Masuk Perguruan Tinggi, Hal ini yang Perlu Dicermati Calon Mahasiswa

oleh

Oleh : Darwan Hakim*

Dalam salah satu acara sosialisasi Perguruan Tinggi Negeri dan Kedinasan kepada para siswa disalah satu Sekolah swasta di Rawamangun Jakarta Timur penulis perhatikan ada beberapa hal yang harus juga dicermati orang dalam pemilihan program studi yang akan tempuh para siswa nanti benar benar dapat menuju kehidupan yang lebih baik (education for a better life). Untuk membahas lebih lanjut mari kita lihat sedikit sedikit kilas balik arah pendidikan Aceh Tengah massa lalu :

  1. Pada awalnya masyarakat melaksanakan proses pembelajaran belajar mengaji di rumah para Bapak Tengku yang berlangsung secara informal dan swadaya oleh Bapak Tengku Sendiri.
  2. Fase 2, orientasi para putra-putra Aceh Tengah pergi merantau melakukan pembelajaran ke luar daerah masih dalam belajar/mengaji keagaman ke luar daeah seperti Bireun, Sumatra Barat dan daerah lainnya masih secara informal tetapi biaya ditanggung sendiri
  3. Fase 3 orientasi ini mungkin bersamaan dengan phase karena adanya proses pembelajaran mengaji di Pasantren Pasir seperti di Kebayakan ( akhirnya Pasantren ini tutup)
  4. Fase 4 orientasi pendidikan lebih berfokus kepada pendidikan Guru Agama (PGA) hasilnya banyak guru agama di Aceh Tengah dan banyak dikirim sebagai guru agama keluar daerah (PGA akhirnya tutup juga)
  5. Fase 5 yaitu orientasi pendidikan ke SPG dan SMEA yang mengahsilkan banyak guru-guru dan tenaga administrasi pemerintahan (akhirnya SPG tutup tetapi SMEA masih tapi kurang peminat)
  6. Fase 6 mayoritas siswa berorientasi ke SMA dan MAN dengan tujuan bisa melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi
  7. Fase 7 mayoritas siswa masih berorientasi ke SMA dan SMK yang diharapkan siap kerja,bahkan diitingkat Perguruan Tinggi dan bahkan PT juga mengalami berbagai perubahan seperti IKIP menjadi UNJ Jakarta, IKIP Bandung menjadi UPN, berbagai perubahan diatas yang cendrung menghancurkan sekarang dikenal dengan istilah disruption

Melihat informasi dan pristiwa diatas diperlukan pemikiran yang vissioner para orang tua, tokoh pendidikan dan stakeholder agar anak didik setelah selesai pendidikan kehidupannya akan menjadi lebih baik (education for a better life), pandangan selesai pendidikan baru dianggap mujadi (mujadi dalam Bahasa Gayo kalau sudah bekerja sebagai karyawan adalah hal yang kurang tepat lagi).

Dari paparan beberapa PTN dan beberapa PTN kedinasan dapat kita cermati sebagai berikut:

  • Kalau PTN sekolah kedinasan memberikan informasi kalua sudah lulus tes masuk siswa tinggal kuliah dan ditempatkan sebagai PNS dan menerima gaji, berkarir sampai dengan pensiun, hanya Sekolah Tinggi Statitik memberikan pemahaman bahwa ilmu statistik sekarang menjadi ilmu sexion in the word untuk beberapa tahun kedepan yang bisa eksis di semua aktivitas bisnis dan dapat mandiri.
  • Namun untuk beberapa 3 PTN yang memberikan sosialisasi prihsl kelebihan masing masing seperti Universitas di Banten mengaku jurusan terbaiknya adalah metalurgi karena labortariumnya terbesar dan didukung oleh kratakatau stell dan fakultas kedokteran disubsisdi oleh Pemda satu milyar untuk satu orang mahasiswa kedokteran, sedangkan UNJ memberikan keunggulan dalam prestasi 7 medali emas atau 7 persen medali emas saat Asian Games dari mahasiswa UNJ.
  • Disamping sosialisasi dari PTN para siswa disungguhi pameran dari berbagai universitas swasta Jakarta. Yang menarik dari brossur Universitas swasta papan atas tersebut adalah dari visinya sangat dominan masalah entrepreneuship. Dan slogan PTS sangat spesifik seperti Kwik Kian Gie School Of Business dengan slogannya We Educate Future Professionals, Corporate Leaders, and Entrepreneus, Universitas Agung Podomoro salah slogannya where future entrepreneur begin ,lulusan kami 2 menjadi pengusaha 1 menjadi karyawan korporasi internasional, Kalbe Istitute dengan slogan education for a better life yang memadukan antara science, technology dan business dengan jurusan yang terlihat baru seperti matematika business, business in creative industry, teknologi informasi, game computing and technology. Dan kegiatan kampus sangat dominan bernuansa entrepreneurship.

Melihat adanya perbedaaan slogan/motto/vissi antara universitas negeri dan swasta menjadi tugas bagi orang tua dan siswa mau memilih perguruan tinggi yang seperti apa dan pola mandiri seperti apa yang ingin dicapai anaknya bila selesai dari Perguruan Tinggi/sarjana ?

Sebagai referensi Prof Dr Rhenald Kasali Phd dalam bukunya Let’s Change halaman 117 bahwa di Amerika generasi baru pilih The Institute Culinary of America karena cita citanya menjadi koki, perancang busana atau profesi independen liannya dibandingkan dengan generasi tua memilih Harvard University yang ingin menjadi geologiman generasi kertas menambang diperut bumi, teknik nuklir, industri berat dan lain lain.

*Tokoh Masyarakat Gayo, Tinggal di Jakarta Pusat

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.