Manfaatkan, Syukuri Kelebihan dan Kekurangan Diri

oleh

Allah tidak menyukai hambanya yang berputus asa, karna Orang yang berputus asa adalah orang yang lemah. Apalagi putus asa terhadap diri sendiri

Oleh Junaidi A. Delung

Junaidi-Win-DelungAPA yang kita punya dalam diri kita, maka itulah kelebihan dan kekurangan kita selama ini. Pemberian oleh sang pencipta sebagai suatu jalan pada selanjutnya. Dengan alamat yang telah diberikan itu, tentu dengan sebaik mungkin kita manfaatkan dan kita lakuni kedepannya, lalu semasih manusia dalam hal kebaikan dan jalan yang lurus.

Semua orang mempunyai sisi kelebihan dan kekurangan, lalu apakah kita harus putus asa lantaran kekurangan yang kita miliki menjatuhkan kita? Atau apakah kita harus menghindari dan menjauh sejauh mungkin dari kekurangan yang kita miliki? Jika itu yang kita lakukan, maka akan sangat salah dalam menilai kepribadian dan salah dalam berpikir kepada diri sendiri. Karena dari kesalahan kita untuk berpikir atau putus asa, lalu kita tidak bangkit atau hanya sampai situ, jawabannya tidak.

Pribahasa sangat sering kita dengar, semua orang pasti  memiliki masa dan waktunya. Baik itu masa yang indah, berjaya dan lain sebagaina. Semua pasti ada masa dan waktu yang kita miliki dalam menjalani hari-hari walau diterpa kekurangan dalam diri kita.

Pada dasarnya jika kita memahami, Kekurangan dan kelebihan tidak menjadi hal besar dalam kepribadian, karna semuanya ada sisi-sisi dimana kekurangan kita akan ditutupi dari kelebihan kita nantinya. Begitu sebaliknya, kelebihan kita sungguh masih akan di tutupi dari kekurangan kita. Semua ada kadar ketentuan-ketentuan yang kita miliki.

Hal tersebutlah kita manfaatkan dengan sebaik mungkin. Bisa jadi kekurangan yang ada pada diri kita ada pada diri orang lain dan sebaliknya kelebihan kita menjadi kelemahan bagi orang yang lain.

Anda punya kelebihan, dan anda juga punya kekurangan. Semua mahluk yang diciptakan Allah SWT, pasti akan mendapati kelebihan dan kekurangan. Namun bukan berarti dengan kekurangan kita menyerah dan putus asa dalam melakukan sesuatu. Tidak menjangkaunya atau bahkan menghindarinya sejauh mungkin. Disisi lain, kekurangan akan menjadi kekuatan bagi kita dalam suatu hal juga. Karena kita tidak tahu, bahwa kekurangan yang dimiliki bisa membawa kita pada keberhasilan, pada kemakmuran, dan juga pada kebahagiaan nantinya. Sekarang mungkin tidak, lalu bagaimana dengan waktu yang akan datang?

Kita harus mensyukuri segala apa yang telah diciptakan dalam diri kita. Dengan kelebihan dan kekurang yang kita miliki, diantara sekian ribu pandangan dan sekian ribu juta orang pasti akan mengagumi kelebihan dan kekurangan dari yang kita miliki.

Kekurangan dan kelebihan yang ada pada diri kita, baik potensi, mental fisik merupakan kelebihan dan kekurangan bagi orang lain. Bisa jadi antara si A kekurangannya ada dengan si B, dan sebaliknya Kekurangan si B ada pada diri si A. Misalnya orang si A tidak bisa melukis pemandangan, melukis pohon, dan lain sebagainya. Namun ternyata, jika berbicara masalah Al-Qur,an, dan Al-Hadis, masalah agam yang ia pelajari selama ini, buku yang ia pelajari selama ini sangat mudah baginya dan bisa jadi di luar kepala. Dan sebaliknya si B, jika berbicara masalah lukisan, arsitek, ia menjadi jagonya, namun ketika berbicara terkait Al-Qur’an dan Al-Hadis, masalah agama, amal ibadah dan lain sebagainya, ia sangat masih minim.

Semua hal tersebut, sudah menjadi ketentuan bagi seorang hamba Allah yang memiliki kekurangan dan kelebihan yang ia punya. Dengan kelebihan dan kekurangan manusia bisa saling mengajarkan dan memanfaatkan segala apa yang telah ada pada diri kita.

Ketika kita mensyukurinya dengan kebaikannya, maka akan bertambah nikmat yang kita dapat, jika tidak mensyukurinya, mensyukurinyakesempitan maka kesempitan, kekurangan akan bertambah dan tentunya pasti akan semakin membawa kita pada kekurangan yang sesungguhnya.

Q.S. Ibrahim: 7.
Artinya: Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”.

[] Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) UIN Ar-raniry

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.