Dari Aceh untuk Sahabatku di Tanoh Papua

oleh

Catatan ; Haswin Dua*

Beberapa waktu lalu, seperti biasa menikmati Kopi pagi bersama sahabat di warung salah satu sudut Kota Banda Aceh, hanya update tentang perkembangan isu terkini dan analisis masing-masing, ya hanya cerita kedai kopi.

Tetiba saya terdiam, saya baca berkali kali informasi yang masuk ke Watshap grup kasi kepenghuluan nasional yang dikirim oleh salah seorang ASN Kemenag Pusat, jujur batin ini tersentak membaca bahwa Gedung KUA Distrik Wamena yang dipimpin oleh Saudara Adnan Yelipele dibakar massa disana.

Pikiranku langsung terbayang akan kabar kepala KUA itu yang merupakan sahabat saya yang bertugas di Wamena, saya mengenalnya pada saat lomba karya tulis Penghulu tk nasional tahun 2018 dimana beliau saat itu mengangkat judul KTI MAHAR BABI DALAM ADAT PERKAWINAN PAPUA, menarik dengan apa yang di tulis oleh beliau sy mencoba untuk berkenalan lebih dekat akhirnya kami saling memberikan nomor kontak, dan sejak saat itu kami sering berkomunikasi baik melalui telpon ataupun WA mulai dari bicara tentang pekerjaan sampai dengan hal menarik lain antara dua daerah dari ujung ke ujung dalam bingkai NKRI.

Lalu, saya mencoba menghubunginya, beberapa kali tak tersambung dan ternyata tidaklah mudah menghubungi nomor kontak di daerah yang sedang dilanda konflik, berkali kali saya mencoba, namun selalu jawabannya sibuk, akhirnya setelah lebih kurang 30 menit akhirnya tersambung, terdengar nada berbeda diseberang pulau sana, hati saya bergumam tolong angkat saudarau, sahabatmu di Aceh mencemaskanmu, angkat angakt sahabatku, sampai terdengar kalimat Assalamuaikum dari seberang sana, saya segera membalasnya dg jawaban waalaikumsalam wr.wb dan bertanya apakabar saudarku.

“Alhamdulillah, saya bersama keluarga saat ini sudah berada di salah satu rumah family di tempat yang aman,” ujarnya yang membuat diriku sedikit lebih tenang.

Setelah mendengar kabarnya dan juga saling berbagi cerita, saya kembali bertanya tentang kabar berita Kantor KUA Distrik wamena yang dibakar massa, bagaimana saudaraku?

Terdengar suara gemetar Pak Adnan Yelipele, membenarkan kejadian itu, pagi itu sekitar pukul 09.00 WIT, kami semua pegawai KUA sedang melaksanakan aktivitas rutin kantor dan kebetulan saat itu anak saya ikut ke kantor karena tidak berani sekolah, lalu tiba2 saya mendengar teriakan massa dari luar kantor, dan mereka melempari kantor dengan batu, kayu dan lain lain.

Melihat kondisi demikian segera saya perintahkan pegawai saya untuk lari menyelamatkan diri dan segera merangkul anak saya yang sudah sangat ketakutan, sambil kami berlari keluar memyelamatkan diri. Sementara massa, semakin beringas mereka teriak bakar dan iya dalam sekejap api sudah mulai melahap bagunan KUA beserta isi didalamnya.

Dokumen penting, seperti Akta Nikah dan seluruh peralatan kantor ikut terbakar, dan juga barang milik saya yang berharga yaitu ijazah Sekolah Dasar sampai S-2 ikut terbakar. jelasnya dengan suara serak

Padahal, ia berfikir kalau kerusuhan seperti itu ijazah lebih aman disimpan di kantor, ternyata perkiraannya salah, malah habis disana.kata pak Adnan Yelipele dengan suaranya penuh tekanan.

Sabar dan tetaplah tabah saudaraku, pesan paling diplomatis yang dapat disampaikan saat itu. Rasanya ingin memeluk erat saudaraku itu.

Pak Adnan Sabar Yaaaa, Insya Allah badai ini akan berlalu dan akan ada kehidupan yang lebih baik dihari2 yang akan datang tetap jaga diri dan keluarga cari tempat yang paling aman dan hindari kerumunan masa..doa kami dari kami masyarakat ujung sumatera semoga bapak dan keluarga selalu dalam lindungan Allah SWT..Aamiin.

Selang beberapa hari kemudian, saudaraku Adnan Yelipele menghubungi saya, suaranya kini lebih bersemangat, ia menyampaikan kondisinya sekarang lebih baik, sudah aman berada di tempat pengungsian di rumah family dan dia juga bercerita kalau hari itu dia sudah mengambil beberapa foto kantor bekas kerusuhan, namun dia mohon maaf belum bisa dishare foto foto tersebut karena ada pemblokiran jaringan internet di Wamena.

Akhirnya saat tulisan ini saya tulis, saya mencoba menghubungi kembali saudara Adnan Yelipele dan ternyata yang angkat telpon adalah istri beliau, dan ia menyampaikan kalau suaminya pak Adnansedang ke hutan mencari kayu bakar karena disina di tempat pengungsian keluarga masih memasak dengan kayu bakar.

Semoga Badai ini cepat berlalu saudaraku di Tanah Papua, sahabat se Iman bersabarlah, doa sahabatmu di Aceh untuk kalian semua, kami juga pernah hidup dalam suasana konflik..damailah negeriku.

*ASN di Kementerian Agama

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.