Mutasi Masa Pemerintahan Shafda Seperti Kisah Awan Prado dan 7 Helai Kumis Ikan Lele

oleh

Oleh : Fauzan Azima*

Tidak banyak orang di kampung saya, Jongok Kebayakan yang bisa mempermainkan jiwa orang. Sudah pasti dia orang cerdas. Salah satunya adalah Awan Prado.

Di samping cerdas juga memiliki ilmu “mematikan diri sendiri.” Satu ketika beliau lelah berjalan dari Rembele,
Bener Meriah menuju Jongok Kebayakan, Aceh Tengah. Sesampai Singahmata beliau “mematikan dirinya.”

Orang-orang yang lewat mengenalnya Awan Prado mengira benar-benar telah meninggal dunia dan mereka menandunya ke rumahnya di Jongok. Berita dari mulut ke mulut mulai tersebar, bahwa Awan Prado telah meninggal.

Sebagai mana lazimnya, masyarakat pun berduyun-duyun datang memberi sumbangan ala kadarnya dalam bentuk uang, beras, gula dan kelapa untuk persiapan kenduri orang meninggal selama tujuh hari.

Beberapa menit sebelum dimandikan beliau bangkit dari “kematiannya” dan masyarakat sebagian lari tunggang langgang ketakutan.

Setidaknya dengan “ilmu kematian” yang dimiliki beliau tidak capek lagi berjalan karena sudah digotong dan belanja untuk beberapa bulan sudah cukup dari bawaan orang-orang yang “tukem” bertakziah.

Tidak hanya itu, akal bulus Awan Prado, ketika kami masih anak-anak yang hobi memancing ikan lele diparit-parit daerah persawahan Kebayakan Mendale, namun setelah dapat banyak kami dicegatnya dan disuruh berbaris.

Beliau menggertak kami, bahwa kami telah mencuri ikan lele milik beliau. “Kalian telah mencuri ikan lele saya, kita buktikan, kalau kumis lele ini ada tujuh helai berarti saya punya” katanya penuh muslihatnya.

Kami pun dengan lugu dan ketakutan mulai menghitung kumis ikan lele itu, terutama tangkapan lele yang besar, semua kumisnya berjumlah tujuh helai. Akhirnya semua lele yang besar-besar beliau bawa, bagian kami hanya tinggal yang kecil-kecil saja. Setelah kami dewasa baru sadar bahwa setiap ikan lele memang berkumis tujuh helai.

Begitulah orang-orang cerdas mempermainkan jiwa seseorang. Berkaca dari kisah “Awan Prado dan tujuh helai kumis ikan lele,” Pemerintahan Shafda seperti kami masa “anak-anak” yang dipermainkan jiwanya oleh orang-orang pinter di sekelilingnya.

(Mendale, 2 Oktober 2018)

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.