AROMA kopi Gayo arabica memang begitu menggoda. Tak hanya di negeri asalnya Takengon dan Bener Meriah kopi Gayo kini benar-benar telah mendunia, hampir di seluruh kota di Indonesia merasakan khasnya aroma kopi Gayo, tak terkecuali di kota pendidikan dan budaya Yogyakarta.
Yogyakarta yang terkenal dengan miniaturnya Indonesia, mulai dari pendidikan, budaya bahkan kulinernya, di Yogyakarta sendiri kini telah menjamur cafe-cafe mulai dari tingakat menengah ke bawah, yang biasa di jadikan tempat nongkrong sekaligus diskusi untuk menyelesaikan tugas kampus, maupun para aktifis kampus yang membicarakan masalah persoalan bangsa, sampai kelas menengah ke atas yang biasa di jadikan tempat para pengusaha untuk bersantai, akan tetapi yang paling menyedot perhatian adalah dari cafe-cafe yang ada di kalangan menengah keatas tercantum kopi arabika Gayo menempati urutan paling atas pada daftar menu.
Terlepas dari hal tersebut diatas, ada seorang mahasiswa Gayo yang berasal dari Pondok Baru Kabupaten Bener Meriah yang saat ini sedang menempuh pasca sarjana di salah satu universitas swasta di Yogyakarta, Khairi Andiko namanya.
Khairi sudah merintis usaha cafenya semenjak satu tahun yang lalu yang beralamat di jalan Krasak Timur, No.30, kecamatan Danurejan Yogyakarta. Cafe ini dinamai “KALE” cafe yang khusus menyediakan kopi Gayo.
Khairi mengisahkan, awal mula membuka cafe dulu masih memakai gerobak yang dijajakan di pinggir jalan, yang setiap sore dan malam hari harus di dorong dari kediamannya sampai tempat berjualan nya sejauh 3 km, “alhamdulillah sekarang kami sudah mempunyai tempat permanen,” ungkapnya.
Cafe ini sekarang sedang dalam proses untuk tahap pengembangan, dengan konsep Library, karna mengingat Jogjakarta mayoritas adalah pelajar jadi dia berharap ngopi sambil membaca dan belajar.
Setiap harinya, cafe ini dibuka mulai pukul 15.00 – 23.00 Wib, tentu dengan fasilitas free wifi.
(Syarifuddin AC)