Takengon-LintasGayo.co : Masa paceklik kopi Gayo yang diperparah dengan anjloknya harga komuditi pertanian bikin petani di Gayo terpuruk (rere-Gayo:red) saat ini, terlebih menjelang hari raya Idul Fitri 1437 Hijriah/2016 Masehi.
Kondisi ini tidak hanya berpengaruh kepada petani, juga pedagang termasuk pedagang ikan keliling seperti pengakuan Alamsyah, warga Pegasing Aceh Tengah.
“Kondisi ekonomi sangat sulit, kopi tidak sedang panen, harga sayur produksi petani anjlok, kami juga kena imbasnya,” ungkap Alamsyah, Jum’at 1 Juli 2016. Dia pedagang ikan keliling yang biasa berdagang di Atu Lintang, Pegasing dan Jagong Jeget.
Dikatakan, selain lebaran masyarakat juga segera dihadapkan untuk persiapan anak-anak sekolah yang masuk tahun ajaran baru.

Terpisah, salah seorang petani bawang merah di kecamatan Timang Gajah Kabupaten Bener Meriah, Muhammad mengaku tidak terpengaruh dengan kondisi terpuruknya harga komuditi pertanian saat ini.
“Harga anjlok sudah biasa terjadi, tinggal kesiapan manajemen keuangan kita saja menghadapinya,” ujar Muhammad yang ditemui di lahan bawang merahnya di Umah Besi Timang Gajah.
Dijelaskan, dalam usaha tani bawang merah, dirinya menjadwal 3 kali panen dalam setahunnya dengan modal sekali musim tanam Rp.13 juta. Setiap kali usai penjualan dia selalu menyisihkan keuntungan untuk menghadapi kemungkinan anjloknya harga.
“Modal kita simpan, keuntungan kita pakai untuk kebutuhan sehari-hari serta sebagiannya ita simpan,” aku Muhammad. (Kh)