Cecah Bajik, Penganan Khas Ramadhan Masyarakat Gayo

oleh
Cecah Bajik. (Foto : ist)

Catatan Zuhra Ruhmi*

CECAH adalah  satu panganan pada masyarakat Gayo. ‘Posturnya’ menyerupai sambal. Bedanya cecah pada masyarakat Gayo tidak di goreng sebagaimana sambal pada umumnya. Kreativitas masyarakat Gayo mengolahnya dengan cara tradisional dan tidak menggunakan alat-alat modern seperti blender melainkan menggunakan ulekan kayu atau dalam bahasa Gayo disebut Legen. Bedah cecah, beda pula cara pembuatannya.

Ada banyak macam cecah, dan biasanya dibuat berdasarkan momen tertentu. Cecah terong agurcecah tomat, cecah timun, cecah tomat biasanya digunakan untuk lauk sehari-hari. Namun ketika Ramadhan tiba, masyarakat Gayo biasa menyajikan cecah bajik untuk berbuka puasa, terutama pada awal puasa.

Seperti namanya, cecah bajik menunjukkan bahan dasarnya terdiri dari bajik (putik nangka) dan bahan lain seperti jambu biji, nanas, pisang muda, terong belanda, dan gula aren, daun pepaya muda.

Cara membuatnya, siapkan 3 buah jambu biji, 3 pisang muda, 2 buah terong belanda, setengah buah nanas, daun pepaya muda dan satu lempeng gula aren. Potong jambu biji, pisang muda dan terong belanda menjadi empat bagian dan tumbuk kasar dengan menggunakan lusung (tumbukan yang terbuat dari kayu). Beri irisan daun pepaya dan gula aren dan siap untuk disajikan.

Bagi masyarakat Gayo cecah bajik dipercaya berfungsi sebagai pencegah sakit perut ketika puasa dan membantu alat pencernaan beradaptasi dengan perubahan pola makan.

*Penulis adalah Redaktur pelaksana LintasGAYO.co juga Ketua Forum Lingkar Pena Takengon

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.