Oleh : Rahma Umar*
Selain dikenal sebagai penghasil kopi terbaik dunia, Takengon, Aceh Tengah juga dikenal akan keindahan alam dan danau Lut Tawar. Sehingga menghipnotis para wartawan untuk berkunjung ke daerah yang berhawa sejuk ini. Namun bertandang ke Takengon, belum sah jika belum menikmati hasil olahan ikan depik (Rasbora Tawarensis) yang merupakan salah satu ikan endemik Danau Lut Tawar.
Cukup mudah untk menemukan ikan depik, salah satunya bisa diperoleh di pasar-pasar tradisional dengan harga terjangkau. Jika sedang musim, depik bisa dihargai Rp15.00 hingga Rp20.000 per kal (Gayo-Red, satu mug) namun jika tidak musim, harga depik bisa melonjak hingga 2 kali lipat.
Umumnya, masyarakat Gayo mengolah depik menjadi makanan khas seperti, masan jing, dedah atau pengat dengan empan (andaliman) atau gegarang sebagai bumbu andalannya.
Namun, seiring berjalannya waktu, depik dijadikan lauk dengan olahan yang mulai variatif, salah satunya depik tangkap. Bahan untuk pembuatan depik tangkappun sangat sederhana.
Langkah awal, bersihkan ikan depik kemudian beri perasan jeruk sayur bisa diganti dengan jeruk nipis dan sedikit garam. Lalu goreng depik hingga matang.
Selanjutnya, siapkan daun pandan yang diiris kecil-kecil, juga daun temuru, jangan lupa sertakan irisan cabai, bawang merah dan bawang putih. Goreng semua bahan dan tiriskan.
Aduk depik yang sudah digoreng dengan dedaunan yang juga sudah kita goreng boleh di tambah garam. Maka depik tangkap siap dinikmati bersama keluarga Anda. [ZR].
*Rahma Umar adalah owner Dapoer Gayo