Agar Jangan Dimasuki Jin, Anggota DPRK Aceh Tengah “Kona Rajah”

oleh

TAKENGON-LintasGAYO.co : Empat hari paska pelantikan anggota DPRK Aceh Tengah, dihadiahi demo oleh sejumlah kalangan. Aksi demo tersebut dalam rangka mendesak lembaga DPRK menyatakan sikap dalam menolak kehadiran perusahaan tambang di Gayo.

Pada saat aksi berlangsung, Jum’at 30 Agustus 2019, sejumlah orasi tuntutan rakyat Gayo kepada wakil rakyat itu, enggan dilakukan ketua sementara DPRK Aceh Tengah, Syamsuddin.

Syamsuddin beralasan hingga saat ini belum memungkinkan DPRK Aceh Tengah secara lembaga menandatangani apa yang dituntut oleh massa aksi.

“Saat ini pimpinan DPRK masih besifat sementara dan kelengkapan komposisi dewan juga belum ada. Nanti, pada tanggal 9 September 2019, kelengkapan itu baru utuh dan aspirasi ini akan disidangkan,” kata Syamsuddin saat menanggapi tanggapan massa.

Pada saat itu juga salah seorang peserta aksi, Muhammadinsyah, melakukan ritual khusus penangkal masukkan makhluk halus alias jin kepada wakil rakyat yang terhormat itu, dengan membakar kemenyan dan dua buah jeruk purut (Gayo : Mungkur). Proses itu dalam bahasa Gayo dikenal dengan sebutan “RAJAH”. Ia melakukannya kepada Ketua sementara Syamsuddin dan Wakil Ketua sementara, Edi Kurniawan.

“Hari ini saya sengaja membawa kemenyan dan mungkur banan pemberian awan (kakek-red). Rajahen mulo anggota Dewan ayua a, pasang peger beden ne, kati enti mayo jin. Semenyara ni ku Aceh Tengah mulo ku julen,” kata Muhammadin sebelum melakukan ritual.

Seperti diketahui, massa peserta aksi kecewa dengan sikap DPRK Aceh Tengah. Muhammadinsyah dalam orasinya menengaskan bahwa rakyat Gayo akan memberi waktu kepada lembaga DPRK untuk mengakomodir keinginan rakyat pada tanggal 16 September 2019 mendatang.

“Tanggal 16 September kita akan datang kemari dengan jumlah massa yang lebih besar. Kita tangih janji bapak-bapak terhormat ini,” kata Muhammadinsyah.

“Jika pada waktu itu, lembaga DPRK tidak mau menandatangani fakta integritas penolakan tambang, maka kami akan membakar kantor ini,” timpalnya.

[Darmawan]

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.