Anwar Sanusi Gayo, Sosok Dibalik Pembangunan Jembatan Terpanjang di Indonesia

oleh
Anwar Sanusi Umarnur Gayo (Ist)

Catatan : Zuhra Ruhmi*

Jembatan Tubang Nusa merupakan jembatan terpanjang di Indonesia. Jembatan yang menghubungkan kota Banjarmasin (Kalimantan Selatan) dan Palangkaraya (Kalimantan Tengah) memiliki Panjang 10,3 Km, dua kali lipat panjang jembatan Suramadu di Jawa Timur.

Siapa sangka, pembangunan jembatan ini diketuai oleh Urang Gayo. Adalah Ir Anwar Sanusi Umarnur Gayo MT MM, dipercaya menjadi ketua tim percepatan pembangunan jembatan Tumbang Nusa. Item panggilan akrab Anwar telah bekerja di Dinas Pekerjaan Umum (PU) Provinsi Kalimantan Tengah sejak tahun 1986 Sampai Tahun 2018.

Jembatan Tumbang Nusa yang merupakan jembatan terpanjang di Indonesia (Ist)

Setelah melalui berbagai kajian pada tahun 1999-2000, jembatan Tumbang Nusa mulai dikerjakan pada tahun 2000. Megaproyek ini dikerjakan dengan 3 tahap. Tahap pertama dimulai pada tahun 2000-2004 dengan jarak 3,3 Km, dilanjutkan tahap 2 pada 2005-2006 sepanjang 3,7 Km, sisanya pada tahap ketiga yang selesai pada tahun 2014.

“Pengerjaan tahap dua ini direncanakan selesai dalam waktu 2 tahun, namun tahap dua ini kita selesaikan hanya dalam waktu 100 hari,” kata Anwar.

Percepatan ini dilakukan Anwar bersama tim karena tunutan kondisi. “Saat itu sudah musim hujan, sehingga badan jalan banjir hingga kedalaman 1 sampai 1,5 meter. Antrian truck barang dan kenderaan lainnya baik dari arah Banjarmasin maupun dari arah Palangkaraya sudah mencapai kiloan meter dan harus dilewatkan dengan ditarik menggunakan alat berat ecxavator,” jelas mantan Kadis PU Barito Raja tahun 2009-2013 ini.

Proses pembuatan jembatan Tumbang Nusa (Ist)

Untuk menyelesaikan percepatan pembangunan jembatan Tumbang Nusa Tahap Dua ini, kata Anwar lagi, timnya mempekerjakan pekerja, kepala kerja sebanyak 750 orang dan 5 crane,” kata putra asli Kampung Lenga Kecamatan Pegasing Takengon ini.

Tak hanya itu, percepatan pembangunan fenomenal di Kalimantan ini juga istimewa, karena tiang pancang untuk jembatan Tumbang Nusa juga dicetak di lapangan dekat dengan lokasi jembatan. Pembuatan tiang pancang juga diawasi secara ketat oleh konsultan.

Tes beton dan umur beton juga di cek di laboratorium untuk dinyatakan siap untuk digunakan, sehingga dengan dicetaknya tiang pancang dan precast untuk lantai jembatan di lapangan juga menghemat waktu pekerjaan jembatan Tumbang Nusa sehingga tidak perlu mendatangkan tiang pancang dan precast untuk lantai jembatan dari luar daerah, sehingga waktu lebih efektif dan efisien.

Efektifnya waktu pengerjaan jembatan Tumbang Nusa ini juga mempercepat penggunaan jembatan untuk kelancaran lalu lintas kenderaan dan arus barang yang merupakan kebutuhan pokok masyarakat di Kota Palangkaraya dan sekitarnya dan berdampak langsung pada peningkatan perekonomian masyarakat khususnya di kota Palangkaraya dan Kalimantan Tengah.

Dengan dibangunnya Jembatan Tumbang Nusa ini merupakan satu-satunya jalan penghubung Kota Banjarmasin Kalimantan Selatan dengan kota Palangkaraya Kalimantan Tengah. “Sehingga pertumbuhan ekonomi sangat pesat hingga mencapai 1000 persen,” kata Anwar.

“Kini, masyarakat telah beralih dari mode transfortasi sungai/air ke transfortasi darat. Dulu mobil terbatas di sini, sekarang sangat banyak,” kata ayah dari 5 Anak ini Mila Arita, Rizki Amalia, Dita Renanda, Adela Tamara dan Sara Rawan Muhammad Adam Farid.

Sebelum jembatan Tumbang Nusa ini dibangun, jarak tempuh antara kota Banjarmasin (Kalimantan Selatan) dengan Kota Palangkaraya (Kalimantan Tengah) membutuhkan waktu 3 hari dengan jalan masih tanah, rawa-rawa dan berlumpur yang harus dilalui dengan rakit tradisional bila musim banjir datang.

Awal Anwar Sanusi Umar Gayo ke Kalimantan

Menamatkan pendidikan di SMA 1 Takengon pada tahun 1977, awal Anwar merantau ke Kalimantan tepatnya Kota Banjarmasin 28 Februari 1978. Di tahun yang sama Anwar kuliah di Fakultas teknik Universitas Lambung Mangjurat (UNLAM) Banjar Masin. Melanjutkan magister Teknik di jurusan yang sama pada Kampus Universitas Brawijaya Malang, Anwar juga memperoleh gelar Magister Manajemen di Universitas Kisnadwipayana Jakarta.

Pada tahun 1986 Anwar mengabdikan diri di Dinas Pekerjaan Umum Bidang Bina Marga Provinsi Kalimantan Tengah.

“Kami disebar ke berbagai daerah untuk membangun Kalimantan Tengah dan awal bekerja saya ditugaskan di Pembangunan Jalan Kasongan – Sampit (136 Km) dan selanjutnya Pembangunan jalan Pulau Pisau – Kuala Kapuas – batas (75 Km) Kalimantan Selatan/Tengah,” kenang Anwar.

Selama 42 tahun di Kalimantan, anak keenam dari pasangan (Alm) H.Umar bin Khatab Dan (Almh) Hajah Nursiah menyayangkan dirinya karena belum berkontribusi untuk membangun kota kelahirannya, Takengon juga Aceh.

“Saya belum pernah berkontribusi untuk Membangun Tanoh Gayo juga Provinsi Aceh. Ingin menymbang ide dan berkontribusi langsung, semoga ada wadah untuk itu,” pungkas Anwar yang juga Ketua Ikatan Keluarga Iskandarmuda Palangkaraya ini.

*Penulis adalah Redaktur Pelaksana LintasGAYO.co

 

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.