Menggapai Bintang dari Bintang Berangun Pintu Rime Gayo

oleh

Oleh: Utari Putri Primasari*

RABU 11 Januari 2017, hari pertamaku menginjakkan kaki di kampung ini. Yap, namanya Bintang Berangun kecamatan Pintu Rime Gayo, Bener Meriah.

Benar-benar yang pertama kalinya melihat pemandangan disekitar sini, sebenarnya bukan pertama kalinya bagi teman-teman yang lain. Karena sebenarnya saat survey awal pada pertengahan Desember 2016 kemarin tempatku bukan disini, tetapi karena di adakan juga KKN di daerah Pidie Jaya, dirombaknyalah anggota kelompok dimana aku yang menjadi salah seorangnya.

Disinilah sekiranya kami akan tinggal selama sebulan penuh untuk mengeksplorasikan kegiatan yang mampu membangun dan mendorong Bintang Berangun menjadi kampung yang lebih maju dan dapat memotivasi masyarakatnya.

Sempat berpikir apa yang bisa kami salurkan untuk kampung yang terdiri dari 4 dusun ini. Perjalanan kami yang hanya beranggotakan lima orang mahasiswa dengan bermodalkan 1 kendaraan bermotor akan dimulai hari ini hingga 30 hari kedepan.

Udara pagi nan sejuk sangat terasa hari ini, kabut menyapa bersama dingin yang menyentuh, indahnya. Setelah acara penyambutan di kantor Bupati dan kantor Camat Bener Meriah, mulailah bersilaturahmi dengan Reje Kampung Bintang Berangun dan kami pun diantarkan ke dusun yang akan kami tinggali dimana kami di sambut oleh kepala dusun Kampung Baru. Ramah tentunya, kehadiran kami dikampung ini pun disambut dengan hangat.

Dan satu hal lagi, disini ada anjingnya. Banyak? Ya, rata-rata hampir setiap rumah pun ada penjaganya.. si anjing tentunya. Tak heran yang awalnya was-was malah jadi terbiasa walaupun saat malam hari si anjing lebih agresif, karena sunyi tidak adanya kegiatan di malam hari. Hanya ada  Niru, yaitu kegiatan menghangatkan badan dengan api unggun yang hanya dilakukan oleh para lelaki.

Sehari telah berlalu, harus mulai membiasakan diri mandi pagi dengan air dingin. Air asli dari pegunungan, air yang mengalir tanpa henti, gratis tentunya.

Aktivitas kami pun dimulai, mulai dari mengunjungi sekolah. Satu-satunya sekolah di Kampung Bintang Berangun yaitu SDN Datu Derakal yang berada di dusun Berangun. Berhubung posko kami di dusun Kampung Baru jadi jarak perjalanan ke SD itu sekitar 2.1 km, jarak yang harus kami tempuh dengan berjalan kaki mendaki tiap pagi kesekolah. Setiap harinya kami berjalan kaki, kebersamaan yang menutupi setiap kelelahan dengan candaan dan tawa.

Benar-benar cuaca yang sangat berbeda dari perkotaan, terik matahari muncul menandakan pagi yang telah berlalu dengan udara yang masih sejuk. Kami mulai bersilaturahmi sekaligus memperkenalkan diri kepada warga antar dusun.

Hingga ashar pun tiba, “ngajii… ngajiii..” teriak salah satu anak melalui mic di mesjid. Kegiatan rutin yang dilakukan oleh anak-anak untuk memanggil teman-temannya mengaji. Benar-benar pemandangan yang indah bukan? Dari sinilah nantinya akan lahir bintang-bintang, ya dari Bintang Berangun ini akan lahir ‘bintang-bintang’ yang akan menerangi setiap sudut kampung yang masih gelap gulita ini. Wallahu’alam.[]

*Mahasiswa Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala dan Peserta KKN Angkatan 12 di Bener Meriah, di bawah bimbingan Dr. Teuku Muttaqin Mansur, MH

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.