Mahasiswa Asal Takengon Wakili Indonesia pada Ajang Syarhil Qur’an di Mesir

oleh

Lauhin Mahfudz mahasiswa Universitas Al-Azhar Mesir asal Takengon kembali menorehkan tinta emas dalam perjalanannya sebagai seorang penuntut ilmu, sebelumnya pada tahun 2016 silam Ia berhasil melaju ke final Musabaqah Khutbah Jum’at dan berhasil meraih juara harapan satu.

Kini alumni UIN Ar-Raniry ini akan mewakili Indonesia dalam ajang Musabaqah Syarhil Qur’an pada 5 s.d 10 Maret 2018 di Mesir.

Musabaqah ini diadakan oleh Ikatan Persatuan Qori Indonesia (IPQI) bekerja sama dengan Persatuan Pelajar Mahasiswa Indonesia Mesir (PPMI) yang diikuti oleh mahasiswa/pelajar dari berbagai negara di Mesir.

Adapun cabang-cabang yang diperlombakan adalah Musabaqah Syarhil Qur’an, Musabaqah Hifdzil Qur’an dan Musabaqah Tilawah Qur’an.

Sebelumnya kata Lauhin, untuk bisa mewakili Indonesia dalam Syarhil Qur’an terlebih dahulu diseleksi, dalam penyeleksian tersebut Lauhin Mahfudz berpatner bersama Ahmad Farhan Tsani (mahasiswa asal Medan) dengan membawa tema Peran pemuda dalam memajukan umat dan bangsa

“Alhamdulillah kami berdua mendapat nilai terbaik sehingga bisa mewakili Indonesia dalam ajang Musabaqah Syarhil Qur’an,” kata Lauhin Mahfudz.

Dalam Musabaqah Syarhil Qur’an ini Lauhin Mahfudz berperan sebagai pensyarah/pidato sedangkan partnernya Ahmad Farhan Tsani sebagai Qori dan akan bersaing dengan negara lain yang juga mengutus wakilnya masing-masing.

Pada perlombaan nanti, kata Lauhin lagi, kefasihan berbahasa arab serta ketepatan ayat sangat diperhatikan dalam penilaian. Ada empat tema yang disodorkan oleh panitia yaitu : membangun generasi Qur’ani, ukhuwah sebagai penegak persatuan dan kesatuan suatu bangsa, aktualisasi zakat dalam mensejahterakan umat dan menjunjung tinggi harkat dan martabat kemanusiaan; tema terakhir merupakan tema yang akan dibawakan oleh Lauhin Mahfudz bersama patnernya.

Putra dari M. Saleh AR dan Murtasidah SPd.I ini mempunyai niat yang besar dalam menuntut ilmu karena ilmu menurutnya merupakan penerang peradaban suatu bangsa dan dengan ilmu juga bangsa akan maju.

“Ilmu menjadi pelita di tengah kegelapan dan petunjuk ditengah kesesatan artinya tidak ada batas dalam menuntut ilmu karena ilmu selamanya bermanfaat,” demikian kata Lauhin Mahfudz.

Lauhin juga berpesan kepada masyarakat untuk mahasiswa Indonesia teruslah berkarya dan berprestasi dalam bidangnya masing-masing karena bangsa Indonesia butuh mahasiswa yang berkualitas.

“Wabil khusus untuk mahasiswa Gayo, kita sebagai putra-putri daerah Gayo tetaplah menjaga nama baik Gayo ketika kita berada dalam perantauan (menuntut ilmu), jangan lupa dengan daerah asal dan selalu berdo’a dan minta dukungan dari keluarga dan saudara sehingga membangkitkan spirit menuntut ilmu,” kata Lauhin

“Serilah ulung ni belo, secercak uwah ni pinang, kuliah beloh muranto, pantang ulak sebelum menang,” pungkasnya.

[HM-Algayoni/ZR]

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.