Ketua Komisi VIII DPR RI Dukung Penegerian Madrasah di Aceh

oleh

BANDA ACEH-LintasGAYO.co : Ketua Komisi VIII Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Dr H. M Ali Taher bersama anggota Komisi VIII lainnya melakukan kunjungan kerja ke Aceh, dalam kesempatan tersebut ia juga mengunjungi Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh, di Jalan Tgk. Abu Lam U No. 9, Kampung Baru, Banda Aceh, Senin (2/7).

Kedatangan Ketua Komisi VIII M Ali Taher bersama rombongan disambut Kakanwil Kemenag Aceh, Drs H M Daud Pakeh bersama kepala Bidang di lingkungan Kanwil Kemenag Aceh.

Dalam kunjungan itu, M Ali Taher mengatakan pihaknya sangat mendukung peningkatan kualitas dan penegerian madrasah-madrasah di Aceh khususnya yang terletak di wilayah pedalaman. Bahkan pihaknya mendukung Pengembangan Madrasah di Aceh dalam jangka panjang, 10 sampai 15 tahun kedepan.

“Aceh yang berada wilayah paling ujung Indonesia sangat perlu peningkatan kualitas pendidikan, baik itu mutu maupun sarana dan prasarana, harus seimbang dengan daerah lain, karena Kebutuhan terhadap mutu dan kualitas pendidikan madrasah adalah untuk melanjutkan generasi yang lebih baik, apalagi minat masyarakat menyekolahkan anaknya di madrasah kita ketahui sangat tinggi,” ujar Ali Taher.

Oleh karena itu,  ia mendukung upaya penegerian sejumlah madrasah swasta di Aceh, terutama di daerah perbatasan dan pedalaman. Bahkan ia komit untuk menyampaikan tentang penegerian Madrasah Aceh ke Kemenag RI dan juga akan dibahas membahas dalam rapat Komisi VIII.

Oleh karenanya ia mengharapkan kepada Kemenag Aceh untuk segera mengusul kembali amadrasah yang menjadi prioritas untuk di negerikan.

“Apalagi beberapa tahun terakhir tidak ada penegerian madrasah di Aceh, ini perlu kita dukung agar ada penegerian madrasah di Aceh,” lanjut Ali Taher.

Menurutnya, penegerian madrasah di pedalaman merupakan sebagai upaya peningkatan mutu dan sistem pendidikan yang lebih maju di negara ini, apalagi wilayah pedalaman yang sering terlulakan.

“Kita apresiasi Kemenag Aceh yang berkali kali menembus pedalaman Aceh demi pendidikan anak negeri disana,” ujar Ali Taher.

Dalam kesempatan tersebut, Ali Taher juga mendukung pemugaran dan pelestarian gedung pusat Karantina Haji Nusantara era belanda di Pulau Rubiah Sabang.

“Kami membaca di berbagai media, tentang pusat karantina haji di Aceh, kami rasa itu adalah tempat perlu dilestarikan, menjadi situs sejarah yang sangat bernilai, perlu dipugar dan dilestarikan, tempat itu menjadi catatan sejarah perhajian Indonesia,” sebutnya.

Kami minta pemerintah daerah untuk fokus memberikan perhatian terhadap situs sejarah ini, “Kita berharap menjadi salah satu destinasi yang bermakna dan bernilai sejarah, dan jadi peninggalan bagi generasi kita selanjutnya,” ucap Ali Taher.

Kakanwil Kemenag Aceh, H.  M. Daud Pakeh menyebutkan sebagai upaya memajukan pendidikan madrasah, Kemenag Aceh melakukan berbagai program dan inovasi untuk madrasah di pedalaman Aceh.

Dikatakannya, Kanwil Kemenag Aceh telah melakukan pembenahan terhadap MIS Kala Wih Ilang Aceh Tengah dan MIS Alkautsar Jambo Rambong Babo di Aceh Tamiang.

“Kedua madrasah swasta ini terletak di daerah terpencil, dan suasana pendidikan disana telah difilmkan sebagai wujud nyata perhatian kita. Alhamdulillah berkat film tersebut kini madrasah itu telah dilirik banyak pihak, dan mereka turun ke lapangan memberikan bantuan, madrasahnya sudah punya gedung yang layak dan lebih maju,” ungkap Kakanwil.

Pada kesempatan itu Kakanwil juga berterimakasih atas kunjungan dan kepedulian Komisi VIII terhadap madrasah di Aceh.

Sebelumnya, diberitakan Kanwil Kemenag Aceh telah melakukan Observasi ke tempat Karantina Jamaah Haji Nusantara yang terletak di Pulau Rubiah, Sabang.

Bangunan yang menjadi catatan sejarah perhajian Indonesia itu dibangun tahun 1920 pada zaman kolonial belanda, dan saat itu menjadi tempat persinggahan terakhir dari kapal jamaah haji yang hendak pergi ke atau pulang dari Mekkah.

[RN]

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.