Hadits Nabi, “Hubbul wathon minal iman,” artinya, cinta tanah air sebagian dari iman. Dalam konsep wawasan nusantara “tanah air” adalah seluruh dataran dan lautan yang membentang dari barat sampai ke timur wilayah Indonesia. Mencintai setiap jengkal tanah air Indonesia adalah sebagian dari iman. Aceh Tengah bagian dari Indonesia, mencintainya juga sebagian dari iman.
Cinta adalah kata kunci membangun Aceh Tengah. Dari siapapun dan belahan bumi manapun kita harus belajar mencintai negeri ini. Pelajaran dari negara Denmark, mereka menjadi negara termakmur, teraman dan ternyaman di dunia karena masyarakatnya jujur. Mereka percaya setiap kebaikan berawal dari kejujuran. Seluruh Pembangunan fasilitas umum untuk rakyat memenuhi standar mutu dalam segala bidang.
Sebagai mana masyarakat dan Pemerintah Denmark, Aceh Tengah juga bisa makmur, aman dan nyaman hanya dengan modal jujur. Tidak ada perlu biaya untuk menjadi jujur, hanya perlu komitmen bersama. Beruntung Aceh Tengah punya beberapa pejabat pinter, jujur dan bekerja dengan cinta. Di antaranya, Sekda Karimansyah, Kepala Bappeda Arslan Abdul Wahab, dan staf ahli Muhammad Syukri. Mudah-mudahan kehadiran mereka bisa menjadi contoh teladan bagi pegawai lainnya. Tampaknya Bupati Shabela Abu Bakar harus bisa sedikit melawan arus “tim sukses” yang menunjuk pejabat bukan berdasarkan profesionalitas.
Pembelajaran juga kita dapatkan dari lawan, ia akan berkata jujur dalam mengungkap kelemahan kita. Walikota Medan, Drs. H. Abdillah, SE, Ak, MBA menjadikan Kota Medan maju karena dua tahun pertama beliau memimpin selalu dibully, dikritik dan tiada hari tanpa unjuk rasa di kantornya, namun semua menjadi pelajaran berharga bagi beliau dan menerapkan ide-ide lawannya sehingga Kota Medan maju. Meski pada pertengahan masa jabatannya periode kedua, 2008 KPK menangkapnya, banyak spekulan berpendapat jika beliau mencalonkan diri sebagai Gubernur Sumatera Utara pasti akan terpilih sehingga beliau “dikriminalisasi”.
Aceh Tengah di bawah pimpinan Pak Shabela masih dalam masa kasmaran. Kalimat “Demi cintaku kepadamu” wahai Aceh Tengah memang sering diucapkan, namun apa artinya kalimat indah tanpa bukti. Percayalah, tanpa bukti cinta, tidak ada peradaban dan kebudayaan Aceh Tengah.
(Fauzan Azima, Mendale, 28 Mei 2018)