Sabaruddin Abdullah, Dari Kuli Bangunan Jadi Pengusaha Sukses

oleh

BIREUN-LintasGAYO.co: Setiap perjalanan hidup semua orang tak bisa ada yang mengetahuinya, ini memang sudah rahasia illahi. Jodoh, ajal dan rezeki semua sudah diatur Allah Swt. Sabaruddin Abdullah (40), salah satu contoh perjalanan hidup yang ia lalui dari pahit hingga berbuah manis. Bekerja sebagai pekerja bangunan hingga sukses menjadi pengusaha Kedai Runci di Negeri Malaysia.

Ketekunan dan kesabaran yang ia miliki dalam menjalani hidup sehingga berbuah manis. Perlahan tapi pasti dalam menjalani hidup lelaki kelahiran 15 Agustus 1977, asal Desa Meunasah Dayah Kecamatan Kota Juang ini, Jumat,(28/4/2017), di Bireuen, kepada media ini menceritakan sedikit perjalanan hidupnya sebelum ia sukses menjadi pengusaha toko kedai runci di Malaysia.

Berawal dari kerja ditempat kawan sehingga mempunyai kedai runci sendiri dengan mempekerjakan 20 orang Bireuen di kawasan Kuala Lumpur Malaysia.

Pada tahun 1997 dikarenakan tidak ada pekerjaan Sabaruddin memilih untuk Hijrah ke Malaysia, mencoba mencari penghidupan lebih baik.

Sabaruddin mendapatkan berita bahwa di Malaysia satu jam digaji 5 ringgit. Layaknya pemuda lainnya tujuan untuk mencari penghasilan lebih. Maka Sabaruddin memilih Hijrah ke Malaysia.

Pada awal tiba di Malaysia dirinya terpaksa harus banting tulang mencari uang dengan bekerja sebagai buruh bangunan. “Selama,1 Tahun lebih saya bekerja sebagai buruh bangunan,” kata pria yang biasa dikenal dengan panggilan Bos Ben.

Karena punya prinsip dalam hidup untuk perubahan, selanjutnya Sabaruddin memilih pekerjaan yang lain yaitu ia bekerja di Kedai Runci sahabatnya.

Kedai yang menjual berbagai barang kelontong. Di Malaysia disebut Kedai Runci, “Diajak sama kawan untuk kerja di kedai runci, karena saya punya prinsip untuk berubah, pekerjaan buruh bangunan saya tinggalkan,” dikisahkan Bos Ben.

Berbekal kerja di tempat kawan tersebut, hasil rezeki yang saya dapatkan saya sisipkan untuk membuka kedai milik sendiri. Meski sudah mempunyai Kedai Runci sendiri, ditempat kawan yang dulu Sabaruddin masih tetap bekerja ditempat kawanya, karena dia sudah mendapatkan kepercayaan penuh dari toke.

Pada tahun 2005, Sabaruddin memilih menikah, ia melepaskan masa lajang. Setelah menikah ia mulai hidup mandiri dengan membuka kedai runci milik sendiri. Setelah berkeluarga Sabaruddin seperti menemukan kehidupan yang sebenarnya, rezeki yang didapatkan mudah serta sanggup untuk mencukupi kebutuhan keluarga walaupun hidup di negeri orang.

Di kendai runci Sabaruddin yang terletak di Kuala Lumpur, mempekerjakan 20 orang Bireuen.

“rezeki yang Allah berikan kepada saya, setidaknya bisa dirasakan manfaat untuk orang-orang lain. Makanya saya memilih mempekerja orang Bireuen,” kata Sabaruddin Abdullah.

Kini kehidupan Bos Ben jauh berbeda dengan tahun 1997. Ia sudah mempunyai kehidupan yang layak serta aktif di kegiatan sosial untuk membantu sesama.

(Fajri Bugak)

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.