Buku Khasanah Ekoleksikal, Perubahan Lingkungan, dan Pergeseran Bahasa Melayu Serdang Terbit

oleh

Medan-LintasGayo.co : Kayanya khasanah ekoleksikal, berubahnya lingkungan, dan bergesernya bahasa Melayu Serdang, mendorong akademisi, Faridah menulis buku Khasanah Ekoleksikal, Perubahan Lingkungan, dan Pergeseran Bahasa Melayu Serdang. “Alhamdulillah, sudah terbit dan sudah beredar. Khususnya, di kalangan peneliti, akademisi, dan mahasiswa linguistik,” kata Dr. Faridah di Medan, Kamis (5/1/2017).

Buku yang mengambil riset di Serdang tersebut, ungkap akademisi Universitas Islam Negeri (UIN) Sumatera Utara itu, berisi bentuk dan kategori leksikal yakni: leksikal dasar kategori nomina, leksikal dasar kegori verba, dan leksikal dasar kategori ajektiva. Mengenai makna dibicarakan makna leksikal, makna referensial eksternal, makna budaya, dan makna filosofis. Di samping itu, membahas tentang perubahan lingkungan penutur bahasa Melayu Serdang. Juga, korelasi pengetahuan dan sikap penutur serta sikap bahasa dan pergeseran bahasa Melayu Serdang.

“Pada mulanya, lingkungan penutur bahasa Melayu Serdang kaya akan leksikal flora dan fauna, sesuai dengan ekoregion pada masa itu. Karena, hutan lebat tempat fauna dan flora masih banyak, pada saat itu. Saat ini, tidak ditemukan lagi hutan lebat tempat flora dan fauna bermukim. Hal ini merupakan salah satu penyebab kepunahan leksikal flora dan fauna,” sebutnya.

Dijelaskan perempuan kelahiran Tanjung Morawa, 2 April 1966 itu, masuknya penutur nonbahasa Melayu Serdang di lingkungan penutur bahasa Melayu Serdang pada mulanya menggunakan adat istiadat dan bahasa bahasa Melayu Serdang. Dalam perkembanganya, sambungnya, mereka menggunakan adat istiadat dan bahasa daerah masing-masing. “Bertambahnya jumlah penduduk, sehingga banyak pemukiman dan perkantoran yang didirikan menyebabkan perubahan lingkungan. Jadinya, lahan pertanian semakin menyempit,” katanya.

Dilanjutkan bendahara Himpunan Sarjana Kesusasteraan Indonesia Cabang Sumatera Utara (2015-2020) itu, penutur tua masih menggunakan bahasa Melayu Serdang di rumah dengan penutur muda. Namun, penutur muda menjawab dengan menggunakan bahasa Indonesia. “Kalau sesama penutur tua masih menggunakan bahasa Melayu Serdang. Tapi, sesama penutur muda menggunakan bahasa Indonesia. Di laut, sesama penutur tua masih menggunakan bahasa Melayu Serdang. Tetapi, dengan penutur yang muda, penutur tua menggunakan bahasa Indonesia. Itu gambaran pergeseran bahasa Melayu Serdang,” tuturnya.

(AF)

Deskripsi Bibliografi
Judul Buku : Khasanah Ekoleksikal, Perubahan Lingkungan, dan Pergeseran Bahasa Melayu Serdang
Penulis : Dr. Faridah
Editor : Yusradi Usman al-Gayoni
Kata Pengantar : Prof. Dr. Aron Meko Mbete (Guru Besar Linguistik Universitas Udayana)
Sambutan : Prof. Tengku Silvana Sinar, Ph.D (Ketua Prodi Linguistik USU)
Ukuran : 17 x 24 cm
Tebal : xvi+228 hal
Penerbit : Mahara Publishing (anggota IKAPI)

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.