LGco Diminta Lebih Sering Selipkan Bahasa Gayo Dalam Berita

oleh
Kata benda dalam bahasa Gayo
Kata benda dalam bahasa Gayo

Takengon-LintasGayo.co : Bahasa Gayo adalah salahsatu bahasa di Indonesia yang paling kaya perbendaharaan kosakata bahasanya, namun belum ada kosakata bahasa Gayo yang menjadi bahasa Indonesia baku yang sering disebut secara nasional.

Untuk upaya tersebut, media LintasGayo.co (LGco) diminta digaris terdepan dengan cara banyak menulis istilah-istilah Gayo dalam pemberitaan.

Permintaan ini mencuat dalam diskusi beberapa penulis Gayo, Muhammad Syukri, Iranda Novandi, tokoh masyarakat Aceh Tengah Karimansyah bersama beberapa wartawan LintasGayo.co, di Takengon, Minggu 13 September 2015 lalu.

“Kata santai asalnya dari Palembang, menjadi bahasa Indoensia baku setelah dipopuler oleh media Tempo,” ungkap Muhammad Syukri. Untuk pemberitaan LGco, dia juga melakukan hal sama, sering menulis kata atau istilah Gayo dalam berita.

“Misalnya untuk kata Dekar yang maksudnya banyak ikan yang tertangkap pancing, atau istilah-istilah lainnya,” gagas Muhammad Syukri, staf ahli di Setdakab Aceh Tengah yang kerap menulis budaya disela-sela kesibukannya.

Sementara Iranda, yang sehari-hari sebagai wartawan di Banda Aceh mengungkapkan salahsatu kosakata bahasa Aceh sudah baku dipakai dalam pemberitaan media di Aceh adalah penyebutan peusijuk yang merupakan prosesi tradisi Aceh saat menyambut tamu, di Gayo disebut acara tepung tawar.

“Media di Aceh langsung menulis Peusijuk untuk acara adat menyambut tamu, dan pembaca langsung faham,” ujar Iranda. Bahasa Indoensia berasal dari bahasa Sangsekerta, bahasa Asing dan bahasa Daerah, Gayo mestinya juga ambil peran memperkaya bahasa Indoensia, timpalnya.

Salahsatu tujuan upaya ini, untuk melestarikan bahasa Gayo yang dikhawatirkan banyak kalangan akan segera punah. “Banyak kosakata bahasa Gayo yang sudah tidak diketahui lagi, perlu upaya bersama untuk mengulur kepunahan tersebut,” imbau Karimansyah yang menyatakan angkat salute kepada keluarga Alm. Tgk. Baihaki. AK, walau istrinya Urang Sunda dan berdomisili di Bandung namun tetap berbahasa Gayo saat di rumah bersama keluarga.

LGco Sudah Lakukan
Menanggapi diskusi ringan ini, Pimred LintasGayo.co, Khalisuddin menyatakan salahsatu tujuan didirikannya media Gayo tersebut adalah untuk menggali dan dan melestarikan bahasa Gayo.

“Kita sudah lakukan, dan kedepan lebih getol lagi mensosialisasikan bahasa Gayo ke dunia luar. Upaya ini tentu akan lebih berhasil jika didukung dengan pemakaian istilah oleh keluarga-keluarga Gayo sendiri dimanapun berada,” ujar Khalisuddin.

Dikatakan, dengan rubrik-rubrik seperti Inilah Gayo, Sarasagi, Kampungku, Sastra dan lain-lain, media LGco terus berupaya menyelip muatan bahasa Gayo. (Darmawan)

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.