Sehari Berbahasa Gayo Akan Diberlakukan di Aceh Tengah

oleh

TAKENGON-LintasGAYO.co : Bupati Aceh Tengah, Shabela Abubakar mengatakan bahwa pihaknya akan mengeluarkan Peraturan Bupati (Perbup) sehari berbahasa Gayo.

“Ini segera akan kita keluarkan. Kalau sehari berkerawang Gayo sudah ada, tinggal kita padukan dengan sehari berbahasa Gayo,” kata Shabela saat membuka kegiatan Romansa Takengon Festival 2019 di Lapangan Setdakab setempat Sabtu 26 Oktober 2019.

Menurut Shabela bahasa Gayo harus diakui rawan kepunahan. Hal itu tidak terlepas dari fakta sebagian besar dari orang tua yang mengajari anak-anaknya dengan bahasa Indonesia tidak dengan bahasa Gayo.

“Di Gayo sedang terjadi language conversion, dimana bahasa ibu diganti dengan bahasa Nasional karena satu dan lain hal,” kata Shabela.

Ia juga mengatakan, sangat disayangkan urang Gayo malu berbahasa Gayo di depan publik. Kondisi ini tidak menguntungkan secara gradual. Bahasa Gayo akan punah karena kehilangan penutur akhir.

“Oleh sebab itu perlu perhatian serius dari kita semua. Tidak mungkin tanggung jawab besar ini dibebankan semua ke Pemerintah, sementara pihak lain berpangku tangan dan hanya melihat tanpa pernah berbuat,” ujar Shabela.

Bahasa Gayo perlu dilestarikan, karena urang Gayo telah ada di dataran Sumatera 3000 tahun sebelum masehi. “Temuan terakhir dari Arkeolog Medan menguatkan hipotesis itu berdasarkan uji karbon. Oleh karenya, bahasa Gayo harus tetap lestari,” ungkap Shabela.

Shabela menerangkan, masyarakat dan budaya Gayo secara bersama-sama telah mengalami proses dan perjalanan panjang menuju masyarakat modern. Dapat dibayangkan, masyarakat Gayo dan budayanya telah tumbuh dan berkembang melalui tahapan demi tahapan.

Karena keluhuran ajaran itu, sebut Shabela lagi, masyarakat Gayo menjadi suka mengadopsi cultural terutama dalam segi bahasa lain, dan mulai meninggalkan bahasa ibu.

“Oleh karena perlu sebuah regulasi yang dibuat pemerintah agar bahasa Gayo tidak punah. Karena bahasa dan budaya Gayo yang kita miliki saat ini merupakan suatu anugerah dari Allah SWT dan memiliki sifat unik yang membedakan suku Gayo dengan suku lainnya di Indonesia,” tegas Shabela.

“Regulasi sehari berbahasa Gayo akan dimulai dari ASN dan dunia pendidikan di Aceh Tengah, untuk kemudian berkembang ke ranah yang lebih luas yakni dalam kelompok masyarakat. Kita concern dalam memerangi kepunahan bahasa Gayo,” demikian tandas Shabela Abubakar.

[Adv]

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.