Bencana Rubah Bentuk dan Sistem Negara

oleh

Oleh : Fauzan Azima*

Dunia dan Indonesia sedang menunggu takdirnya. Bentuk dan sistem negara akan berubah total dari negara kesatuan kepada kumpulan kerajaan bukan karena dahsyatnya demonstrasi, peperangan, krisis politik dan ekonomi, tetapi karena faktor bencana alam.

Siapapun tidak akan mampu melawan takdir ini. Kita hanya mampu menundanya dengan doa, ratib-ratib, tahajud (tahan sujud), adanya ibu-ibu dan hewan ternak di sekitar kita menyusui anak-anaknya, adanya do’a anak-anak yatim dan kaum miskin yang tidak menggadaikan harga dirinya.

Pulau Jawa dari sekian “pasak bumi-nya” hanya tinggal satu lagi yang masih kokoh, yakni Gunung Selamat. Sementara Gunung Merapi, Karakatau, Bromo, Muria dan Dieng sudah sejak lama “goyang”.

Jakarta sebagai ibu kota negara, publik hanya tahu gedung yang miring hanya Menara Saidah dan Gedung Sarinah. Padahal seluruh gedung di ibukota negara Indonesia itu telah bergeser.

Kita yakin Presiden Jokowi faham dan mengantisipasi dengan berencana memindahkan ibu kota pemerintahan ke Kalimantan karena tanah di pulau Jawa tidak lagi mampu menampung beratnya beban masalah dan struktur tanahnya yang mulai lemah.

Dalam masa penantian menunggu datangnya bencana apa yang harus kita lakukan? Menangislah agar kita faham bahwa air mata adalah garam kehidupan dalam menggali diri, mengkaji diri dan menutup diri dari simbol-simbol sebagai berhala.

Mereka yang berhasil melewati kaji diri dan mampu membangun istana dalam jiwa, kelak pantas menjadi raja yang menjadikan keadilan, kebenaran, persaudaraan, persamaan, keikhlasan dan cinta kasih sebagai rajanya.

(Mendale, 2 Juli 2019)

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.