Datu Cari, Perempuan Petempur Terakhir

oleh

Oleh : Fauzan Azima*

Saya hanya mampu memegangi batu nisan Datu Cari (Nama Asli Uyang-1914-1959) seorang kerabat Inen Mayak Teri dari Lokop Serbejadi. Makamnya tidak terawat, dibiarkan menjadi semak-semak. Padahal begitu besar peran Datu Cari dalam menumpas pasukan Belanda dari Bumi Linge.

Sekitar 50 meter ke arah selatan dari makam Datu Cari, kuburan massal pasukan Belanda juga masih ditandai dengan tumpukan bebatuan sebagai saksi bahwa Datu Cari dan Inen Mayak Teri adalah perempuan petempur terakhir melawan Belanda yang tercatat di dalam sejarah Gayo.

Tidak banyak orang tahu tentang Datu Cari dan apa jasa-jasanya dalam menumpas pasukan Belanda. Kecuali hanya sedikit orang tua yang mampu menuturkannya. Padahal tanpa Datu Cari, Kampung Delung mungkin hanya tinggal nama.

Datu Cari-lah yang meminta bantuan kepada Inen Mayak Teri (seorang panglima perang perempuan) untuk memerangi pasukan Belanda yang bermarkas di Kampung Delung. Pada waktu itu, mungkin “sumang” lelaki berunding dengan perempuan, maka segala sesuatu disampaikan kepada Datu Cari yang notabene sebagai sesama perempuan.

Datu Cari bukan perempuan biasa, beliau juga ikut bertempur menyerang markas Belanda di Delung di bawah pimpinan Inen Mayak Teri, Reje Cik dan Reje Mude yang menewaskan 60 pasukan Belanda.

Pada masa itu, Belanda merasa perlu menempatkan pasukannya di Kampung Delung karena dianggap sebagai pintu gerbang pasukan grilyawan keluar masuk ke daerah Jamat, Linge sampai ke Kota Takengon.

Sekitar 2 kilo meter sebelum masuk ke Kampung Delung adalah Kampung Jamat, Belanda sudah membuat tangsi atau markas besar, mereka menempatkan sekitar 300 pasukan di sana.

Pasukan Belanda masuk ke wilayah Jamat dengan melakukan shock thrapy dengan menembak mati tiga orang kampung yang tidak bersalah.

Mengetahui kejadian tersebut, Reje Cik dan Reje Mude memilih bergrilya menjadi “pasukan muslimin” ke tengah hutan belantara bersama rakyatnya dengan meninggalkan seluruh harta bendanya dan menolak tunduk kepada Belanda.

(Delung, 7 April 2019)

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.