Mengintip Kucica Kampung di Alam Bebas Kota Wuhan

oleh
ilustrasi : internet

Oleh : Helmi Suardi*

Helmi-SuardiSEBAGAI salah seorang pencinta alam tentu saja merasa nyaman dan senang melihat perkembangan salah satu negara dimana negara padat manusia dan sedang maju di bidang pembangunan ini sangat memperdulikan alam sekitarnya. Pemerintah setempat sangat mengutamakan, memperhatikan lingkungan hijau dan membiarkan burung-burung hidup bebas di tengah-tengah kota yang sedang berkembang ini.

Setiap hari terdengar suara siulan burung-burung di sana sini membuat hati menjadi senang dan bahagia yang tak terlukiskan. Burung- burung bersiul dengan garang penuh keindahan yang membawa alunan kehidupan manusia yang mendengarnya seperti terhipnotis, terlena dan terpukau akan keindahan suaranya.

Burung-burung hidup bebas dan sangat dekat dengan manusia bahkan sangat banyak terlihat di perumahan penduduk dan terlihat akrab dengan orang yang lalu lalang. Salah satu ialah yang paling banyak disini ialah burung kucica  kampung atau lebih dikenal burung kacer. kebahagian bagi burung ialah bisa terbang kemana-mana dan bisa menari juga bernyanyi sesuka hatinya tanpa gangguan manusia ataupun lainnya.

Kucica kampung atau kacer adalah salah satu jenis burung pengicau kecil yang sebelumnya dikelompokkan sebagai anggota keluarga Turdidae (murai), tetapi kini dianggap sebagai anggota Muscicapidae. Burung ini berwarna hitam dan putih dengan ekor yang panjang. Burung ini banyak ditemukan di daerah Asia Selatan dan Asia tenggara. Di Indonesia burung ini mulai langka karena penangkapan yang berlebihan untuk dipelihara.

Di Aceh, burung bertubuh gempal ini di kenal dengan sebutan Ciceem Pala. Burung kucica kampung atau kacer ini  terbilang sangat aktif mencari makan. mulai dari pohon kelapa, randu, pisang atau ranting pohon kering. Burung ini terlihat sendiri akan tetapi akan selalu bersama pasanganya pada saat musim kawin.

Tidak hanya saja kucica kampung atau kacer yang sangat banyak disini tetapi juga banyak jenis burung lainnya yang masih bisa hidup bebas terbang kesana kemari sebagai hakikat burung tanpa gangguan manusia. Warga Tiongkok tidak memperdulikan burung-burung yang nan indah ini ada dalam sangkar indah mereka, tetapi meraka ingin burung ini terbang bebas di alam terbuka yang bisa mereka saksikan setiap hari saat mereka berjalan kemana saja.

Kerindangan pohon-pohon besar dan juga kecil salah satu alasan mengapa kucica kampung atau kacer ini menjadi betah dan menetap di pohon-pohon yang tumbuh sangat baik yang sangat di jaga oleh pemerintah Tiongkok ini. Perintah Tiongkok yang sangat serius dalam melakukan penghijauan ini jelas bukan hanya saja manusia yang mengambil manfaatnya tetapi juga buat alam dan binatang lainnya yang memilih hidup di antara perumahan warga.

Kepedulian dan perhatiaan yang di berikan oleh masyarakat dengan tidak menangkapnya burung-burung ini membuat suasana tempat tinggal masyarakat Tiongkok ini lebih hidup dan indah. Semoga sisi baik rakyat Tiongkok ini bisa kita contoh dan kita aplikasikan dalam kehidupan kita dengan tidak semena-mena menangkap burung  yang ada di sekitar kita.[]

* Alumnus Pesantren Tgk. Chiek Eumpe Awee Montasik, Penerima Beasiswa China Scholarchip Council ( CSC ) sedang ikut Program Magister di Huazhong University of Science and Technology

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.