LOKSEMAWE-LintasGAYO.co: Koalisi World Wild Life Fund for Nature (WWF) Indonesia dan Forum DAS Krueng Peusangan (FDKP) mengelar pelatiahan penambangan pasir yang bertangung jawab di lansekap sungai Peusangan, Jambo Aye dan Tamiang (PJT) di kota Lhokseumawe, di Hotel Rajawali, 19-20 Juni 2017.
Pelatihan yang diikuti oleh 20-an peserta yang terdiri dari aktivis dan pemerhati lingkugan tersebut merupakan pelatihan lanjutan yang dilaksanakan di Bireun.
Ketua FDKP Aceh Suhaimi Hamid menyampaikan dalam kata sambutannya pelatihan ini merupakan yang kedua setelah pelatiahan di Hotel Fajar Kabupaten Bireun pada bulan Mei yang lalu, di samping itu ia juga berharap peserta dapat mengaplikasikan dengan aksi dilapangan.
“Semoga para peserta bisa menyerap apa yang disampaikan oleh para nara sumber, sehingga selesai dari pelatihan ini para peserta pelatihan ini bisa akasi dilapangan,” ungakapnya.
Dalam kesempatan tersebut Muhammad Nur ketua WALHI Aceh hadir sebagai pemateri pada pelatihan ini, dalam pelatihan ini Muhammad Nur memgajarkan mekanisme advokasi lingkungan, juga penulisan lembar fakta kasus lingkungan hidup sebagai bahan pelaporan kasus.
Muhammad Nur berharap para peserta setelah selesai pelatiahan ini bisa menjadi bagian penting untuk mengawasi lingkungan untuk bisa tetap lestari.
“Sebenarnya tidak ada penggalian yang berkelanjutan, itu pasti kerusakan, kita harus komitmen kalau rusak ya rusak, hanya saja bagaimana kita mengawasi pelaksanaan sesuai ketentuan tidak melakukan pelanggarana, karena negara juga butuh pembangunan,” katanya.
Selain pembuatan lembar fakta, peserta kegiatan juga dibekali dengan pembuatan berita yang diisi oleh Imran wartawan TEMPO, kemampuan menulis berita sangat penting dalam mengadvokasi kasus lingkungan.
“Media sangat berpengaruh dalam mencegah rusaknya lingkungan, untuk itu kemampuan mrnulis bagi aktivis lingkungan sangatlah penting untuk mengedukasi masyarakat dan mencegah kerusakan lingkungan kita,” demikian ungkap Imran.
(Serta Lia Gali|Feri)