrak, berikan kepada mereka. Supaya psikologi mereka terbantu,” kata Nova.

Selain itu, Nova juga meminta agar petugas karantina untuk memeriksakan kesehatan masyarakat  yang melintasi pintu masuk Aceh khususnya di bandara.

“Periksa bukan hanya yang datang dari luar (luar negeri) tapi juga dari dalam. Kita harus antisipasi cepat agar bisa ditangani segera jika ada yang terdeteksi,” kata Nova. “Jangan ada yang cuek. Semua harus sama sense of crisisnya.”

Sebelumnya Nova Iriansyah juga memberikan imbauan pada Bupati/Wali Kota se Aceh dan pejabat SKPA yang mengikuti peresmian aplikasi Simtanah, untuk mengantisipasi bersama penyebaran virus corona. Hal itu dilakukan akses dari penyebaran virus yang telah mencapai puncak penularannya.

“Sudah lebih 160 negara terpapar corona virus. WHO yang mengurusi kesehatan, menyatakan Corona ini sebagai pandemik. Kita sedang pada titik tertinggi penyebaran corona,” kata Nova.

Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah menghindari sementara jabat tangan dan mengganti dengan simbol lain yang intinya adalah penghargaan atas sesama. Cara lain adalah menjalani pola hidup sehat seperti yang tercermin dalam program BEREH atau Bersih, Rapi, Estetis dan Hijau.

“Untuk sementara hentikan perjalanan ke luar negeri, menghentikan atau meminimilisir perjalanan ke luar provinsi dan menghentikan sementara kegiatan-kegiatan massal, untuk meminimalisir penyebaran virus corona,” kata Nova.

Nova menegaskan, dirinya sudah memutuskan untuk menunda sementara semua perjalanan dinas ke luar negeri, hingga kondisi kembali stabil.

[SP/Darmawan]

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.