Nama Tempat Itu Menurut Masa

oleh

Oleh : Fauzan Azima*

Gayo, menurut saudara kita di Tanah Karo, orang mencari kepiting (gerep). Mungkin nenek moyang kita pada masa itu sedang mencari kepiting, tetapi karena bahasa berbeda mereka tidak bisa saling komunikasi, sehingga mereka “merasi” atau melakapkan orang Gayo atau orang mencari kepiting.

Hal tersebut biasa, nama-nama tempat mulai berubah; sekarang Simpang Teritit dulunya Gegerung. Bahkan penamaan wilayah administrasi pun bisa berubah; dulu ada Kecamatan Kota, sekarang hilang sebagian wilayahnya masuk Kecamatan Bebesen dan Kecamatan Lut Tawar.

Sejarah dunia pun demikian. Wilayah Iran sekarang dulu disebut Persia, dulu Andalusia sekarang menjadi Spanyol, sekarang Turki dulu Konstantinopel. Jadi berganti-ganti nama-nama negara bergantung zaman juga.

Setiap penamaan daerah atau negara termasuk dalam kategori “satu kata seribu bahasa” yang di sana ada petunjuk bagi kita saat ini. Kata Linge pada kerajaan Linge bisa jadi berasal kata ine yang berarti ibu (Siti Hawa), sama dengan Lombok berasal dari kata mbok yang juga artinya ibu. Linge dan Lombok juga mempunyai arti lurus.

Kita juga tidak heran, pada masa tertentu orang-orang pada tempat tertentu melaksanakan Tauhid dengan sempurna seperti Kerajaan Linge (Kerajaan induk, lurus, indo), tetapi juga mungkin pada zaman Nabi-nabi, nabi yang pernah tinggal di Gayo adalah Nabi Luth. Wallahualam!

(Mendale, 18 Desember 2018)

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.